Tarik Wisatawan, Menparekraf Ingin Dekorasi Bandara Bernuansa Liburan
Tarik Wisatawan, Menparekraf Ingin Dekorasi Bandara Bernuansa Liburan. Dia menambahkan, hal tersebut perlu dilakukan guna menjadi tawaran Indonesia untuk dunia luar. Sebab, Indonesia tidak bisa dilirik bila tidak menggunakan konsep yang berbeda.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio menyebut bahwa arsitektur bisa berperan bagi pariwisata. Wisnu pun mencontohkan desain bandara yang bisa disulap menjadi unik dan tak melulu modern.
Hal itu disampaikan Wisnutama dalam diskusi Dialog Nasional Ekonomi Kreatif yang diselenggarakan Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia di Hotel Sultan, Jakarta, Kamis (7/11).
-
Apa yang diresmikan oleh Kemenparekraf di Desa Wisata Jerowaru? Ekowisata Bale Mangrove adalah bukti nyata kolaboraksi yang kuat dari keberlanjutan program Kampanye Sadar Wisata (KSW) 5.0 di Desa Wisata Jerowaru,” kata dia.
-
Kapan Wisata Perahu Kalimas diresmikan? Bertepatan dengan Hari Jadi Kota Surabaya ke-729, pada Selasa (31/5/2022) malam, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi meresmikan wisata “Perahu Kalimas Reborn”.
-
Kapan Desa Wisata Nusa meraih juara? Desa Wisata Nusa telah menyabet juara di Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021 kategori homestay.
-
Kenapa Desa Wisata Ketapanrame memiliki daya tarik wisatawan? Kekayaan alam dan budaya yang terjaga menjadi daya tarik wisatawan.
-
Bagaimana Desa Wisata Nusa mengembangkan pariwisata? Desa Wisata Nusa berada di Kabupaten Aceh Besar, Aceh bergerak dan mengembangkan desa wisata berbasis masyarakat. Pengunjung bisa berinteraksi langsung dengan penduduk sekitar, bahkan bisa menginap di rumah milik warga.
-
Di mana Desa Wisata Cisaat berada? Desa Cisaat di Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat, baru-baru ini mendapat gelar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI.
"Arsitektur ini bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi pariwisata sekalipun bukan hanya ekonomi kreatif, sehingga kita juga Indonesia juga jangan terlalu terjebak dengan segala sesuatu yang mesti modern," kata Wishnutama.
Menurutnya, dekorasi bandara harus memberi kesan tersendiri bagi pengunjung maupun turis. Wishnutama bosan dengan gaya bandara yang canggih.
"Saya lihat bandara bandara yang dibangun memang modern semua, tetapi menurut saya untuk pariwisata bandara itu harus lebih unik, harus ada perasaan yang 'oh saya lagi liburan nih' pada saat mendarat di bandara tersebut," ucapnya.
"Contoh (bandara) di Thailand Samui, atau bahkan kalau kita ke Orlando, moodnya benar benar mood holiday banget, mood yang terasa betul saya ini lagi liburan, bukan lagi harus construction, belalai yang ke pesawat. Enggak harus melulu seperti itu kok," sambungnya.
Indonesia Tidak Dilirik Bila Tak Gunakan Konsep yang Berbeda
Menurutnya, arsitek bisa mengembangkan hal tersebut untuk daya tarik pariwisata. Serta bisa merekomendasikan ke pihaknya bahwa tidak melulu membuat konsep ultra modern.
"Justru kearifan lokal dengan mengkultur airport yang lebih asri, pasti orang bule akan apresiasi, karena bagi mereka orang luar melihat airport yang canggih itu hal yang biasa, kita harus menawarkan hal yang tidak biasa," ujarnya.
Dia menambahkan, hal tersebut perlu dilakukan guna menjadi tawaran Indonesia untuk dunia luar. Sebab, Indonesia tidak bisa dilirik bila tidak menggunakan konsep yang berbeda.
"Kalau kita tawarkan barang yang sama saja, sampai kapanpun kita akan dibandingkan, kita bikin airport secanggih apapun akhirnya yang dibandingin ke canggih lagi," tuturnya.
"Kita bikin kompetisi sendiri, keunikan, nah itu peran arsitek yang bisa memberikan first impression tersebut, tidak melulu harus serba look secanggih canggih itu bukan, tapi teknologi sistemnya tetap harus canggih," pungkas Wishnutama.
(mdk/eko)