Terapkan Green Environment, Yuk Simak Aneka Fasilitas Ramah Lingkungan di KEK Sanur
The Sanur sebagai KEK Khusus pertama di Indonesia menghadirkan kawasan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
The Sanur sebagai KEK Khusus pertama di Indonesia menghadirkan kawasan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
-
Kenapa CMA Bali penting untuk pariwisata Bali? “Masih ada sekitar 20 persen pelaku industri pariwisata yang belum bisa bangkit setelah pandemi,” jelasnya.
-
Kapan CMA Bali akan diselenggarakan tahun ini? Event tahunan Bali & Beyond Travel Fair (BBTF) bakal kembali diselenggarakan pada 12-14 Juni 2024.
-
Apa target utama dari CMA Bali tahun ini? Gelaran ke-10 ini diharapkan akan menghasilkan transaksi hingga Rp 8,1 triliun.
-
Dari mana saja para penjual di CMA Bali berasal? Yakni, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Bangka Belitung, Jawa Tengah, Yogyakarta, DKI Jakarta, dan Bali.
-
Siapa yang akan menjadi pembeli di CMA Bali? BBTF juga menargetkan kehadiran 400 buyers dari 51 negara untuk bertemu dengan 250 sellers dari seluruh Indonesia.
-
Siapa saja narasumber yang hadir dalam MA Goes To Campus Bali? Mulai Dekan Fakultas Hukum Universitas Udayana Prof. Dr. Putu Gede Arya Sumerta Yasa, S.H., M.Hum, dan Ketua Pengadilan Negeri Denpasar Bapak I Nyoman Wiguna, S.H., M.H.
Terapkan Green Environment, Yuk Simak Aneka Fasilitas Ramah Lingkungan di KEK Sanur
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kesehatan Sanur atau The Sanur sebagai KEK Khusus pertama di Indonesia menghadirkan kawasan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
"Semua fasilitas di area The Sanur menerapkan green environment dan zero emission," kata Christine Hutabarat, Direktur Utama PT Hotel Indonesia Natour dalam rilisnya Kamis (14/3).
Untuk mengoptimalkan pengolahan air kotor misalnya, The Sanur telah membangun Waste Water Treatment Plan (WWTP) sehingga air kotor yang telah diproses di WWTP dapat digunakan untuk kebutuhan landscaping di area The Sanur.
Ke depannya sampah organik yang dihasilkan dari satu area The Sanur akan didaur ulang menjadi pupuk yang akan digunakan kembali di area Ethnomedicinal Botanic Garden. Selain itu, pengangkutan sampah dari TPSS nantinya dilakukan menggunakan electric vehicle.
Guna memenuhi kenyamanan dan kebutuhan pengunjung nantinya, The Sanur juga dilengkapi dengan green area seluas 5,1 Ha bernama Ethnomedicinal Botanic Garden. Fasilitas ini memiliki beragam koleksi tanaman yang telah dikurasi sebagai representatif budaya, wilayah, dan tradisi dimana saat ini sudah terdapat sekitar 1.460 tanaman buah-buahan dan obat-obatan.
Diantaranya toothbrush yang berasal dari material ramah lingkungan berupa bambu dan slipper hotel yang terbuat dari anyaman. Selain itu, guna mengurangi sampah plastik, beverage yang ditawarkan di area hotel menggunakan botol kaca dan sedotan berbahan material ramah lingkungan berupa pati jagung.
Dalam rangka mendukung program pemerintah menuju zero emission 2060, The Sanur berupaya mengurangi karbon emisi di area kawasan dengan menggunakan Electric Vehicle. Saat ini mobilitas di area kawasan menggunakan buggy car electric.
"Inisiatif ini adalah bagian dari komitmen kami untuk menghadirkan visi destinasi pariwisata kesehatan "World Class Medical and Wellness Destination" yang ramah lingkungan, berkelanjutan dan berkesinambungan untuk menjaga warisan budaya Bali,” kata Christine.
"Hal ini juga Sejalan dengan visi InJourney Green “Becoming Leading Green Indonesia Tourism Corporation for Sustainable Destination Ecosystem” sebagai langkah mendorong pertumbuhan pariwisata berkelanjutan yang berorientasi pada dampak jangka panjang bagi sektor sosial, ekonomi dan lingkungan,” tambahnya.