Sudah beberapa tahun siswa MI di Sukabumi belajar di tenda darurat
"Kondisi kelas rawan ambruk dan jika hujan selalu becek dan bocor," ucap Hilman.
Ratusan pelajar Madrasah Ibtidaiyah (MI) Batununggul, Kecamatan Pelabuhan Ratu, Kabupaten Sukabumi terpaksa harus belajar di tenda pinjaman dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah setempat.
"Sudah beberapa tahun terakhir ini kami terpaksa menggunakan teda dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar (KBM) karena kondisi kelas yang rawan ambruk dan jika hujan selalu becek dan bocor," ujar Kepala MI Batununggal, Hilman Gazali di Sukabumi, Jumat (8/4).
Menurutnya, jumlah pelajar MI itu muridnya ada 104 orang. Sekolah ini hanya memiliki lima ruangan, satu digunakan ruang guru dan empat ruang lainnya untuk kelas.
"Karena kondisinya yang rawan ambruk terpaksa jika hujan turun kita memindahkan KBM ke dalam tenda, dan itu pun seluruh kelas disatukan sehingga proses KBM tidak maksimal," keluh Hilman.
Selain ruang kelas yang sudah tidak layak, sekolah ini juga kekurangan meja dan kursi. Sehingga terpaksa anak didiknya belajar di lantai.
Kondisi seperti ini memang sangat memprihatinkan, tetapi pihak sekolah tetap berupaya memberikan yang terbaik untuk anak didiknya agar tetap bisa mendapatkan ilmu untuk masa depannya.
"Di tengah keterbatasan ini kami tetap harus bersemangat dalam melakukan KBM, selain itu mayoritas pelajar ini berasal dari kalangan tidak mampu menyebabkan sekolah sulit menarik iuran," ucapnya.
Hilman mengatakan, sebenarnya pihaknya sudah melayangkan proposal permohonan bantuan ke Kantor Kementerian Agama Kabupaten dan Pemerintah Sukabumi sejak tahun lalu. Namun hingga saat ini belum ada respon.
Untuk itu pihaknya berharap agar ada lembaga yang membantu membangun ruang kelas untuk kegiatan KBM yang layak.
Dea, siswi kelas IV MI Batununggal mengatakan dirinya sulit menyerap informasi dari gurunya, karena kondisi tempat KBM tidak layak. Jika kemarau selalu berdebu dan saat musim hujan becek dan bocor. Ditambah dalam ruang kelas ada dua guru saja yang memberikan materi untuk jenjang kelas berbeda.
"Susah konsentrasi, tetapi bagaimana lagi saya harus tetap semangat di tengah keterbatasan ini," katanya dikutip dari Antara.
Dasep pelajar kelas II MI, menambahkan dirinya terpaksa harus belajar di lantai, lantaran tidak ada kursi dan meja. Bahkan terkadang harus membungkuk dan pegal selama mengikuti KBM.
Baca juga:
Korupsi proyek gedung, 2 pejabat SMPN 7 Nisel dituntut 5,6 tahun bui
Tiga tahun ambruk, sekolah ini tak kunjung diperbaiki
Pembangunan gedung mangkrak, Siswa SD Curug 2 belajar seadanya
Atap sekolah ambruk, Disdik Depok diminta pidanakan kontraktor
Jokowi hanya izinkan pembangunan gedung baru untuk sarana pendidikan
Ruang sekolah rusak, pelajar SD Tolitoli terpaksa belajar di teras
-
Mengapa SDN Margamulya II dalam kondisi rusak? Kondisi dinding serta kayunya banyak yang mengalami pelapukan, karena tidak pernah tersentuh pembangunan sejak pertama kali didirikan pada 1993.
-
Bagaimana kondisi SMP Sukamenak sekarang? Yang tersisa dari peninggalannya adalah beberapa dinding berbahan batu bundar yang direkatkan menggunakan semen.
-
Kapan kaki seribu sering terlambat sekolah? Soalnya kakinya banyak, jadinya kalau pakai sepatu kelamaan.
-
Apa yang dilakukan dosen muda ini di kelas? Sebelum masuk ke kelas, dosen muda bernama Akbar ini memang sudah berkenalan dengan mahasiswanya yang masih baru. Saat masuk ke kelas, mahasiswanya pun bertanya apakah ia kakak tingkat.
-
Kenapa ucapan kelulusan sekolah dianggap penting? Ucapan tersebut juga menjadi penyemangat untuk membantu mereka ketika mereka memulai tahap kehidupan selanjutnya.
-
Mengapa kepala sekolah SDN 1 Cibeureum dipecat? Agar mendapat efek jera, Nopi Yeni selaku kepala sekolah diketahui telah dipecat dan diberikan sanksi yang sesuai.