Tanggapan Kemenkes Soal Pria di Pinrang Mengaku Divaksinasi 16 Kali
Nadia mengingatkan, tujuan vaksinasi untuk memberikan perlindungan bagi diri sendiri dan orang lain dari ancaman Covid-19. Vaksinasi berlebihan justru bisa berdampak buruk atau membahayakan kesehatan.
Kementerian Kesehatan belum menerima laporan dugaan pria di Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan (Sulsel), menerima suntikan vaksin Covid-19 sebanyak 16 kali.
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi mengaku kaget mendengar informasi tersebut. Menurutnya, tidak ada manfaat menerima vaksin Covid-19 berlebihan.
-
Apa itu Vaksin Herpes Zoster? Vaksin Herpes ZosterSangat penting bagi masyarakat untuk melakukan pencegahan dengan mendapatkan vaksin Herpes Zoster. Hal ini agar kondisi seperti yang dijelaskan sebelumnya bisa dicegah. Vaksin Herpes Zoster sendiri perlu didapatkan oleh kelompok usia 50 tahun ke atas.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Apa itu vaksin HPV? Vaksin HPV merupakan vaksin untuk mencegah infeksi human papillomavirus (HPV). HPV adalah virus yang dapat menyebabkan kutil kelamin dan berbagai jenis kanker di organ kelamin dan reproduksi, seperti kanker serviks, kanker penis, kanker anus, dan kanker tenggorokan.
-
Kenapa bentuk kapsid virus berbeda-beda? Bentuk kapsid sangat bergantung pada jenis virusnya. Kapsid virus bisa berbentuk bulat, polihedral, heliks, atau bentuk lain yang lebih kompleks. Kapsid tersusun atas banyak kapsomer atau sub-unit protein.
-
Kenapa vaksin Herpes Zoster penting? Vaksin Herpes ZosterSangat penting bagi masyarakat untuk melakukan pencegahan dengan mendapatkan vaksin Herpes Zoster. Hal ini agar kondisi seperti yang dijelaskan sebelumnya bisa dicegah.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
Bahkan, tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa mendapat vaksin Covid-19 berlebihan bisa semakin meningkatkan kekebalan tubuh. Saat ini, ketentuan vaksinasi Covid-19 kepada masyarakat hanya dua dosis. Sementara untuk tenaga kesehatan hingga tiga dosis.
"Tidak ada bukti ilmiah akan semakin meningkatkan kekebalan," katanya kepada merdeka.com, Selasa (21/12).
Nadia mengingatkan, tujuan vaksinasi untuk memberikan perlindungan bagi diri sendiri dan orang lain dari ancaman Covid-19. Vaksinasi berlebihan justru bisa berdampak buruk atau membahayakan kesehatan.
"Dampak penerimaan vaksinasi yang tidak seharusnya bahkan berlebih ini akan membahayakan kesehatan kita. Efek samping seperti gangguan pembekuan darah atau efek lainnya," jelasnya.
Pengakuan Penerima Vaksin Hingga 16 Kali
Sebuah video seorang pria bernama Abdul Rahim menjadi perhatian di jagat media sosial (medsos). Pria yang diduga berasal dari Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan (Sulsel) tersebut mengaku sudah 16 kali disuntik vaksin Covid-19.
Dalam video berdurasi 31 detik tersebut, Abdul Rahim tersebut mengungkapkan dirinya sudah 16 kali disuntik vaksin Covid-19. Dia menjelaskan 14 kali menggantikan warga lainnya yang enggan divaksinasi tetapi ingin mendapatkan sertifikat vaksin.
"Saya Abdul Rahim. Saya telah melakukan vaksinasi, 14 orang pengganti vaksinasi. Adapun suntikannya yang disuntikan 16 kali, upah yang dikasih antara Rp100-800 ribu," ujarnya dalam video.
Kepala Dinas Kesehatan Pinrang, Dyah Puspita Dewi mengatakan pihaknya baru mengetahui terkait video tersebut setelah viral. Dia mengaku perlunya pembuktian lebih dalam apakah ucapan Abdul Rahim benar atau tidak.
"Pengakuannya kan harus dibuktikan dulu kebenarannya kalau vaksin berkali-kali," ujarnya melalui pesan WhatsApp, Senin (20/12).
Dia menjelaskan proses vaksinasi memiliki prosedur, seperti mendaftar harus menggunakan Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau Kartu Keluarga (KK). Selanjutnya, jika sudah sesuai warga tersebut akan menjalani screening apakah layak atau tidak untuk divaksin.
"Pihak puskesmas awalnya juga tidak pernah tahu kalau orang tersebut ternyata sudah berkali-kali pindah dan divaksin," ungkapnya.
Dia mengaku pihaknya sudah melaporkan hal tersebut ke kepolisian. Dia mengatakan menyerahkan sepenuhnya kepada polisi terkait pengakuan Abdul Rahim yang viral di medsos.
Diduga ODGJ
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pinrang menelusuri lebih dalam sosok warga Kecamatan Wattang Sawito, Abdul Rahim yang viral karena mengaku sudah 16 kali disuntik vaksin Covid-19. Dinkes Pinrang menduga Abdul Rahim mengalami gangguan kejiwaan.
Kepala Dinkes Pinrang, Dyah Puspita Dewi mengatakan, berdasarkan informasi dari pihak keluarga, sosok Abdul Rahim memiliki gangguan kejiwaan. Meski demikian, pihaknya masih perlu mendalami terkait informasi tersebut dengan melibatkan dokter kejiwaan.
"Ini menurut keluarganya memang orang ada gangguan jiwanya. Jadi perlu diselidiki dulu kalau kejiwaannya ya pasti juga nanti dilibatkan dokter pemeriksa apakah betul seperti pernyataan keluarganya," katanya kepada merdeka.com, Selasa (21/12).
Dia mengungkapkan, jika sudah ada hasil pemeriksaannya, selanjutnya pihaknya akan mencari tahu siapa saja warga yang pernah menitipkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) ataupun Kartu Keluarga (KK) untuk digantikan menjalani vaksinasi.
"Dan kalau tidak ada gangguan jiwa, selanjutnya orang yang menitipkan KTP-nya kan harus juga dicari tahu. Rasanya enggak masuk akal sampai mau bayar Rp800 ribu ya," ucapnya.
Sementara itu, Kepala Kepolisian Sektor Watang Sawitto, Ajun Komisaris Muhammad Yusuf Badu mengaku pihaknya sudah memeriksa Abdul Rahim. Berdasarkan pengakuan Abdul Rahim, kata Yusuf, dia mengakui berulang kali disuntik vaksin.
"Dia datang didampingi keluarganya. Dia bilang sering kali (divaksin)," tuturnya.
Meski Abdul Rahim mengaku telah sering kali disuntik vaksin, polisi tak langsung mempercayai. Pasalnya, keterangan Abdul Rahim sering berubah-ubah.
"Keluarganya juga bilang ada gangguan kejiwaan. Jadi kami tidak lakukan penahanan," ucapnya.
(mdk/fik)