Spripim Polda Gorontalo Ditemukan Tewas Dalam Mobil Dinas, Diduga Bunuh Diri
Personel Spripim tewas dengan luka tembak di dalam mobil dinasnya.
Seorang personel Staf Pribadi Pimpinan (Spripim) Kepolisian Daerah Gorontalo, Brigadir Satu RF (28) ditemukan tewas di dalam mobil dinasnya di Limboto Barat, Kabupaten Gorontalo. Briptu RF diduga bunuh diri dengan cara menembak dirinya sendiri dengan senjata api (senpi) miliknya.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Gorontalo Komisaris Besar Wahyu Tri Cahyono membenarkan adanya personel Spripim tewas dengan luka tembak di dalam mobil dinasnya. Berdasarkan penyelidikan sementara, Briptu RF bunuh diri.
-
Bagaimana polisi berusaha menangkap para buronan? Polisi mendatangi rumah empat buronan penyekap dan pemerkosa secara bergilir siswi SMP selama tiga hari di Lampung Utara, Lampung, inisial NA.
-
Bagaimana polisi tersebut disekap? Saat aksi percobaan pembunuhan itu dilakukan, korban memberontak sehingga pisau badik yang dipegang pelaku N mengenai jari korban dan mengeluarkan darah. "Selanjutnya tersangka N melakban kedua kaki agar korban tidak berontak.
-
Kapan gadis tersebut melapor ke polisi? Korban merupakan warga Old City, Hyderabad. Dia berjalan sendirian ke kantor polisi dua tahun lalu dan mengajukan laporan terhadap ayahnya.
-
Di mana polisi tersebut disekap? Kasat Reskrim Polrestro Tangerang, Kompol Rio Mikael Tobing, menjelaskan percobaan pembunuhan terhadap korban anggota Polri terjadi di Jalan Tol Tanah Tinggi, Batu Ceper, Kota Tangerang, terjadi pada Rabu (18/10) silam.
-
Apa yang dimaksud dengan pangkat polisi? Mengutip dari laman polisi.com, tanda kepangkatan Polri adalah daftar tanda pangkat yang dipakai oleh Kepolisian Negara Indonesia.
-
Siapa yang ditangkap polisi? "Kami telah mengidentifikasi beberapa pelaku, dan saat ini kami baru menangkap satu orang, sementara yang lainnya masih dalam pengejaran," ujar Kusworo.
"Dugaan sementara bunuh diri," ujarnya saat dihubungi melalui telepon, Minggu (26/3).
Tri mengaku penyidik sudah mengamankan sejumlah barang bukti termasuk senpi yang digunakan briptu RF diduga untuk bunuh diri. Tri mengatakan seharusnya hari ini, penyidik akan melakukan autopsi terhadap jenazah Briptu RF tetapi batal digelar.
"Jadi tadi sebenarnya akan digelar autopsi. sudah dihadirkan keluarga korban agar (penyidikan) secara transparan," kata dia.
Tri mengaku ada enam orang anggota keluarga Briptu RF yang hadir. Sebelum dilakukan autopsi, keenam orang tersebut dipersilakan untuk melihat jenazah Briptu RF.
"Sebelum dilakukan autopsi dipersilakan untuk melihat kondisi mayat korban itu. Kondisi jenazah pada waktu itu masih utuh seperti saat ditemukan di TKP. Termasuk pakaian yang masih melekat dan sesuai yang digunakan," tegasnya.
Tri menegaskan hal tersebut dilakukan agar tidak ada kecurigaan dari pihak keluarga tentang kondisi jasad Briptu RF. Tri juga membantah jika ada penilaian dari pihak lain bahwa kasus ini direkayasa.
"Itu sengaja, supaya nanti tidak ada kecurigaan, seolah-seolah direkayasa. Makanya diberikan kesempatan kepada pihak keluarga korban untuk melihat kondisi tersebut," tegasnya.
Setelah pihak keluarga memeriksa kondisi jasad Briptu RF, akhirnya mereka menolak untuk dilakukan autopsi. Penolakan autopsi ditandai dengan surat keberatan yang ditandatangani oleh keluarga Briptu RF.
"Jadi mereka tidak mau dilakukan autopsi. Setelah diberi penjelasan, pihak keluarga korban tetap tidak bersedia untuk dilakukan autopsi. Sehingga sesuai proedur dilakukan penyidik, keluarga korban membuat surat keberatan untuk dilakukan autopsi," ucapnya.
Meski menolak untuk dilakukan autopsi, pihak keluarga meminta agar polisi bisa mengungkap motif Briptu RF nekat diduga bunuh diri.
"Keluarganya meminta agar motif atau penyebab kematiannya diungkap," tutupnya.
(mdk/ray)