Sumur tua di Semarang ini dulu juga dipakai mandi noni Belanda
"Airnya enggak pernah habis di sini. Selalu muncul dan muncul terus," kata Rifaat.
Sumur tua peninggalan Belanda yang berada tepat di sisi timur Gereja Immanuel ternyata sudah puluhan tahun silam menjadi penopang perekonomian warga setempat.
Bahkan, konon noni-noni Belanda yang bermukim di kawasan Kota Lama Semarang dulu juga menggunakan sumber mata air di dalamnya untuk mencukupi kebutuhan setiap hari.
Tapi tahukah Anda, bila asal muasal sumber mata air di situ berkaitan erat dengan keberadaan asrama tentara yang dulu sempat berdiri di dekatnya. Seorang warga setempat, Mujiono berkisah, sewaktu kecil dia diajak ayahnya menimba air di situ sering kali melihat barisan tentara mengambil air di sumur tua buatan Belanda.
"Dulu kata kakek saya, malah ada noni Belanda yang sering memakai sumur ini. Jadi sumur tua di sini sudah melekat kuat dalam keseharian warga sejak puluhan bahkan ratusan tahun silam," sahut warga lainnya, saat berbincang dengan merdeka.com, Rabu (22/10).
Sementara itu, Ahmad Rifaat, seorang sopir angkot juga mengungkapkan hal serupa. Setahu dia, sumur tua di samping Gereja Immanuel sudah ada jauh sejak zaman pendudukan tentara Jepang.
"Airnya enggak pernah habis di sini. Selalu muncul dan muncul terus. Jadi warga di sini tidak terlalu khawatir kalau musim kemarau tiba," tutur Rifaat.
Bagi dia sumber mata air di sumur tua sangat membantu. Dia yang menjadi sopir angkot sejak lama kerap berhenti sejenak di situ hanya sekadar mengambil air dalam dua botol besar sebagai cadangan air radiator mesin mobil.
"Sumur ini tidak angker. Jadi beda dengan gedung-gedung tua yang ada di sekitarnya," ujar Rifaat.