Tak takut wong gede, Mbah Ponco masuk nominasi festival film ASEAN
"Saat zaman perang melawan Jepang, rumah saya pernah terkena bom. Pintu rumah saya jebol. Saya langsung sembunyi di lubang sambil menggendong anak pertama saya Sagiyem yang baru berusia seminggu," ucap Mbah Ponco.
Film berjudul Ziarah masuk ke dalam nominasi ASEAN International Film Festival and Awards (AIFFA) 2017. Nominasi AIFFA diumumkan pada Kamis (4/5) yang lalu di Kuching, Sarawak, Malaysia.
Film Ziarah yang disutradarai oleh BW Purba Negara ini masuk ke dalam beberapa nominasi. Di antaranya masuk nominasi Best Film, Best Screenplay, Best Director and Best Actress. Untuk kategori Best Actress adalah Mbah Ponco Sutiyem, seorang perempuan berusia 95 tahun asal Dusun Batusari, Kecamatan Ngawen, Gunungkidul, DIY.
Mbah Ponco mengaku tidak punya pengalaman bermain film sama sekali. Selain tak punya pengalaman bermain film, Mbah Ponco pun juga tidak bisa membaca. Padahal di dalam pembuatan film selalu ada naskah dialog untuk para pemerannya.
Selain itu, Mbah Ponco mengatakan hanya mengikuti arahan dari sutradara saat bermain di film Ziarah. Meskipun demikian, Mbah Ponco tak minder beradu akting dengan pemeran lainnya.
"Kulo mboten wedi, kalih wong gede-gede (saya tidak takut bersama orang-orang kaya). Ngasi ponakan kulo sik ten Jakarta takon kok wani. Kulo niku gih wani. Kulo mboten saget moco, (Sampai keponakan saya yang di Jakarta bertanya kok saya berani. Tetapi saya menjawab tetap berani, meski saya tidak bisa membaca)," ujar Mbah Ponco terkekeh.
Dalam film Ziarah yang mengambil setting waktu pada Agresi Militer Belanda ke 2 di tahun 1948 ini, Mbah Ponco memerankan sosok Sri. Di film itu diceritakan bahwa Sri harus berpisah dengan Prawiro saat agresi. Selang beberapa tahun kemudian, Sri pun tak sengaja bertemu dengan seorang sahabat Prawiro.
"Di film itu nama saya jadi Sri. Katanya sutradara saya disuruh mencari kuburan seseorang, dan saya beli kembang di pasar, lalu menaburkan di atas makam," tutur Mbah Ponco saat ditemui di rumahnya pada Sabtu (6/5).
Mbah Ponco menjelaskan pengambilan gambar untuk film Sri ini dilakukan pada tahun 2015. Mbah Ponco sempat diajak ke beberapa lokasi pengambilan gambar untuk film Ziarah. Di antaranya wilayah Bayat dan Jombor, Klaten. Mbah Ponco pun sempat diajak ke Embung Bathara Sriten di Kecamatan Nglipar Gunungkidul.
"Saya diajak dua kali. Yang hari pertama empat hari dan yang hari kedua delapan hari. Itu masuk ke desa-desa, di Jombor, Bayat, Klaten, Sriten," kenang Mbah Ponco.
Berusia 95 tahun, Mbah Ponco tak ingat tahun berapa persisnya dia dilahirkan. Mbah Ponco hanya mengingat bahwa saat perang melawan Jepang dirinya sudah berusia 16 tahun dan sudah menikah dengan suaminya yang bernama Ponco Sentono (100).
"Saat zaman perang melawan Jepang, rumah saya pernah terkena bom. Pintu rumah saya jebol. Saya langsung sembunyi di lubang sambil menggendong anak pertama saya Sagiyem yang baru berusia seminggu," ucap Mbah Ponco.
Saat ini, Mbah Ponco dan suaminya memiliki 7 anak, 27 cucu, 40 buyut dan 4 canggah (cucu dari cucu). Mbah Ponco sendiri mengaku sudah sejak tahun 1940 bermukim di rumahnya saat ini yang ada di Dusun Batusari, Ngawen, Gunungkidul.
-
Kenapa Ardi memutuskan untuk pergi ke gunung dalam cerita inspiratif kedua? Meskipun banyak yang meragukan keberanian Ardi untuk mencapai gunung tersebut, Ardi tetap bertekad untuk mewujudkan mimpinya.
-
Apa yang membuat kisah ini menjadi inspiratif? Kisah anak sopir berhasil lolos seleksi anggota Polri ini sontak mencuri perhatian publik.
-
Apa itu inspirasi? Inspirasi adalah tindakan atau kekuatan untuk melatih pengaruh yang mengangkat atau menstimulasi kecerdasan atau emosi.
-
Siapa yang menginspirasi dengan kisahnya? Perempuan 22 tahun itu baru saja mengikuti program Singapore-Indonesia Youth Leaders Exhange Program (SIYLEP). Dia didapuk menjadi Duta Pemuda Indonesia 2023 dan mewakili Provinsi Banten di Program Pertukaran Pemuda Antar Negara (PPAN) yang diselenggarakan oleh Kemenpora RI. Kisahnya turut menginspirasi. Banten provinsi wisata dan budaya Disampaikan Sheila, dirinya bersama 34 perwakilan dari berbagai daerah di Indonesia lainnya bertandang ke Singapura selama lima hari.SIEYLAP sendiri mengusung tema pariwisata yang dikenalkan secara maksimal oleh dirinya. "Sekaligus memperkenalkan tentang Banten dan mengenalkan potensi wisata Banten kepada delegasi Singapura.
-
Apa tujuan utama dari program "Tilik Warga" di Gunungkidul? Program ini bertujuan untuk memantau dan memberi dukungan kepada warga yang menderita gangguan jiwa dan disabilitas psikososial.
-
Apa yang diceritakan dalam film Budi Pekerti? Menceritakan keluarga Prani, guru BK yang terperangkap dalam badai kontroversi. Insiden perselisihan viralnya dengan pengunjung pasar telah membawa dampak besar pada kehidupan keluarganya. Penonton akan melihat bagaimana keluarga Prani, bersatu melawan cobaan dan perundungan yang mengancam pekerjaan dan martabat mereka.