Tangkal Radikalisme, BPIP Minta Wawasan Pancasila Masuk dalam Tes CPNS
Menurut dia, inilah tantangan bersama. Sehingga BPIP harus bersinergi dengan kementerian lain.
Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menilai perlu adanya soal tentang wawasan kebangsaan khususnya Pancasila dalam tes penerimaan CPNS. Hal itu mengingat sejumlah PNS yang belakangan ini ketahuan terpapar paham radikalisme.
Pelaksana Tugas Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila, Haryono mengatakan tes tersebut sudah dilakukan pada tahun lalu.
-
Kenapa Kemenpan-RB memperketat tes CPNS? Azwar Anas juga memastikan tes CPNS tahun ini akan lebih ketat. Salah satunya, dengan memasang dua kamera Face Recognition. Hal itu dilakukan agar tidak ada lagi joki CPNS."Tahun ini kita perketat dengan membuat Face Recognition baik di depan saat pendaftaran maupun di dalam di depan komputer. Sehingga tidak terjadi lagi seperti di kasus kejadian kemarin ada joki yang masih bisa masuk," bebernya.
-
Apa yang terjadi pada PNS tersebut? Korban atas nama Yosep Pulung tewas usai ditikam Orang Tak Dikenal (OTK) di Kabupaten Yahukimo, Provinsi Papua Pegunungan, Kamis (4/4) kemarin.
-
Di mana PNS itu ditikam? Peristiwa itu terjadi kira-kira pukul 09.28 WIT di Jalan Dekai- Sarendala, Kabupaten Yahukimo.
-
Kapan tes CPNS kedinasan dimulai? Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Reformasi Birokrasi, Abd Azwar Anas mengatakan, tes CPNS kedinasan telah dilaksanakan. Ia menyebut Badan Intelejen Negara (BIN) telah memulai tes. "Dari kemarin kita baru saja kick off dengan kepala BKD terkait sekolah kedinasan sudah mulai berjalan. Kemarin Sekolah Intelijen Negara mulai tes," ujarnya kepada wartawan di Kantor Gubernur Sulsel, Jumat (19/7).
-
Bagaimana cara Kemenpan-RB memperketat tes CPNS? Tahun ini kita perketat dengan membuat Face Recognition baik di depan saat pendaftaran maupun di dalam di depan komputer. Sehingga tidak terjadi lagi seperti di kasus kejadian kemarin ada joki yang masih bisa masuk," bebernya.
-
Apa motif penusukan PNS itu? Kini Polres Yahukimo terus melakukan pendalaman, hingga penyelidikan guna mengungkap kejadian tersebut untuk mengetahui motif penikaman yang dilakukan OTK terhadap korban seorang PNS itu," ungkapnya.
"Itu mulai semester kemarin tahun yang lalu kan sudah ada. Dan itu kan menarik yang lulus wawasan kebangsaan itu enggak lebih dari 20 persen. Berarti kan 80 persen pelamar CPNS itu enggak paham tentang minimal paham pengetahuan apalagi perilaku (wawasan kebangsaan tentang Pancasila)," kata Haryono di Merlyn Park Hotel, Jakarta, Rabu (16/10).
Menurut dia, inilah tantangan bersama. Sehingga BPIP harus bersinergi dengan kementerian lain.
"BPIP harus bersinergi dengan kementerian lembaga lain untuk mengarusutamakan Pancasila itu," tutur Haryono.
Selain itu, masih kata dia, di dunia pendidikan, nilai-nilai Pancasila juga harus sudah diajarkan dari tingkatan PAUD.
"Kita juga kerja sama dengan Kemendikbud maupun Kemenristekdikti agar Pancasila mulai diajarkan sejak PAUD sampai dengan perguruan tinggi," katanya.
Reporter: Putu Merta
Baca juga:
Penusukan Wiranto, Universitas Mathla'ul Anwar Tolak Dikaitkan dengan Radikalisme
Buntut Penangkapan Anggota JAD di Bali, Polisi Perketat Keamanan Lokasi Wisata
GP Ansor Ajak Warga Laporkan Ajakan Radikalisme Pasca Penusukan Wiranto
Hasto: Jangan Ragu-ragu Tindak Aktor Intelektual di Belakang Gerakan Radikalisme
Menag Lukman Hakim: Peran Santri Menghentikan Radikalisme Never Ending