Tangkal Terorisme, BNPT Rangkul Kelompok Santri Lombok
Dia menyatakan, salah satu cara menanggulangi hal itu adalah dengan Kesiapsiagaan Nasional. Menurut dia, sosialisasi tepat sasaran akan menyentuh seluruh elemen masyarakat.
Kepala BNPT, Komjen Boy Rafli Amar menegaskan, terorisme merupakan kejahatan serius. Tidak hanya membahayakan ideologi negara dan keamanan negara, terorisme juga mengganggu kedaulatan yang dikhawatirkan dapat merusak nilai kemanusiaan.
"Terorisme merusak berbagai aspek kehidupan masyarakat berbangsa dan bernegara. Sebagai leading sector dalam penanggulangan terorisme di Indonesia, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) terus melakukan upaya pencegahan," katanya di GOR Pondok Pesantren Qomarul Huda, Desa Bagu, Kabupaten Lombok Tengah, dalam siaran persnya, Sabtu (14/11).
-
Bagaimana cara BNPT membantu para penyintas terorisme agar tetap berdaya? Selain itu, BNPT juga sering mengadakan agenda gathering yang ditujukan untuk menumbuhkan semangat hidup dan mengembalikan kepercayaan diri bagi para korban terorisme agar tetap berdaya.
-
Dimana BNPT menemukan landasan hukum untuk memberikan kompensasi kepada korban terorisme? Ibnu menjelaskan, landasan pemerintah melakukan pembayaran kompensasi atau ganti rugi tertuang dalam PP No. 35 Tahun 2020 tentang pemberian kompensasi, restitusi, dan bantuan kepada saksi dan korban.
-
Bagaimana Bintara TNI mendidik anaknya hingga lulus Akpol? Dia diajarkan kedisiplinan hingga kini sukses menjadi calon abdi negara. "Bagaimana didikan anaknya?" tanya sang perekam video. "Disiplin dengan aturan yang sudah ditentukan, berlatih," ujarnya.
-
Siapa yang menyatakan bahwa narkoba lebih berbahaya dari terorisme? Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) RI Komjen Pol Marthinus Hukom menyatakan narkotika lebih dahsyat dan berbahaya dari terorisme.
-
Apa yang diusulkan BNPT terkait tempat ibadah? Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengusulkan dilakukan pengawasan atau kontrol terhadap tempat-tempat ibadah yang ada di Indonesia.
-
Kenapa Komjen Pol Marthinus Hukom menilai narkoba lebih berbahaya dari terorisme? “Teroris berapa orang mungkin, tapi narkotik siapa pun juga, sama dengan teroris tapi narkotik dia menyerang sampai ke saraf-saraf, merusak manusia dan ini berbahaya dan bisa terancam generasi muda, bahkan mengancam keberlanjutan negara,” ucapnya.
Dia menyatakan, salah satu cara menanggulangi hal itu adalah dengan Kesiapsiagaan Nasional. Menurut dia, sosialisasi tepat sasaran akan menyentuh seluruh elemen masyarakat.
"Kita menggelar Deklarasi Kesiapsiagaan Nasional dalam rangka upaya penanggulangan terorisme di lingkungan santriwan dan santriwati di Indonesia," ujarnya.
Boy berharap, praktik menangkal radikal terorisme di Indonesia dengan bantuan santri. Menurutnya, sosok santri adalah pilar penting dalam konteks memahami perbedaan di Indonesia.
"Santri adalah kelompok identik dengan pesantren, santri merupakan salah satu kelompok agama yang membawa Islam sebagai agama perdamaian, dengan menggelorakan ciri khas pesantren 'Hubbul Wathon Minal Iman' atau cinta tanah air sebagian dari iman," tutupnya.
Sebagai informasi, pelaksanaan acara ini dihadiri langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Prof. Muhammad Mahfud Md, dan Tuan Guru Bagu (TGB) Turmudzi Badaruddin, selaku tokoh ulama di Nusa Tenggara Barat (NTB).
Kemudian, BNPT mengajak 90 orang santriwan-santriwati dari 6 ponpes yang ada di Lombok Tengah untuk ikut serta bersinergi mewujudkan Indonesia damai dengan keikutsertaan dalam deklarasi Kesiapsiagaan Nasional.
Reporter: M Radityo
Sumber: Liputan6.com