Tanda ilmiah dan tanda alam Gunung Agung akan meletus
Tidak ada satupun pihak yang bisa memastikan kapan gunung tertinggi di Pulau Bali itu meletus. Namun sejumlah pihak melihat tanda-tanda Gunung Agung akan meletus. Tanda itu bukan hanya secara ilmiah, tapi ada juga tanda-tanda alam.
Aktivitas Gunung Agung di Karangasem, Bali masih bertahan di level IV atau berstatus Awas. Ratusan ribu warga sudah mengungsi ke zona aman, dalam radius di atas 12 km. Tidak ada satupun pihak yang bisa memastikan kapan gunung tertinggi di Pulau Bali itu meletus.
Namun sejumlah pihak melihat tanda-tanda gunung itu bakal meletus. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM menyebutkan bahwa saat ini kondisi Gunung Agung ibarat pasien yang dalam kondisi kritis. Tanda-tanda akan terjadinya letusan haya tinggal beberapa saat lagi dikatakan petugas PVMBG. PVMBG sudah menemukan adanya rekahan pada kawah Gunung Agung yang menandakan jika gunung dengan ketinggian 3.142 Mdpl itu sudah akan meletus.
-
Kapan Gunung Semeru erupsi? "Terjadi erupsi Gunung Semeru pada hari Senin, 6 Mei 2024 pukul 05.43 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 700 meter di atas puncak atau sekitar 4.376 mdpl," kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru Mukdas Sofian, Senin (6/5).
-
Di mana letak Gunung Semeru yang mengalami erupsi? Gunung Semeru yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dengan Malang, Jawa Timur mengalami erupsi dengan tinggi letusan teramati 600 meter di atas puncak atau 4.276 meter di atas permukaan laut (mdpl) pada Rabu.
-
Kapan Gunung Tangkuban Perahu dikabarkan erupsi? Beredar sebuah video di media sosial Facebook yang mengandung narasi bahwa Gunung Tangkuban Perahu yang berada di Bandung, Jawa Barat, mengalami erupsi pada tanggal 11 Juni 2024 lalu.
-
Kenapa Gunung Agung di Bali dikeramatkan? Gunung Agung merupakan gunung yang dikeramatkan warga Bali, karena ada banyak pantangan yang harus dipatuhi ketika akan mendaki.
-
Dimana letak Gunung Agung, gunung tertinggi di Bali? Gunung Agung yang terletak di Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem ini memiliki ketinggian 3.031 mdpl.
-
Bagaimana bukti bahwa Gunung Tangkuban Perahu mengalami erupsi? PenelusuranCek Fakta merdeka.com melakukan penelusuran melalui Google Image dan menemukan bahwa video yang beredar merupakan video yang diunggah oleh akun Youtube Imam Budiman pada tanggal 27 Juli 2019.
Pantauan di Pos Pantau Gunung Api Agung, Desa/Kecamatan Rendang, Jumat (29/9) secara visual petugas pemantau menemukan adanya kepulan asap putih yang sudah mulai kontinyu. Artinya aktivitas vulkanik dalam kawah terus meningkat secara signifikan.
"Dulu asap putih jarang sekali terlihat dari jauh dan hanya bisa dilihat di kawah. Artinya sudah ada konsentrasi tekanan asap dan gas luar yang semakin hari semakin besar. Dan sekarang sudah ada rekahan. Sekarang ini kepulan asapnya yang keluar sudah seperti asap pabrik," ujar Kabid Mitigasi dan Bencana Geologi PVMBG, I Gede Suantika.
Dia memprediksi, peluang meletusnya Gunung Agung di Bali cukup besar. Ini didasari beberapa pengamatan yang sudah dilakukan sejak gunung mengalami peningkatan aktivitas. "Sangat kritis sekali, ini bisa saja akan meletus," kata Gede Suantika.
Gejala yang ada pada Gunung Agung saat ini sama persis dengan kondisi pada saat 1963. Saat itu gunung tersebut meletus dengan hebat. "Hampir 50 tahun tidak ada asap solvatar di puncak. Tapi kemarin tiba-tiba muncul, seperti yang di-video kan," katanya.
Tak hanya itu, berdasarkan alat pendeteksi yang dipasangnya, frekuensi gempa di gunung tersebut terus meningkat. Jika dalam kondisi normal terjadi 10 kali gempa dalam setiap tahunnya, saat ini jumlahnya terus meningkat hingga berkali-kali lipat.
"Bulan Juli lima kali, Agustus bertambah, September semakin bertambah. Akhirnya kita naikkan (kondisinya). Selain karena didukung hasil pemantauan, gempa juga makin terasa. Semua ini ciri-cirinya akan gempa," paparnya.
Efek letusan Gunung Agung diprediksi bakal besar. Jika letusan terjadi, gunung tersebut akan menyemburkan awan panas hingga radius 12 kilometer. Material tersebut akan meluncur ke daratan di tenggara, selatan, dan barat daya arah gunung tersebut. Tak hanya itu, lanjutnya, letusan Gunung Agung pun akan memuntahkan abu pasir dan batu kerikil dengan radius sembilan kilometer.
Ada tanda-tanda lainnya yang diyakini sebagai tanda alam bakal meletusnya Gunung Agung. Sejumlah satwa 'keluar' dari hutan di Gunung Agung. Salah satu tetua di Karangasem Bali, Made Nyadeg (92) meyakini seperti tahun 1963 di mana saat itu kera putih memunculkan diri dan kemudian hanya dalam hitungan hampir sehari gunung langsung meletus.
"Tandanya sang wenara petak tedun (kera putih turun). Itu berati mau meletus. Dulu begitu wenara petak terlihat, saat itu pagi dan malam dini hari langsung meletus," kenangnya di pengungsian Gunung Agung di Denpasar, Jumat (29/9).
Informasi yang diterima, kera putih berhasil diselamatkan saat turun dari gunung Agung. Namun karena liar pihak pecinta dan pelindung satwa membius dan ditempatkan di tempat aman.
Petugas pantau di Gunung Agung menyebutkan kera putih sudah aman dalam penanganan pihak JAAN (Jakarta Animal Aid Network) yang datang khusus ke Bali untuk menyelamatkan satwa liar di area Gunung Agung pasca ditetapkannya status awas.
Baca juga:
Kera Putih turun gunung dianggap pertanda Gunung Agung bakal meletus
Posko pengungsian penuh, warga di luar radius 12 Km dari Gunung Agung diminta pulang
Tempat tinggal tidak masuk kawasan rawan, pengungsi Gunung Agung akan dipulangkan
122.000 Warga sudah mengungsi ke zona aman Gunung Agung
Memantau aktivitas Gunung Agung di bawah gugusan bintang