Temui Ganjar, Djarot curhat masalah Jakarta dan jajaki kerja sama
Bertemu Ganjar, Djarot curhat masalah Jakarta dan jajaki kerja sama. Djarot menjajaki kerja sama sejumlah komoditi di Jawa Tengah seperti beras dan bawang merah.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Syaiful Hidayat bertemu dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di Kantor Pemprov Jateng, Jalan Pahlawan, Kota Semarang, Jawa Tengah, Jumat (3/3).
Dalam pertemuan yang hanya satu jam itu, Djarot mengajak kerja sama Ganjar selaku orang nomor satu di Jawa Tengah terkait komoditi bahan pokok yang diproduksi di Jawa Tengah seperti beras dan bawang merah.
"Di antaranya ada masalah-masalah DKI, kita kerja sama dengan Jawa Tengah untuk stabilisasi harga pangan. Mosok rek, aku kok ngene gara-gara harga bumbu inflasi Jakarta naik. Gara-gara ini, bumbu-bumbu bawang merah, cabai, bawang putih," kata Djarot usai bertemu dengan Ganjar.
Untuk menjalin kerja sama itu, Djarot perlu meminta izin kepada Ganjar selaku pemimpin daerah. "Maka dari itu, kita kulonuwun akan menjalin kerja sama dengan beberapa kabupaten penghasil. Jakarta ini sebetulnya bukan produsen. Kita pemerintah sebagai distributor. Ya sebagai tanda petik yah, agen," lanjutnya.
Djarot secara blak-blakan menyatakan keinginan dari Pemerintah DKI untuk menjadi 'tengkulaknya petani' yang baik.
"Sebagai tengkulak, di sini ya, tapi tengkulak yang baik hati. Artinya apa? Ketika itu panen raya, maka harga jatuh petani harus kita lindungin. Yang bisa melindungi siapa? Ya pemerintah. Yang punya duit, yang punya kebutuhan itu siapa? Ya kita ini. Kami akan beli dengan harga yang sudah ditentukan supaya petani enggak rugi," ungkapnya.
Jika perlu, menurut Djarot yang lahir di Magelang, Jawa Tengah ini pihaknya akan membangun gudang sebagai tempat penyimpanan kebutuhan pokok untuk warga Jakarta. Jika saat musim panen, komoditas kebutuhan pokok ini disimpan di gudang. Jika diperlukan akan dilepas ke pasar di wilayah DKI Jakarta. Hal ini dilakukan supaya petani tidak dipermainkan oleh para tengkulak yang nakal.
"Misalnya, harga bawang merah di Brebes lagi panen raya, turun kan. Supaya enggak turun kita beli. Makanya Jakarta lagi kita bangun gudang gede yang bisa tahan sampai enam bulan. Ketika panen raya kita ambil, ketika paceklik kita keluarkan untuk mengontrol harga. Sekarang ini kan dimainkan oleh para tengkulak-tengkulak ini. Pemain-pemain ini. Itu yang khusus untuk Jakarta," bebernya.
Selain komoditas bawang merah, konsep ini juga bisa diterapkan di komoditas yang lain seperti cabai atau yang lainnya yang tidak bisa dihasilkan di Jakarta.
"Bisa saja, beliau punya lahan hektaran di sini. Kemudian kita buat pergudangan yang gede gitu yah. Bersama-sama bekerja sama dengan Pemorov Jawa Tengah ketika panen raya kita beli. Entah itu bawang, entah itu beras apalagi yang di sini yang banyak? Apalagi? Cabai, kita beli. Bikin gudang gede. Tujuanya untuk membantu para petani. Dengan dikasih disparitas harga," ujarnya.
Djarot menegaskan, jika saat ini kondisi para petani yang ada di daerah terpojok. Di mana saat terjadi panen raya, harga komoditas terjun akibat permainan para tengkulak. Apalagi saat ini kondisi cuaca sangat buruk dengan situasi dan kondisi dengan anomali cuaca yang sangat tak menentu. Dirinya mengaku khawatir, dalam kondisi terpojok, profesi petani akan banyak ditinggalkan dan beralih ke profesi informal.
