Tangkal Hoaks, Google Indonesia 'Tendang' Berita Pakai Sumber Tak Jelas
Selanjutnya Google Indonesia akan melakukan pengecekan pengunggah berita tersebut.
Jelang pemilihan umum (pemilu) Google Indonesia bersama, Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan organisasi pemantau dan pemerhati pemilu mengajak seluruh lapisan masyarakat jeli terhadap segala berita palsu. Pihak Google juga turut aktif melakukan langkah-langkah menangkal konten yang memuat berita palsu.
Putri R Alam, selaku Public Policy and Government Relations Google Indonesia mengatakan upaya Google Indonesia salah satunya adalah quality count. Bentuk langkah itu, kata Putri, yaitu menurunkan segala konten yang sumbernya tidak jelas.
-
Siapa saja yang ikut dalam Pilpres 2019? Peserta Pilpres 2019 adalah Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
-
Mengapa video di Youtube yang menampilkan Erick Thohir dan DPR RI dikatakan Hoaks? Dari awal hingga akhir video tidak ada pembahasan soal Erick Thohir dan DPR sepakat untuk membongkar kasus-kasus dari Presiden jOkowi. Sehingga narasi tersebut adalah hoaks dan tidak dapat dibuktikan.
-
Siapa yang menjadi Presiden dan Wakil Presiden di Pilpres 2019? Berdasarkan rekapitulasi KPU, hasil Pilpres 2019 menunjukkan bahwa pasangan calon 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin, meraih 85.607.362 suara atau 55,50%, sementara pasangan calon 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, meraih 68.650.239 suara atau 44,50%.
-
Siapa yang dipolisikan terkait dugaan penyebaran hoaks? Polda Metro Jaya diketahui mengusut dugaan kasus menyebarkan hoaks Aiman lantaran menuding aparat tidak netral pada Pemilu 2024.
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Kapan Pemilu 2019 diadakan? Pemilu terakhir yang diselenggarakan di Indonesia adalah pemilu 2019. Pemilu 2019 adalah pemilu serentak yang dilakukan untuk memilih presiden dan wakil presiden, anggota DPR RI, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten Kota, dan DPD.
"Kita lebih surfacing di algoritma kita yang dari sumber terpercaya seperti media terpercaya," ujar Putri usai melakukan diskusi Google Indonesia, Jakarta Pusat, Rabu (27/3).
Selanjutnya Google Indonesia akan melakukan pengecekan pengunggah berita tersebut. Meski tidak dijelaskan lebih rinci kriteria ataupun kategori pengunggah yang dianggap memiliki niat jahat dari berita tersebut, Putri menjelaskan tindakan Google sama dengan langkah pertama yaitu menurunkan dengan segera berita tersebut.
Terakhir, menampilkan informasi sebenarnya. Ia mencontohkan jika pengguna mengetik tentang informasi yang masih simpang siur dan dianggap meresahkan, Google akan menayangkan berita pilihan dengan sumber terpercaya di peringkat atas.
"Kalau di YouTube misal ada search vaksin berbahaya itu pertama kali muncul kita surfacing dari WHO bahwa soal vaksin itu hoaks. Jadi user dapat sumber lain yang ilmiah dan terpercaya," katanya.
"Kami terus berupaya menanggulangi masalah ini dengan lebih baik," imbuh Putri.
Baca juga:
Di Purworejo, Ma'ruf Amin Kembali Bantah Kabar Hoaks akan Digantikan Ahok
Wiranto: Kalau Ada yang Bilang Pemerintah Banyak Utang, Kemiskinan Tambah Itu Hoaks
Polda Metro Jawab Keluhan Ratna Soal Penjara Sempit & Tak Berventilasi
Jaksa dan Pengacara Adu Mulut di Sidang Hoaks Ratna Sarumpaet
Jaksa Putar Rekaman CCTV Ratna Sarumpaet Datangi RS Bina Estetika