Temukan Pelanggaran Prokes, P2G Minta PTM 100 Persen Dievaluasi
P2G juga menerima laporan mengenai beberapa kekurangan dalam penerapan protokol pencegahan COVID-19 di sekolah.
Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) meminta Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi secara berkala mengevaluasi pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen di daerah.
"Kami masih menemukan adanya pelanggaran protokol kesehatan. Banyak siswa berkerumun saat pengecekan suhu setiba di sekolah. Ini terjadi karena sekolah tidak memiliki thermogun (dalam jumlah) memadai," kata Kepala Bidang Advokasi P2G Iman Zanatul Haeri di Jakarta dilansir Antara, Rabu (12/1).
-
Siapa yang terlibat dalam kampanye edukasi "Waspada dan Kenali Modus Palsu #BilangAjaGak"? Corporate Secretary BRI Agustya Hendy Bernadi mengungkapkan bahwa BRI sebagai bank yang concern terhadap segala jenis kejahatan perbankan, terus mengedukasi nasabahnya melalui berbagai kanal, baik media konvensional maupun media sosial. "Melalui campaign ini, diharapkan awareness dan kewaspadaan masyarakat semakin meningkat, terutama dalam mengenali modus dan praktik penipuan," ujarnya.
-
Di mana Muhid Ruslan belajar melukis dan menekuni bakatnya? Namun sosok pelajar di Ponpes Daarul Barkah, Tangerang, berhasil membuktikan diri mampu menjadi seniman lukis.
-
Kapan doa mau belajar dibaca? Dengan berdoa sebelum belajar, seseorang dapat memohon bantuan dan petunjuk dari Tuhan agar diberi kecerdasan, kejelian, dan pemahaman yang baik dalam proses belajar.
-
Bagaimana cara mahasiswa mempelajari dasar-dasar pengobatan tradisional? Dasar-dasar Pengobatan Tradisional membahas tentang metode-metode pengobatan alternatif yang dilakukan dengan menggunakan metode tradisional seperti akupuntur, pijat, herbal, dan terapi energi.
-
Kenapa belajar dari kesalahan penting untuk anak muda? Belajar dari kesalahan termasuk proses pendewasaan yang perlu dilakukan setiap orang. Bukan tanpa alasan, belajar dari kesalahan dapat memberikan berbagai manfaat bagi perkembangan diri, yaitu sebagai berikut:• Pengembangan Kemampuan Problem Solving: Kesalahan memberikan peluang untuk mengidentifikasi masalah dan mencari solusi. Melalui pengalaman, kita belajar untuk mengatasi kesalahan dan menemukan cara yang lebih baik untuk menangani situasi serupa di masa depan.
-
Bagaimana belajar bisa menjaga kesehatan mental? Mengeksplorasi hal-hal baru dan mencapai pencapaian belajar baru dapat meningkatkan rasa pencapaian dan kepuasan diri.
P2G juga menerima laporan mengenai beberapa kekurangan dalam penerapan protokol pencegahan COVID-19 di sekolah. Termasuk dalam pengaturan jarak antar-siswa di ruang kelas, penggunaan ruang dengan ventilasi udara baik, dan penggunaan aplikasi PeduliLindungi.
"Satu SMP di Kepulauan Riau mengalami kesulitan dalam melakukan scan barcode PeduliLindungi saat masuk sekolah. Akhirnya, karena menghindari kerumunan, beberapa anak masuk sekolah tanpa melakukan scan," kata Iman.
"Selain itu, untuk kebutuhan scan barcode anak-anak membawa HP. Ternyata mereka main media sosial di dalam kelas tanpa menggunakan masker. Nah, hal-hal semacam ini perlu dievaluasi," ia menambahkan.
P2G menerima laporan mengenai pelanggaran protokol kesehatan selama pembelajaran tatap muka penuh di Jakarta, Pandeglang, Cilegon, Bogor, Bengkulu, Agam, Solok Selatan, Situbondo, dan Bima.
Menurut laporan yang diterima P2G, pelanggaran yang dilakukan antara lain berkenaan dengan pembukaan kantin sekolah. Ada sekolah yang diam-diam membuka kantin dengan alasan tidak semua siswa bisa membawa bekal makanan dari rumah meskipun menurut peraturan pemerintah kantin sekolah belum boleh dibuka.
Selain itu, menurut Iman, ada sekolah yang melaksanakan kegiatan yang bisa menimbulkan kerumunan.
"SD di Banyuwangi mengadakan upacara bendera dan beberapa anak pingsan, kebanyakan karena sudah lama tidak upacara dan tidak sempat sarapan. Upacara bendera memang tidak dilarang, tapi potensi kerumunannya tinggi," katanya.
P2G menyarankan pemerintah melaksanakan pembelajaran tatap muka secara bertahap. Pembelajaran tatap muka penuh hanya dilaksanakan di sekolah-sekolah yang sudah siap dengan sarana dan prasarana pendukung protokol kesehatan dan sekolah-sekolah lain bisa melaksanakan pembelajaran tatap muka dengan batasan tertentu sesuai dengan tingkat kesiapan.
"Intinya evaluasi komprehensif secara berkala. Misal, 50 persen dulu, dua minggu berikutnya naik 75 persen, dua minggu berikutnya kalau evaluasinya aman, tidak ada klaster, warga sekolah taat dengan prokes, baru bisa 100 persen," kata Iman.
P2G khawatir pelaksanaan PTM 100 persen secara terburu-buru akan menimbulkan peningkatan kasus penularan COVID-19. Menurut P2G, pemerintah daerah yang memutuskan untuk menunda pelaksanaan PTM 100 persen telah mengambil langkah yang tepat pada masa persebaran varian baru virus penyebab COVID-19 seperti sekarang.
Baca juga:
DKI akan Batasi Jumlah Siswa PTM di Sekolah jika Status PPKM Naik ke Level 3
PTM 100 Persen di Jakarta Tetap Berjalan Meski Ditemukan Kasus Covid di SMA 71
Satu Siswa Positif Covid-19, SMAN 71 Jakarta Hentikan Sementara PTM
Disdik DKI Sebut Berseberangan Kebijakan Pusat Jika Batasi PTM 100 Persen
Pemprov DKI Siapkan Skenario PTM Jika Kasus Covid-19 Melonjak