Sosok Emil Salim, Profesor yang Ditunjuk-tunjuk & Disebut Arteria Dahlan Sesat
Arteria tak bisa mengendalikan emosi saat Emil menegaskan ada kewajiban dalam UU KPK untuk menyampaikan laporan. Itu dibantah Arteria.
Politikus PDIP Arteria Dahlan menjadi sorotan. Tingkah dan sikap emosionalnya dalam suatu program di televisi swasta membuat geram banyak orang. Hal itu terjadi saat Arteria berdebat membahas Perppu KPK dengan Emil Salim, salah satu politisi senior serta mantan menteri era Presiden Soeharto.
Saking emosionalnya, Arteria sampai menunjuk-nunjuk serta menyebut Emil sesat. Tingkahnya itu ditanggapi tenang oleh Emil.
-
Apa kontroversi yang dilakukan Arteria Dahlan? Arteria sempat jadi perbincangan publik lantaran mengancam memperkarakan Mantan Menko Polhukam Mahfud MD. Ancaman itu, karena Mahfud menyinggung markus saat rapat dengan Komisi III DPR RI. Selain itu, Arteria juga sempat menyinggung tentang ancaman pidana penjara paling lama 4 tahun bagi pelanggar Pasal 11 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010, tepatnya mengenai kewajiban merahasiakan dokumen terkait tindak pidana pencucian uang (TPPU). Ancaman itu ditujukan kepada Mahfud MD yang membongkar transaksi janggal Rp349 triliun.
-
Mengapa Arteria Dahlan terancam gagal lolos ke Senayan? Dia maju sebagai caleg dari dapil Jawa Timur VI yang meliputi Tulungagung, Blitar, Kediri, Kota Kediri, dan Kota Blitar. Tercatat meraih 62.242 suara, Arteria duduk di peringkat ketiga partainya. Sementara, jatah kursi PDIP hanya dua kursi. Dari total sembilan kursi di dapil tersebut.
-
Kapan PDRI dibentuk? Walaupun secara resmi radiogram Presiden Soekarno belum diterima, tanggal 22 Desember 1948, sesuai dengan konsep yang telah disiapkan, dalam rapat tersebut diputuskan untuk membentuk Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI), dengan susunan sebagai berikut:
-
Apa itu DPK? DPK adalah singkatan dari Daftar Pemilih Khusus. DPK adalah daftar pemilih yang memiliki identitas kependudukan tetapi belum terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) dan Daftar Pemilih Tambahan (DPTb).
-
Kapan kasus pungli di rutan KPK terungkap? Kasus tersebut rupanya dilakukan secara terstruktur oleh salah satu mantan pegawai KPK bernama Hengki. Di saat yang bersamaan, penyidik KPK yang juga mengusut kasus pungli tersebut telah mengumumkan Hengki sebagai tersangka.
-
Apa yang disita KPK dari rumah kader PDIP di Jatim? Dia melanjutkan, di rumah Mahfud yang berada di perumahan Halim Perdana Kusuma telah disita dua handphone dan uang tunai pecahan Rp 20 ribu senilai Rp 300 juta rupiah
Arteria tak bisa mengendalikan emosi saat Emil menegaskan ada kewajiban dalam UU KPK untuk menyampaikan laporan. Itu dibantah Arteria.
"Nggak pernah dikerjakan Prof. Prof tahu gak?" kata Arteria sembari membetulkan posisi duduknya menjadi setengah berdiri.
"Tiap tahun menyampaikan laporan," sambung Emil.
Di sinilah, Arteria meradang. "Mana Prof, saya di DPR, Prof. Nggak boleh begitu Prof. Saya yang di DPR, saya yang tahu, mana, Prof sesat, ini namanya sesat," kata Arteria dengan nada tinggi memotong pernyataan Emil sambil menunjuk-nunjuknya.
Dikutip dari berbagai sumber, berikut jejak rekam Emil Salim:
Menteri era Presiden Soeharto
Pria kelahiran Lahat 8 Juni 1930 ini merupakan menteri Bidang Penyempurnaan dan Pembersihan Aparatur Negara Indonesia ke-2. Dengan masa jabatan 1971-28 Maret 1973.
Saat itu ia menggantikan Harsono Tjokroaminoto. Setelah itu, Emil kembali dipercaya Presiden Soeharto untuk menjadi pembantunya dalam jajaran kabinet.
Kali ini Emil dipercaya sebagai Menteri Perhubungan menggantikan Frans Seda. Dengan masa jabatan 28 Maret 1973-29 Maret 1978.
Selanjutnya, Emil lagi-lagi dipercaya Soeharto masuk kembali dalam jajaran kabinet. Kali ini dengan posisi menteri baru. Yakni, Menteri Negara Pengawasan Pembangunan dan Lingkungan Hidup Indonesia pertama. Dengan masa jabatan 29 Maret 1978-17 Maret 1993.
Ketua Dewan Pertimbangan Presiden SBY
Paripurna membantu dalam kabinet Presiden Soeharto, Emil mendapat kepercayaan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk menjadi Ketua Dewan Pertimbangan Presiden. Dengan masa jabatan 25 Januari 2010-20 Oktober 2014.
Masih Keturunan Haji Agus Salim
Emil Salim merupakan putra dari Baay Salim dan Siti Syahzinan dari Nagari Koto Gadang, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Emil masih keponakan pahlawan nasional Haji Agus Salim.
Lulusan University of California, Amerika Serikat
Emil Salim memulai pendidikannya di Frobel School, Banjarmasin, Kalimantan Selatan sejak 1935-1936. Kemudian ia melanjutkannya ke Europesche Lagere School, Banjarmasin di tahun 1936-1940, Lahat 1940-1942.
Selanjutnya, Emil hijrah ke Palembang untuk menempuh pendidikan di Dai Ichi Syo-Gakko selama 2 tahun, yakni 1942-1944. Dan melanjutkannya ke Sekolah Menengah Umum Pertama di kota yang sama.
Tahun 1948-1951, Emil pindah ke Bogor, Jawa Barat untuk bersekolah di SMAN 1.
Di jenjang yang lebih tinggi lagi, usai lulus SMAN 1 Bogor, Emil melanjutkannya ke Universitas Indonesia Fakultas Ekonomi dari tahun 1951-1958.
Kemudian, ia menempuh S2 dan S3 di Negeri Paman Sam lewat University of California, Berkeley, Amerika Serikat di Departement of Economics (1959-1964), lalu Master of Arts di 1962, selanjutnya gelar Ph.D didapatkan Emil setelah merampungkan disertasi berjudul Institutional Structure and Economic Development di tahun 1964.
(mdk/rhm)