Terungkap, Mafia Bola Vigit Patok Harga Pengaturan Skor Liga 2 Rp100 Juta Per Pertandingan
Satgas Anti Mafia Bola Polri membeberkan alasan penahanan tersangka pengaturan skor Vigit Waluyo.
Polisi juga mengungkapkan alasan menahan Vigit Waluyo
Terungkap, Mafia Bola Vigit Patok Harga Pengaturan Skor Liga 2 Rp100 Juta Per Pertandingan
-
Apa yang ditawarkan oleh 'Banyuwangi Open' Paralayang Liga Jatim Seri 2? Ajang yang dilaksanakan pada 20-23 Juli 2023 ini menawarkan lansekap indah pegunungan dan perkotaan di Banyuwangi dari ketinggian.
-
Apa yang dilakukan Timnas Indonesia di acara Malamnya Bola? Acara olahraga gratis ini akan diselenggarakan pada tanggal 11 Juni 2024 di Jakarta International Velodrome. Acara ini didukung oleh Lifebuoy, Kukubima, Mie Sedaap Cup, serta berbagai media dan penyedia layanan seperti Jakarta International Velodrome, Biznet, KapanLagi.com, Liputan6.com, Merdeka.com, Fimela.com, Dream.co.id, Bola.com, Bola.net, Otosia.com, Brilio.net, Vidio, SCTV, Indosiar, Delta FM, Bahana FM, Prambors FM, Jak FM, Most Radio, dan Radio Sonora 92 FM Jakarta.
-
Kapan Wibowo Wirjodiprodjo meninggal? Di akhir hidupnya, Ari dan Ira Wibowo menceritakan bahwa sang ayah pergi dengan tenang, tanpa rasa sakit, dan dikelilingi oleh keluarga tercinta.
-
Siapa saja yang mengikuti 'Banyuwangi Open' Paralayang Liga Jatim Seri 2? Banyuwangi Open Paralayang diikuti sebanyak 80 atlet paralayang dari berbagai daerah di Jawa Timur, serta beberapa daerah lain di Indonesia. Ada yang berasal dari Kalimantan Barat, Malang, Sragen, hingga Sulawesi.
-
Apa yang sedang dilakukan oleh Timnas Indonesia terkait dengan pemain? Dalam waktu dekat, Timnas Indonesia berencana untuk menaturalisasi dua pemain baru. Nama-nama yang disebut-sebut adalah Mees Hilgers dan Eliano Reijnders. Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong, mengungkapkan rencana ini secara terbuka, meskipun ia tidak memberikan rincian mengenai identitas kedua pemain tersebut.
-
Apa posisi Kurniawan Dwi Yulianto saat bermain di Liga Indonesia? Ia pun menjadi striker tajam dan menduduki top skor sementara pada musim 1997/1998.
Satgas Anti Mafia Bola Polri membeberkan alasan penahanan tersangka pengaturan skor Vigit Waluyo lantaran diduga masih berpotensi melakukan aksinya dalam liga yang saat ini bergulir.
"Terakhir (pengaturan skor) yang kita ketahui (kompetisi) yang saat ini berlangsung tentunya. Walaupun ada informasi tadi yang disampaikan kepada kami,” kata Kepala Tim Penyidikan Satgas Anti Mafia Bola Polri, Kombes Pol Dani Kustoni dikutip Kamis (21/12).
Dani mengatakan potensi pelanggaran masih dilakukan pendalaman oleh penyidik. Demi mempermudah penyidikan, Vigit ditahan selama 20 hari ke depan sejak Rabu (20/12) kemarin.
- Berkas Lengkap, Tujuh Tersangka Match Fixing Diserahkan ke Kejari Sleman
- VIDEO: Tangan Diborgol, Ini Tampang Vigit Waluyo Aktor Intelektual Pengaturan Skor Liga 2
- Tangan Diborgol, Ini Tampang Vigit Waluyo Aktor Intelektual Kasus Match Fixing Ditahan Polisi
- Terungkap, Tersangka Mafia Bola Gelontorkan Rp1 Miliar Suap Empat Wasit Adalah Vigit Waluyo
“Nah ini masih dalam rangka pendalaman. Oleh sebab itu, hari ini kami lakukan penahanan," kata Dani.
Pihaknya mengungkapkan, harga pengaturan skor yang melibatkan Vigit Waluyo rata-rata mencapai Rp100 juta per pertandingan dari klub. Nantinya, dia akan mengambil keuntungan dari jumlah tersebut.
Dalam kasus ini, Vigit yang juga mantan pemilik klub di liga Indonesia berperan sebagai pelobi wasit untuk memenangkan salah satu klub yang bertanding.
"Memang rata-rata setiap pertandingan adalah 100 juta Yang kita lakukan pemeriksaan dari VW ini. Kemudian, VW pun yang diperoleh tentunya keuntungan finansial yang bersangkutan," tambahnya.
Diketahui Vigit ditahan bersama dua tersangka lain yakni Dewanto Rahadmoyo Nugroho (DRN) selaku asisten manager dan Kartiko Mustikaningtyas (KM) seorang wasit, usai diperiksa kurang lebih tiga jam, pada Rabu (20/12) kemarin.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, menyebut Vigit merupakan aktor intelektual dibalik kasus pengaturan skor pertandingan sepak bola yang saat pertandingan Liga 2 pada tahun 2018 silam, untuk sebuah klub yang kini berlaga di Liga 1.
“Ada salah satu aktor intelektual pengaturan skor yang mungkin namanya cukup malang melintang di dunia persepakbolaan dengan inisial VW,” kata Sigit saat jumpa pers bersama PSSI, di Gedung Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (13/12).
Bahkan, peran Vigit Waluyo sudah terlacak melakukan praktik mafia bola ini sejak 2008. Dimana saat ini, Vigit pun telah dijerat bersama tujuh tersangka lain, diantaranya ada empat wasit, satu asisten manajer klub, dan satu DPO.
“Ini sudah dikenal dari tahun 2008 dan diproses hukum, alhamdulilah ini berhasil kita ungkap,” ujarnya.
Total ada 14 orang tersangka dan 1 DPO dalam kasus dugaan Match Fixing pada pertandingan Liga 2 periode tahun 2018.
Dengan modus pengaturan skor berawal dari adanya permintaan klub kepada perangkat wasit agar memihak dan membantu memenangkan pertandingan dengan iming-iming hadiah berupa uang.
Atas perbuatannya, seluruh tersangka dijerat dengan Pasal 2 dan/atau Pasal 3 Undang-undang 11 tahun 1980 tentang tindak pidana suap jo Pasal 55 Ayat 1 ke-1 KUHP ancaman pidana paling lama 3 sampai 5 tahun penjara dan denda sebanyak-banyaknya Rp 15 juta.