Terindikasi difteri, ABG di Pesisir Selatan dipindah ke RSUD M Djamil
Terindikasi difteri, ABG di Pesisir Selatan dipindah ke RSUD M Djamil. Kabid Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinkes Pessel, Satria Wibawa menyebut, meski gejala difteri masih dikatakan suspect pihaknya akan menindaklanjuti terhadap orang yang menjalin kontak dengan pasien.
Seorang pasien dari RSUD M.Zein Painan dilaporkan terindikasi Difteri dan terpaksa dirujuk ke RSUP M Djamil Padang, Selasa (2/1). Pasien tersebut diketahui bernama Mutia (13), yang merupakan warga Sago, Kecamatan IV Jurai.
Kabid Pelayanan Medis RSUD M. Zein Painan, Vera Kornita menyebut, dugaan tersebut terindikasi pada Senin (1/1) malam lalu dan langsung ke RSUP M.Djamil Padang.
-
Siapa yang bisa terkena penyakit difteri? Difteri adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Corynebacterium diphtheria yang menyerang hidung, tenggorokan, atau kulit.
-
Apa yang dimaksud dengan difteri? Difteri adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Corynebacterium diphtheria yang menyerang hidung, tenggorokan, atau kulit.
-
Siapa yang berisiko tinggi tertular Difteri? Faktor-faktor yang meningkatkan risiko tertular difteri antara lain:Tidak mendapat vaksinasi difteri secara lengkapTinggal di area padat penduduk atau yang buruk kebersihannyaBepergian ke daerah yang tingkat difterinya sedang tinggiMemiliki daya tahan tubuh lemah, misalnya karena menderita AIDS
-
Apa itu penyakit langka? Penyakit langka adalah penyakit yang jumlah penderitanya sangat sedikit, yaitu kurang dari lima orang dari 100.000 orang penduduk. Ada banyak jenis penyakit langka yang telah diidentifikasi, yang sebagian besar bersifat genetik, kronis, dan mengancam jiwa.
-
Siapa yang berpotensi terkena komplikasi Difteri? Komplikasi yang berpotensi mengancam jiwa dapat terjadi jika toksin memasuki aliran darah dan merusak jaringan vital lainnya.
-
Kapan biasanya gejala difteri muncul? Periode inkubasi biasanya 2-5 hari, tetapi dapat memakan waktu hingga 10 hari.
"Saat itu (Senin malam) pasien inisial M masih suspect dengan ada tanda membran putih di mandelnya dan sakit saat menelan. Tetapi kami belum bisa memastikan, karena kepastiannya harus melalui kultur dari apus tenggorokan dan kini pasien sudah kami rujukan ke RSUP M. Djamil Padang," kata Vera Kornita di ruangan kerjanya.
Vera melanjutkan, sejauh itu pihaknya masih belum bisa menyimpulkan secara pasti terkait hal ini. Dikarenakan harus di kultur terlebih dahulu atau melalui tes Laboratorium di M. Djamil Padang.
"Jadi sementara ini statusnya masih dicurigai. Hasil laboratorium dapat diketahui selama 1-2 minggu ke depan. Kita tunggu saja kepastian hasilnya nanti," ujarnya.
Sementara itu, Kabid Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinkes Pessel, Satria Wibawa menyebut, meski gejala difteri masih dikatakan suspect pihaknya akan menindaklanjuti terhadap orang yang menjalin kontak dengan pasien.
"Walaupun masih suspect, siapa yang kontak dengan pasien akan kami beri vaksin dan obat. Supaya kekhawatiran ini tidak berdampak terhadap yang lain," kata dia.
Selain itu, pihaknya juga akan meningkatkan penyuluhan pencegahan difteri di daerah itu. Hal itu, akan dilakukan dipusat Posyandu, Pustu dan tempat umum yang biasa menjadi pusat informasi masyarakat.
"Kami juga akan melakukan penyuluhan di posyandu, pustu dan majelis taklim, dan Dinas Kesehatan Provinsi akan datang. Kami minta masyarakat menjaga kebersihan dan rajin imunisasi sekali sebulan di pusat yang sudah kita sediakan," tandasnya.
Baca juga:
Wanita mengandung pengidap difteri meninggal dunia di Garut
Cegah difteri, Dinkes Kota Malang akan gelar imunisasi ulang
Pasien difteri di Garut kembali meninggal, total jadi 4 orang
Mahasiswi UIN Ciputat meninggal akibat difteri
Gubernur Anies ingatkan warga jangan abai dengan difteri
Menkes klaim kasus Difteri menurun setelah dilakukan ORI
Kemenkes siapkan 700 serum anti difteri