Tembok Balai Lingkungan Jineng Agung di Jembrana ambrol usai diguyur hujan
Ambrolnya tembok penyengker itu diperkirakan karena tanah urugan di area balai lingkungan labil. Selain itu juga pondasi tembok penyengker dari batu kali itu tidak berisi lubang pembuangan air.
Hujan deras dini hari tadi kembali mengguyur wilayah Jembrana, Bali. Akibatnya, tembok penyengker Balai Lingkungan Jineng Agung ambrol.
Sementara di Kecamatan Pekutatan, Jembrana, rumah salah seorang warga dikabarkan roboh seperti yang dirilis sebuah akun Istragram di Jembrana ternyata hoaks.
-
Kapan banjir dan longsor terjadi di Pesisir Selatan? Untuk diketahui 9 dari 19 Kabupaten dan Kota di Sumatera Barat (Sumbar) terendam banjir akibat tingginya intensitas hujan yang menguyur wilayah tersebut pada Kamis, (7/3).
-
Kapan tebing tol di Bintaro longsor? Lurah Bintaro Riza Fauzi mengatakan, longsoran dinding pembatas tol setinggi enam meter tersebut terjadi pada pukul 13.25 WIB saat hujan deras mengguyur Jakarta.
-
Kapan musim hujan dimulai? Musim hujan telah tiba. Selain membawa kebahagiaan dan kesegaran, musim hujan juga membawa berbagai penyakit, salah satunya adalah flu.
-
Di mana longsor di Banjarnegara terjadi? Pada 6 Februari 2024, terjadi longsor di Dusun Sigadung, Desa Kalitlaga, Pagentan, Banjarnegara.
-
Siapa yang terdampak bencana banjir dan longsor di Pesisir Selatan? Dia mengatakan, data sementara hingga Senin (11/3), 21.000 keluarga (KK) terdampak dengan kerusakan rumah, fasilitas umum, lahan pertanian dan peternakan, yang ditimbulkan bencana itu.
-
Kenapa tebing tol di Bintaro longsor? Lurah Bintaro Riza Fauzi mengatakan, longsoran dinding pembatas tol setinggi enam meter tersebut terjadi pada pukul 13.25 WIB saat hujan deras mengguyur Jakarta.
Informasi yang berhasil dihimpun menyebutkan, hujan deras mulai turun Senin (5/11) sekitar pukul 01.00 WITA. Lantaran hujan deras cukup lama, mengakibatkan air menggenang di areal balai lingkungan Jineng Agung.
Sekitar dua jam kemudian pondasi tembok penyengker di bagian barat atau di pintu masuk balai lingkungan yang posisinya rendah ambrol bersama tembok diatasnya sepanjang 10 meter.
"Waktu sebelum kejadian saya sempat bagun karena hujan sangat deras. Kemudian saya dengar suara gemuruh, setelah saya cek ternyata tembok penyengker balai lingkungan yang roboh," ujar Gede Yasa, Kepala Lingkjanga Jineng Agung yang rumahnya bersebelahaan dengan balai lingkungan, Selasa (6/11).
Ambrolnya tembok penyengker itu diperkirakan karena tanah urugan di area balai lingkungan labil. Selain itu juga pondasi tembok penyengker dari batu kali itu tidak berisi lubang pembuangan air.
Untuk pembersihan, pihaknya akan mengerahkan warga secara gotong royong pada hari Jumat mendatang. Pihaknya juga telah melaporkan kejadian tersebut kepada pihak BPBD Jembrana, baik secara lisan maupun dengan bersurat resmi.
Anggota BPBD Jembrana juga turun melakukan pengecekan dan memghitung kerugian yang dialami. Bahkan pihak BPBD akan turut membantu membersihkan materi longsoran hari Jumat mendatang saat warga setempat melakukan gotong royong.
"Nanti Jumat mendatang, kami bantu warga untuk membersihkan puing-puing tembok penyengker yang longsor tersebut," terang Kepala BPBD Jembrana I Ketut Eko Susilo Artha Permana.
Sementara kabar mengenai rumah salah seorang warga di Desa Pekutatan, Kecamatan Pekutatan, Jembrana yang roboh akibat hujan deras dinihari tadi seperti yang dirilis oleh akun IG infojembrana lengkap dengan poto rumah roboh dipastikan kabar bohong.
Perbekel Pekutatan Gede Silagunada dikonfirmasi mengatajan, kabar mengenai rumah salah satu warga di desanya roboh akibat hujan deras itu tidak benar. Melainkan itu bangunan dapur darurat yang sudah lama tidak digunakan.
"Itu bukan rumah, ngarang itu. Beritanya tidak benar, itu bangunan dapur darurat yang sudah lama tidak dipakai. Pemiliknya Pak Wispa, dia tinggal di Denpasar," tegasnya.
Baca juga:
Banjir dan longsor terjang Tasikmalaya, 2 orang meninggal
Sungai Kuantan meluap, 2.949 rumah dan 1.513 ha sawah terendam banjir
Banjir landa 7 kecamatan & 16 kelurahan di Padang, 2 bocah tewas terbawa arus sungai
Kemen PUPR pertanyakan maksud Anies Baswedan soal naturalisasi sungai atasi banjir
Memasuki musim hujan, Kementerian PUPR siaga banjir di 20 kota
Curah hujan tinggi, fenomena tanah bergerak terjadi di Sumbar
Waspada hujan petir disertai angin kencang di Depok, Bogor dan Bekasi