"Sekarang petani kita posisinya terpojok. Kepepet. Ketika panen raya harga jatuh. Apalagi musimnya sekarang anomali. Siapa yang melindungi? Yang berbahaya mereka akan berpikir bahwa petani atau pertanian tidak menarik. Ini malah bahaya lagi. Pindah profesi menjadi profesi yang lain di sektor informal misalnya," ujarnya.
Termasuk kehawatiran Djarot akan terjadi bahaya urbanisasi besar-besaran yang dilakukan para warga desa ke kota-kota besar, salah satunya di Jakarta. Langkah ini dilakukan karena para petani merasa tidak terlindungi oleh pemerintah.
"Bisa juga mereka datang ke kota-kota besar berurbanisasi. Ini malah lebih bahaya karena tidak ada kebijakan khusus melindungi petani. Maka kita bisa bersama-sama membuat kebijakan khusus untuk melindungi mereka. Dengan apa? Dengan stabilitas harga. Misalnya dengan Jawa Tengah kita kerja sama bikin saja gudang besar di sini," tuturnya.
Djarot mengaku selain akan mebangun gudang, dirinya juga akan melakukan kerja sama dengan melibatkan beberapa Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang dimiliki oleh Pemprov DKI Jakarta.
"Sapi katakanlah, kita bisa bikin di sini penggemukan, mana tempatnya, kita bisa kerja sama. DKI kan juga banyak BUMD. Beras katakanlah, kita punya Cipinang Food. Daging misalnya, kita punya Dharma Jaya. Barang-barang kebutuhan di pasar misalnya, kita punya pasar PD Jaya. Gampang itu. Inilah manfaat kalau kita betul-betul klop Jakarta sama Jawa Tengah," ujarnya.
Djarot merasa bersyukur karena kebetulan dirinya dengan Ganjar dari partai yang sama, sehingga dirinya berharap kerja sama ini bisa berjalan dengan baik. Terutama dalam rangka upaya pemerintah secara bersama-sama untuk melindungi dan menjaga keberlangsungan nasib para petani saat ini.
"Kebetulan, saya dengan Pak Ganjar sama, warna sama, partainya sama. Jadi kerja samanya kan lebih enak untuk kepentingan untuk kepentingan warga Jawa Tengah dan warga DKI. Bayangkan saja, saya dengan Pak Ganjar ketemu saja cemberut-cemberutan, ya susah kita. Tadi kita kan senyum-senyum. Ini manfaatnya," pungkasnya.
-
Siapa Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo? Kartosoewirjo merupakan tokoh populer di balik pemberontakan DI/TII pada tahun 1948.
-
Kapan Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo lahir? Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo lahir pada 7 Januari 1905, di Cepu, Jawa Tengah.
-
Siapa Brigadir Jenderal Sahirdjan? Bapak Itu Brigadir Jenderal Sahirdjan, Guru Besar Akademi Militer!
-
Siapa Rajif Sutirto? Rajif Sutirto dikenal luas sebagai Ketua Umum Relawan Konco Prabowo. Ia juga tergabung dalam partai milik Prabowo, yaitu Gerindra.
-
Kapan Djamaluddin Adinegoro lahir? Gunakan Nama Samaran Djamaluddin Adinegoro lahir di Talawi, sebuah kecamatan di Sawahlunto, Sumatra Barat pada 14 Agustus 1904.
-
Kapan Prabowo tiba di Sumatera Barat? Calon Presiden (Capres) nomor urut 2 Prabowo Subianto tiba di Bandara Internasional Minangkabau (BIM) Padang Pariaman pada Sabtu (9/12) pagi.
Baca juga:
Djarot roadshow temui sejumlah kepala daerah di Jawa Tengah
Temui Ganjar, Wagub Djarot singgung pemilih asal Jateng di DKI
Djarot beri sinyal PKB akan merapat di Pilkada DKI putaran 2
Kepada Syafi'i Maarif, Djarot pamer kemajuan DKI hingga gaji PNS
Pesan Buya Syafii pada Djarot, Jakarta harus bebas dari kemiskinan