Tanggapan sekolah di Bekasi disebut pecat guru karena beda pilihan di pilkada
'Selamat ya Bu Robiah, jagoannya menang," dijawab oleh Robiah 'Iya Mi.'
Seorang guru di Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Darul Maza, Jatisari, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi dipecat via pesan grup whatsapp yayasan sekolah tersebut. Pemecatan ini viral karena diunggah di media sosial facebook.
"Semua masalah sudah selesai, tidak ada yang diributkan," kata seorang guru di SDIT Darul Maza, Tri kepada wartawan, Jumat (29/6).
-
Apa itu Pilkada Serentak? Pilkada serentak pertama kali dilaksanakan pada tahun 2015. Pesta demokrasi ini melibatkan tingkat provinsi, kabupaten, dan kota.
-
Apa definisi dari Pilkada Serentak? Pilkada Serentak merujuk pada pemilihan kepala daerah yang dilaksanakan secara bersamaan di seluruh wilayah Indonesia, termasuk pemilihan gubernur, bupati, dan wali kota.
-
Kapan Pilkada serentak berikutnya di Indonesia? Indonesia juga kembali akan menggelar pesta demokrasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) secara serentak di tahun 2024. Pilkada 2024 akan dilasanakan ada 27 November 2024 untuk memilih gubernur, wali kota, dan bupati.
-
Apa yang dimaksud dengan Pilkada? Pilkada adalah proses demokratis di Indonesia yang memungkinkan warga untuk memilih pemimpin lokal mereka, yaitu gubernur, bupati, dan wali kota beserta wakilnya.
Menurut dia, permasalahan yang terjadi di grup whatsapp yayasan hanya sebuah kesalahpahaman. Menurut dia, tidak ada pemecatan terhadap seorang guru yang mengajar di kelas 3, Robiyahtulah Dawiyah.
"Tidak ada pemecatan atau apapun itu istilahnya, semua hanya kesalahpahaman," kata Tri.
Tri menambahkan, pagi tadi pihak Yayasan Daarunnajaat Maza telah berkunjung ke kediaman Robiyah. Menurut dia, kedua belah pihak telah menyelesaikan persoalan kesalahpahaman itu secara kekeluargaan.
Sebelumnya, viral screenshot percakapan antara pimpinan yayasan dan Robiyah di media sosial.
Percakapan tersebut terjadi di grup aplikasi pesan instan Whatsapp. Isinya, pihak yayasan mengganggap yang bersangkutan tidak sesuai dengan visi dan misi. Sebab, Robiyah dianggap memilih pasangan Ridwan Kamil-Uu Ruzhalul Ulum untuk pemilihan Gubernur, dan Rahmat Effendi-Tri Adhianto untuk pemilihan Wali Kota Bekasi.
Berikut screenshot percakapan yang diterima merdeka.com:
'Selamat ya Bu Robiah, jagoannya menang," dijawab oleh Robiah 'Iya Mi.'
Namun seseorang yang kemudian disapa ustad menanyakan soal pilihan itu, 'Kok bisa ya pilihannya lain, pdhal yayasan sdh jelas arahan n pilihannya.'
'Memangnya knp jika pilihan sy berbeda ustad?' kata Robiah.
'Kalah menang dlm kontestasi pilkada hal bisasam tapi kalau ada staf yang brani tampilkan perbedaannya itu luar biasa,' jawab si ustaz.
"Iibu khan kerja di bawah yayasan kita, coba kalau kerja di bawah pimpinan Pepen atau RK kemudian pilihan beda apa bisa? Silahkan dipikirkan,' timpalnya lagi.
'Kalau gitu kami pun hanya mau kerjasana dengan staf yg satu visi misi n gerak, silahkan kalau ibu tdk nyaman dg kebijaksanaan kami, mash banyak lembaga lain yang mungkin lebih satu visi misi dg ibu. Smoga ini dipahami n kami sekolah bisa cari staf juga yg sesuai dg kebijan n mau kerjasama.'
Baca juga:
4 Petahana di Pilkada 2018 yang menang lagi dan sulit dikalahkan
Diduga hendak lakukan kampanye terselubung, dua orang sempat ditangkap di TPS Bekasi
Quick Count Pilwalkot Bekasi: Rahmat Effendi tinggalkan jauh Nur Supriyanto
Quick count Pilwalkot Bekasi versi SMRC: Rahmat-Tri 67%, Nur-Adhy 32%
Polda Metro Jaya didesak segera periksa Cawalkot Bekasi Rahmat Effendi
Data e-KTP lebih banyak dari DPT, KPUD Bekasi yakin surat suara tidak kurang