Tidak sembarang orang bisa menggerakkan tangan robotik si 'Iron Man'
Sejumlah guru dan ahli mendatangi bengkel Tawan untuk menguji tangan robotik.
Tidak semua orang bisa menggerakkan tangan robotik I Wayan Sumardana alias Tawan si 'Iron Man'. Hal ini diungkapkan I Wayan Konol, Kepala SMK Rekayasa Denpasar. Bahkan sejumlah mantan guru Tawan pun mendatangi bengkel yang berada di Desa Manggis, Karangasem, Bali itu.
"Tidak semua orang bisa memfungsikan alat ini. Karena alat ini menggunakan sinyal respons otak dari penciptanya. Saya sudah buktikan itu, kalau kita yang pakai butuh konsentrasi total barulah bisa menggerakkannya," ungkap I Wayan Konol di Denpasar, Senin (24/1).
Kepala sekolah awalnya tidak percaya dengan tangan robotik Tawan. Hingga akhirnya dia membuktikannya sendiri.
"Siapa pun akan meragukan kalau hanya melihat di media. Itu juga sempat saya rasakan, tetapi setelah saya lihat sendiri. Ya itu bukan fiktif belaka tetapi nyata, bahkan saya sangat bangga melihat karyanya itu," bebernya.
Dirinya berharap hasil ciptaan mantan anak didiknya ini jangan dijadikan polemik. "Tawan tidak butuh terkenal atau sesuatu yang lebih. Dia hanya menerapkan apa yang jadi moto dari sekolah tentang memanfaatkan sesuatu yang tak berguna untuk menjadi bermanfaat bagi dirinya. Apakah kebenaran itu robot atau bukan, itu tidak penting baginya. Dia hanya ingin bisa bekerja dengan menggerakkan kedua tangannya," pungkasnya.
Kepala sekolah lantas menceritakan kehidupan Tawan, terlebih saat dia mengenyam bangku pendidikan di SMK Rekayasa Denpasar.
"Dia itu dulu, saat masih bersekolah di SMK Rekayasa, Tawan adalah siswa yang tidak begitu menonjol. Juga bukan siswa yang tergolong lamban, biasa saja kepintarannnya,"
Tawan adalah siswa yang lugu dan tidak banyak bicara, tetapi terlihat sangat ulet atau giat setiap ada kegiatan praktik di sekolah.
"Tawan sangat polos dalam bergaul. Tetapi untuk kegiatan praktik, dia sangat serius dan giat. Bahkan hasil ujian praktiknya selalu yang terbaik," ungkapnya.
Kepala sekolah menuturkan Tawan juga bukanlah anak yang jenius. Bahkan nilai akhir ujiannya tidak sampai di atas 1,5.
"Guru pengajar di jurusan elektronika untuk hasil nilai ujian akhir dari Tawan tidak lebih di atas dari 1,5. Saya juga tidak menyangka dia bisa merancang robot tangannya," ungkapnya yang meyakinkan Tawan tamat pada tahun 2002.