Sudah diberi tuslah, layanan maskapai Indonesia harus meningkat
"Jangan harga kelas atas, tapi service kelas bawah," kata Tulus Abadi dari YLKI.
Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) meminta agar maskapai penerbangan nasional meningkatkan pelayanannya. Ini menyusul bakal disetujuinya proposal tuslah atau biaya tambahan angkutan udara milik Indonesia National Air Carriers Association (INACA) oleh Kementerian Perhubungan.
"Jangan harga kelas atas, tapi service kelas bawah," kata Anggota YLKI Tulus Abadi, saat dihubungi di Jakarta, Jumat (6/12).
-
Kapan bandara Lolak diresmikan? Bandar udara (bandara) di Provinsi Sulawesi Utara kian bertambah, kini baru saja beroperasi bandara Lolak di Bolaang Mongondow, Minggu (18/2).
-
Siapa yang memulai aksi jalan kaki dari Yogyakarta ke Bandung? Aksi kemanusiaan dilakukan oleh seorang lansia penyintas stroke asal Kota Bekasi, Jawa Barat bernama Komaruddin Rachmat.
-
Bagaimana bandara Lolak diresmikan? Peresmian ini ditandai dengan pendaratan perdana pesawat tipe DHC-6 Twin Otter maskapai SAM Air sekitar pukul 15.52 WITA.
-
Apa yang menjadi sisa kejayaan lalu lintas kereta api di Bandung? Konon, rel ini menggambarkan sisa kejayaan lalu lintas kereta api rute Bandung Kota hingga Ciwidey, Kabupaten Bandung.
-
Mengapa penerbangan di Bandara Husein Sastranegara dipindahkan ke Bandara Kertajati? Nantinya dimulai bulan Oktober akan operasi penuh, artinya dari Bandara Husein Sastranegara akan digeser ke Kertajati utamanya untuk yang pesawat jet," kata Presiden Joko Widodo, saat menijau kesiapan Bandara Kertajati, mengutip Liputan6
-
Bagaimana KM Soneta tenggelam? Saat kejadian kondisi ombak sedang besar setinggi 2,5 meter dengan angin kencang dan arus deras. Sebanyak sembilan ABK yang terombang ambing diselamatkan oleh kapal KM Bintang Barokah yang sedang melintas.
Dia juga menegaskan bahwa peningkatan keselamatan penerbangan mutlak dilakukan oleh maskapai. "Safety harga mati."
Sekedar informasi, pada semester I tahun ini sudah tiga kali terjadi kecelakaan pesawat terbang. Lebih banyak ketimbang tiga tahun sebelumnya.
Sebelumnya, Kepala Pusat Komunikasi Publik Kemenhub Bambang S. Ervan menegaskan dasar penerapan tuslah akan dituangkan dalam keputusan menteri perhubungan. Namun, bentuknya bukan revisi tarif batas atas, sehingga bakal dievaluasi tiga bulan sekali.
"Tuslah bakal dihitung per jam," kata Bambang.
Tuslah untuk pesawat jet lebih besar ketimbang pesawat baling-baling. Besaran tuslah yang akan diputuskan lebih kecil dari usulan INACA. Kebijakan ini diajukan untuk mengurangi beban biaya operasional maskapai yang membengkak lantaran depresiasi rupiah terhadap dolar AS.
Isu tuslah mengemuka tahun ini setelah dilontarkan INACA. Pengusaha penerbangan menilai, komponen bahan bakar avtur, antrean terbang di bandara, sampai kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) sebagai alasan mengajukan peningkatan biaya operasional.
Biaya komponen yang berujung pada kenaikan tarif disambut kritis YLKI maupun anggota DPR dari Komisi V. Sebab, konsumen harus menanggung biaya lebih besar, tapi layanan jauh dari memuaskan. Pengamat dan anggota DPR merasa imbas negatif dari pertumbuhan bisnis penerbangan seharusnya bisa diprediksi pemerintah jauh-jauh hari.
Kemenhub sendiri sudah memprediksi adanya lonjakan penumpang pesawat pada 2013, sebesar 10 hingga 15 persen. Tahun lalu, seluruh maskapai di Indonesia mengangkut 72,4 juta orang, dengan konsentrasi aktivitas paling banyak membebani Bandara Soekarno-Hatta. Akibatnya, muncul persoalan delay sampai pesawat antre turun yang merugikan konsumen.
(mdk/ard)