Tak ada sinar matahari, ratusan ton ikan di Waduk Cirata mati
Kandungan oksigen dalam air menjadi berkurang. Hujan dengan curah tinggi menyebabkan air dari dasar waduk naik.
Ratusan ton ikan budidaya mati karena cuaca ekstrem yang melanda wilayah Kabupaten Bandung Barat (KBB) belakangan ini. Akibatnya petani ikan di Waduk Cirata dan Saguling merugi miliaran rupiah.
"Kondisinya sangat parah, dalam dua pekan ke belakang ratusan ton ikan mati karena tidak ada cahaya matahari," kata Ketua Asosiasi Pembudidaya Ikan dan Nelayan Danau Cirata (Aspindac) Sundaya, saat dikonfirmasi Senin (27/1).
Tidak adanya sinar matahari yang tertutup awan, kata Sundaya membuat kandungan oksigen dalam air menjadi berkurang. Hal tersebut juga menyebabkan ikan tidak bisa bernapas yang akhirnya lemas kemudian mati.
Dia menerangkan, hujan dengan curah tinggi menyebabkan air dari dasar waduk naik ke permukaan dengan membawa endapan dan lumpur beserta sisa-sisa pakan ikan yang mengendap di dasar waduk.
Itu menyebabkan endapan menjadi racun sehingga ikan tidak kuat bertahan hidup. Ikan yang memiliki kekuatan dalam menghadapi berbagai cuaca saja bisa mati. "Ikan nila saja pada mati, padahal nila itu ikan yang cukup kuat," terangnya.
Kekhawatiran hingga saat ini, menurut dia masih berlanjut oleh petani ikan di waduk Cirata. Virus yang muncul karena cuaca buruk biasanya tak kalah hebat.
"Datangnya virus biasanya tidak terdeteksi oleh petani, pasalnya yang diserang adalah insang ikan sehingga petani tidak bisa melihatnya," jelasnya.
Dia berharap perhatian pemerintah untuk bisa menanggulangi masalah ini. Karena petani ikan di KBB jumlahnya tak sedikit.
"Saya berharap ada semacam program dari pemerintah untuk menanggulangi masalah ini. Petani sudah tidak berdaya karena mengalami kerugian yang tidak sedikit," ujarnya.