Tak Perlu Bawa Koper Kabin, Ini Barang-Barang yang Perlu Dibawa Jemaah saat Puncak Haji
Tenda-tenda di Arafah dan Mina sudah disiapkan oleh Masyariq.
Sebaiknya, jemaah hanya membawa tas yang mudah dibawa
Tak Perlu Bawa Koper Kabin, Ini Barang-Barang yang Perlu Dibawa Jemaah saat Puncak Haji
- Kemenag Bogor Akui Ada Tambahan Kuota Haji 2024, Jumlahnya 136 Jemaah
- Jelang Kepulangan Koper Jemaah Haji Mulai Ditimbang, Ada yang Terpaksa Dibongkar Lagi
- Coba Kabur dan Melawan Saat Ditangkap, Penusuk Imam Masjid di Jakbar Didor
- Buah Kesabaran Usai Puluhan Tabung Menabung, Kakek 73 Tahun Pedagang Gorden di Lombok Ini Bisa Naik Haji
Pemerintah Arab Saudi telah menetapkan wukuf di Arafah dilakukan pada Sabtu, 15 Juni 2024.
Kepala Bidang Akomodasi Daerah Kerja Mekkah, Zaenal Muttaqin meminta jemaah membawa perbekalan yang cukup selama berada di Arafah, Muzdalifah, dan Mina, Arab Saudi.
Jemaah haji akan mulai diberangkatkan menuju Arafah mulai hari Jumat (14/6). Bagi jemaah laki-laki mereka harus sudah memakai pakaian ihram dan berniat haji dari hotel.
"Saat berangkat pada 14 Juni nanti, jemaah laki-laki harus sudah memakai pakaian ihram. Kalau diperlukan membawa pakaian ihram cadangan," ujar Zenal di Kantor Urusan Haji Indonesia Daerah Kerja Mekkah, Selasa (11/6).
Merdeka.com
Begitu juga dengan jemaah perempuan harus berniat haji dan memakai pakaian yang menutup auratnya sejak dari hotel. "Ibu-ibu memakai pakaian yang menutup aurat," kata Zaenal.
Terkait perbekalan, Zaenal meminta para jemaah membawa tas berisi paspor, obat-obatan, dan perlengkapan pribadi. Jamaah diminta membawa smart card atau kartu nusuk.
Kartu ini diterbitkan pemerintah Arab Saudi itu akan dipindai (scan) sebelum naik ke bus. Bagi jemaah yang tak dapat menunjukkan smart card maka dia tidak bisa masuk ke Armuzna.
Selain itu, kata Zaenal, jamaah haji diminta membawa pakaian ganti yang cukup untuk dua hingga tiga hari. Mulai pakaian dalam dan pakaian sehari-hari.
Selain itu, jemaah diminta tidak lupa membawa perlengkapan untuk mandi seperti handuk kecil, sabun, shampo, dan sikat gigi. Sementara untuk keperluan istirahat, seperti kasur dan bantal sudah disiapkan penyelenggara.
"Kalau bantal tidak usah dibawa karena di tenda sudah disiapkan kasur dan bantal meskipun tidak sama dengan yang di hotel," jelas Zaenal.
Setelah wukuf di Arafah jemaah akan melanjutkan mabit di Muzdalifah dan Mina. Kemudian jemaah melontar jumrah aqabah di Jamarat pada 10 Dzulhijjah. Setelah itu, jemaah diperbolehkan untuk tahalul agar bisa melepas pakaian ihram dan berganti pakaian biasa.
"Jemaah laki-laki bisa bisa berganti dengan sarung atau celana panjang dan pakaian biasa," kata Zaenal.
Sementara itu, bagi jemaah haji yang mengambil nafar tsani, Zaenal mengingatkan agar mereka membawa perbekalan pakaian untuk 4 hari. Sebab mereka akan tinggal di Mina sampai tanggal 13 Dzulhijjah atau 20 Juni 2024.
"Yang nafar tsani akan tinggal di Mina sampai 13 Dzulhijjah. Kalau yang nafar awal akan di Mina 10-12 Dzulhijah (16-18 Juni)," kata Zaenal.
Kepada jemaah, Zaenal meminta tidak menggunakan koper kabin saat pelaksanaan puncak haji di Armuzna. Sebaiknya, jemaah hanya membawa tas yang mudah dibawa dalam kondisi apapun kecuali memang tidak ada tas lain yang lebih fleksibel karena mobilitas jemaah di sana akan sangat cepat.
Mengingat dari Mekkah, jamaah akan turun di Arafah untuk wukuf. Malamnya, jamaah harus naik bus lagi dan turun di Muzdalifah untuk mabit. Kemudian harus bergerak lagi dan turun di Mina untuk 2-3 hari.
"Sehingga koper bisa menyulitkan pergerakan jamaah saat naik dan turun dari bus," kata Zaenal.
Terkait akomodasi di Armuzna, Zaenal memastikan kesiapannya sudah siap 100 persen. Tenda-tenda di Arafah dan Mina sudah disiapkan oleh Masyariq.
Selain itu, pihaknya akan berkoordinasi dengan petugas sektor untuk menyiapkan akomodasi bagi jemaah yang tidak menginap di Mina dan kembali ke hotel. Terutama untuk jamaah yang tinggal di Syiyah dan Rawdah.
"Kami sudah meminta pengelola hotel untuk membuka hotelnya pada 10-12 Dzulhijah," kata Zaenal.
Tak hanya itu, pihaknya juga telah menyiapkan hotel transit untuk jemaah lansia non mandiri. Lokasinya di Alawi, dekat Aziziah. Sengaja dipilih di sana karena dekat dengan Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI).
"Kami sediakan kamar untuk menampung 390 jamaah," kata Zaenal.