Sugeng Santoso Memutilasi Korban di Malang Gunakan Gunting
Sugeng juga membantah kalau telah meniduri (merudapaksa) korbannya, walaupun diakui sempat tinggal bersama di lokasi. Tetapi pelaku mengetahui kalau korbannya sedang menstruasi.
Sugeng Santoso (49) mengakui sebagai pelaku mutilasi perempuan yang hingga saat ini belum diketahui identitasnya. Ia mengaku menggunakan peralatan seadanya, yakni sebuah gunting untuk memotong-motong tubuh korban menjadi 6 bagian.
Korban yang baru dikenal oleh pelaku diajak ke lokasi yang selama ini menjadi tempat tinggalnya. Kondisi korban saat itu, kata pelaku, dalam keadaan sakit.
-
Apa yang terjadi dengan keluarga di Malang? Polisi menduga tiga orang dalam satu keluarga yang meninggal dunia di Kabupaten Malang bunuh diri bersama-sama.
-
Kapan sagu mutiara dianggap matang? Setelah direbus selama sekitar tujuh menit, kompor dimatikan, Diamkan sagu mutiara sejenak, paling lama satu menit. Setelah itu, sagu mutiara telah matang sempurna dan dapat disajikan.
-
Apa jenis penipuan yang marak terjadi belakangan ini? Salah satunya yang marak belakangan ini adalah social engineering bermodus penipuan melalui permintaan untuk mengklik sebuah file undangan pernikahan berformat APK di WhatsApp (WA).
-
Kapan Rumah Hantu Malioboro buka? Objek wisata ini buka setiap hari mulai pukul 18.00 hingga 22.00.
-
Kenapa Kulat Pelawan mahal? Jika dijual, Kulat Pelawan amat mahal, harganya bisa mencapai jutaan rupiah per kilogram. Proses pertumbuhan jamur ini konon terbilang sulit, karena harus menunggu sambaran petir. Semakin jarang ditemukan, makin tinggi juga harganya di pasaran.
-
Bagaimana susunan rumah di Kampung Batu Malang? Terlihat rumah-rumahnya yang dibangun di area perbukitan, sehingga tertata menanjak ke atas.
Pelaku membantah kalau telah membunuh atau mencekik korbannya, tetapi mutilasi dilakukan setelah korban meninggal dunia. Korban dimutilasi sesuai dengan pesan yang disampaikan sebelum meninggal dunia. Pelaku mengalami halusinasi juga mengaku mendapatkan pesan itu.
Sugeng juga membantah kalau telah meniduri (merudapaksa) korbannya, walaupun diakui sempat tinggal bersama di lokasi. Tetapi pelaku mengetahui kalau korbannya sedang menstruasi.
"Semua pengakuan korban akan kita dalami," kata AKBP Asfuri, Kapolres Malang Kota, Rabu (15/5).
Sugeng diketahui sebagai warga Kelurahan Jodipan, Kota Malang yang sehari-hari bekerja secara serabutan. Ia sebelumnya pernah berumah tangga tetapi kemudian berpisah karena kasus penganiayaan.
Sugeng juga pernah tinggal di sebuah rumah di kampungnya. Polisi telah mendatangi bekas rumah tinggalnya, berdasarkan informasi tulisan yang tertempel di lokasi. Tulisan-tulisan membingungkan dan sulit dipahami seperti di lokasi juga ditemukan di rumah tersebut.
Jasad korban kemudian ditemukan secara terpisah di dalam kamar mandi dan sekitar tangga Lantai II Pasar Besar Kota Malang. Jasad korban ditemukan sudah dalam kondisi membusuk dan mengeluarkan aroma tidak sedap.
Sugeng pun mengaku hanya mengenal korban sebagai Maluku, berdasarkan kenalan pertamanya. Tetapi tidak mengetahui nama korbannya yang sebenarnya.
Maluku bisa berarti tempat atau ras suku korban berasal atau sekadar nama panggilan sehingga memang perlu didalami lebih lanjut.
Sementara dalam video beberapa detik, terlihat Sugeng berbincang secara tenang. Kata-katanya berdalih dengan tegas terkait perintah korban untuk memutilasi.
Baca juga:
Wajah Rusak, Wanita Korban Mutilasi di Pasar Besar Malang Sulit Diidentifikasi
Pelaku Mutilasi Mayat di Pasar Besar Malang akan Jalani Tes Kejiwaan
Kasus di Malang, Pelaku Mengaku Memutilasi Atas Permintaan Korban
Usai Membunuh, Prada DP Bawa Kabur Motor Fera dan Beli Tas Ransel
Sebuah Nama di Telapak Kaki Korban Mutilasi Kota Malang Jadi Petunjuk Polisi
Secarik Kertas Misterius di Area Penemuan Korban Mutilasi 6 Bagian di Malang