Super Tucano baru juga terkena dampak larangan terbang
Empat unit pesawat Super Tucano hari ini tiba di Malang.
Empat unit pesawat Super Tucano baru dari Brazil tiba di Bandara Abdulrachman Saleh, Malang, Senin (29/2). Tetapi pesawat tempur taktis tersebut dilarang terbang, berdasarkan ketentuan dari Mabes TNI Angkatan Udara (AU).
Larangan tersebut berlaku sejak terjadinya kecelakaan Super Tucano TT-3108 di Kota Malang, Rabu (10/2) lalu. Sejak saat itu, semua pesawat Super Tucano sebanyak 11 unit diistirahatkan. Ketentuan itu pun berlaku untuk empat pesawat yang baru tiba.
Mabes TNI Angkatan Udara (AU) memberlakukan ketentuan tersebut sampai ditemukan kesimpulan penyebab jatuhnya pesawat Super Tucano TT-3108. Tim investigasi sedang bekerja untuk menjawab penyebab kecelakaan yang menewaskan empat korban jiwa tersebut.
"Sementara akan kita laksanakan pemeriksaan pesawat. Tetapi tidak diterbangkan sampai investigasi selesai. Tidak boleh terbang sesuai dengan perintah Mabes TNI AU," kata Marsekal Pertama Djoko Senoputro, Komandan Lapangan Udara (Danlanud) Abdulrachman Saleh di Malang, Senin (29/2).
Empat unit pesawat jenis EMB-314 Super Tucano tiba di Lapangan Udara (Lanud) Abdulrachman Saleh Malang, Senin (29/2). Masing-masing dengan nomor register TT-3110, TT-3114, TT-3115 dan TT-3116. Pesawat akan memperkuat alat utama sistem pertahanan (Alutsista) TNI Angkatan Udara (AU).
Djoko menegaskan untuk bisa kembali menerbangkan pesawat Super Tucano, pihaknya masih menunggu hasil investigasi yang akan bekerja. Tim investigasi dijadwalkan akan datang ke Lanud Abdulrachman Saleh, Selasa (1/3) besok.
"Sampai nanti ada pernyataan kalau semuanya clear (baru boleh terbang). Sementara tes pesawat dilakukan hanya di darat saja," tegasnya.
Djoko mengaku belum tahu yang akan dilakukan oleh Tim Investigasi tersebut, karena dirinya juga tidak boleh mengetahuinya. Tim akan datang dari Mabes TNI Angkatan Udara akan bekerja sama dengan semua pihak yang berkaitan dengan kecelakaan tersebut.
Sebelumnya, kata Djoko, sudah bekerja Tim Pendahulu yang menggali informasi dalam bentuk laporan awal untuk disampaikan kepada pimpinan. Tim pendahulu sempat bekerja selama tiga hari di Malang, tapi dirinya tidak diberi tahu yang dikerjakan.
"Kita tidak boleh tahu. Ini baru ditindaklanjuti oleh tim investigasi. Sebelumnya itu tim pendahulu untuk Tim Utama bekerja," katanya.
Tim akan meneliti media pesawat yang hancur, termasuk para personelnya, serta seluruh bukti yang diperoleh di lapangan. Sekitar 22 personel akan terlibat dalam Tim yang dipimpin oleh Sespin Keselamatan Terbang dan Kerja (Lambangja).
Baca juga:
Empat Super Tucano tiba dari Brazil, perkuat alutsista TNI AU
Ini empat Super Tucano dari Brasil yang siap perkuat TNI AU
Buntut kecelakaan pesawat, seluruh Super Tucano dilarang terbang
Ini yang terjadi usai jatuhnya pesawat Super Tucano
-
Kapan penyerahan pesawat C-130J-30 Super Hercules ke TNI AU? Acara serah terima dihadiri langsung oleh Presiden Jokowi dan Menhan Prabowo Subianto. Momen Menarik Kasad Hormat ke Prabowo
-
Apa yang nyaris digunakan oleh TNI AU sebagai pesawat tempur? Jet tempur terbaru itu nyaris memperkuat TNI AU. Batal di saat-saat terakhir.
-
Kapan TNI AU menggunakan OV-10 Bronco di Timor Timur? OV-10 Bronco TNI AU, 'Si Kampret' Penghajar Fretilin Tahun 1976-1977
-
Apa saja alutsista baru yang diterima TNI AU untuk menambah kekuatan pertahanan? TNI AU telah menerima alutsista baru sebanyak delapan unit Helikopter H225M, lima unit pesawat angkut C-130 J Super Hercules buatan Lockheed Martin, lima unit pesawat jenis NC-212i buatan PT Pindad Indonesia (PTDI), delapan unit drone tempur CH-4 buatan China, serta Radar RAT-31 DL/M.
-
Mengapa B-25 Mitchell menjadi pesawat andalan TNI AU? Pesawat itu adalah B-25 Mitchell buatan North American Aviation. B-25 Mitchell Menjadi Pesawat Pengebom Andalan AS dan Sekutu Saat Perang Dunia II Bomber ini dilengkapi 12 senapan mesin berat 12,7 mm dan bisa mengangkut 1,5 ton bom. Terbang jauh untuk menghajar wilayah lawan.
-
Kapan Sesko TNI AU resmi didirikan? Seskoau resmi didirikan pada tanggal 1 Agustus 1963.