Survei: Publik Nilai Pemda Kurang Bantu Warga Hadapi Covid-19 6 Bulan Terakhir
Salah satu yang ditanyakan kepada responden adalah tindakan Pemerintah Daerah menangani Pandemi selama 6 bulan terakhir.
Litbang Kompas melakukan riset terkait penanganan pandemi oleh pemerintah. Salah satu yang ditanyakan kepada responden adalah tindakan Pemerintah Daerah menangani pandemi selama 6 bulan terakhir.
Litbang Kompas melempar 3 pertanyaan kepada responden. Pertama yaitu 'Menyerahkan/Menyumbangkan gaji pribadi untuk membantu penanganan Covid-19'.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Bagaimana para peneliti menemukan virus tertua yang pernah ditemukan? Dalam sekuens mentah tersebut, mereka mencari sisa-sisa genom atau keseluruhan informasi genetik suatu organisme dari tiga jenis virus DNA: adenovirus, herpesvirus, dan papillomavirus. Dari analisis tersebut, para peneliti berhasil menemukan virus tertua yang pernah ditemukan.
-
Bagaimana para peneliti menemukan virus-virus tersebut di peternakan bulu? Tim peneliti internasional menggunakan teknik yang disebut pengurutan metagenomik, jenis analisis yang memeriksa seluruh sampel DNA dan RNA. Tim meneliti jaringan paru-paru dan usus dari 461 hewan.
-
Bagaimana para ilmuwan mengetahui virus mana yang berbahaya? Tim peneliti menggunakan sel amoeba untuk mengetahui virus apa yang berbahaya. Dalam penelitian, tim peneliti menemukan hanya satu virus yang dapat membunuh sel amoeba yaitu ‘lytic viruses’.
-
Bagaimana peran pemetaan virus di lautan dalam penelitian? Ketika para peneliti memperoleh pemetaan virus di lautan, hal ini sangat mempermudah penelitian mereka. Peta virus di lautan memainkan peran penting karena memungkinkan para peneliti untuk mengidentifikasi dan mempelajari jenis virus yang ada.
-
Dimana para ilmuwan mengambil inti es yang berisi virus purba? Pada 2015 tim peneliti internasional menjelajah ke Gletser Guliya yang terpencil di Dataran Tinggi Tibet di Himalaya untuk mengumpulkan inti es sepanjang ratusan meter.
Hasilnya, 57,6 persen responden mengatakan tidak pernah, 18,1 persen kadang-kadang, 9,4 persen sering, dan 14,9 persen tidak tahu.
Pertanyaan kedua 'Membagikan bantuan sembako kepada masyarakat dari sumbangan pribadi/kelompok'. Sebanyak 53,8 persen menyatakan tidak pernah menerima, 22,2 persen kadang-kadang, dan 15,3 persen sering dan 8,7 persen tidak tahu.
Terakhir adalah 'Membantu masyarakat untuk memperoleh fasilitas layanan kesehatan'. Hasilnya, 39,3 persen mengaku tidak pernah dibantu, 29,3 persen mengaku kadang-kadang, dan 25,8 persen mengaku sering dibantu. Serta 5,6 persen menyatakan tidak tahu.
Survei dilakukan lewat wawancara telepon pada 3-6 Agustus 2021. Melibatkan 514 responden yang diambil secara acak dari responden panel Litbang Kompas. Margin of error survei 4,32 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Baca juga:
Anggota Komisi IX Usul Rumah Ibadah Jadi Sentra Pengendalian Covid-19
Banyak Anak Terpapar Covid-19, Serikat Guru AS Ubah Kebijakan Jadi Dukung Vaksinasi
Pakar UGM Bagikan Tips Atasi Kecemasan saat Pandemi, Munculkan “Happiness”
Niat Bagikan Bantuan ke Lansia Wanita Ini Malah Diserbu Pengamen, Begini Reaksinya
Ratusan Lampion untuk Penghormatan Korban Covid-19 di Chile