Tim Investigasi Periksa 13 Saksi Kematian 2 Mahasiswa saat Demo di Kendari
Kepala Ombudsman Republik Indonesia Perwakilan Sultra, Mastri Susilo mengatakan bahwa pengusutan kematian Randi (21) dan Muh Yusuf Kardawi (19) masih dalam tahap penyelidikan.
Tim investigasi gabungan Mabes Polri dan Polda Sulawesi Tenggara telah memintai keterangan 13 saksi dalam kasus kematian dua mahasiswa pengunjuk rasa menolak revisi RUU KUHP dan UU KPK di gedung DPRD setempat.
Kepala Ombudsman Republik Indonesia Perwakilan Sultra, Mastri Susilo mengatakan bahwa pengusutan kematian Randi (21) dan Muh Yusuf Kardawi (19) masih dalam tahap penyelidikan.
-
Siapa saja yang menjadi korban tawuran pelajar di Jakarta? Dahulu, korbannya tidak hanya sesama pelajar, namun juga para guru juga rentan menjadi sasaran.
-
Apa saja jenis beasiswa Banyuwangi Cerdas? Beasiswa Banyuwangi Cerdas terdiri atas dua skema. Pertama, beasiswa pembiayaan penuh selama delapan semester alias empat tahun, termasuk menerima uang saku bulanan. Beasiswa jenis ini juga biasa disebut "bidik misi". Kedua, beasiswa insidentil, untuk mahasiswa yang sudah menjalani perkuliahan namun mengalami kesulitan biaya di pertengahan jalan. Besarannya menyesuaikan dengan kebutuhan.
-
Apa penyebab utama tawuran pelajar di Jakarta? Tidak ada alasan yang jelas mengapa sering terjadi tawuran antar pelajar di Jakarta. Namun biasanya penyebab utama tawuran adalah adanya singgungan antar pelajar, seperti saling ejek, saling hina, dan mengaku paling menguasai wilayah yang dilalui pelajar dari sekolah lain.
-
Kenapa beasiswa Banyuwangi Cerdas diberikan? "Ini adalah upaya menjamin pendidikan bagi siswa yang berprestasi namun tidak mampu secara ekonomi. Pendidikan adalah hak setiap anak bangsa, untuk itu perlu menjamin pendidikan mereka, untuk bisa meneruskan ke jenjang yang lebih tinggi," kata Ipuk.
-
Kapan tawuran pelajar pertama di Jakarta terjadi? Tercatat tawuran itu terjadi pada 29 Juni 1968, di mana dalam catatan tersebut tawuran terjadi antara siswa SMA (Sekolah Menengah Atas) dengan siswa dari STN (Sekolah Tehnik Negeri) dan menimbulkan sebanyak 8 orang korban.
-
Kenapa dosen muda ini menyamar jadi mahasiswa? Ia sengaja menyuruh mahasiswanya keluar agar tidak ketahuan.
"ORI berkomitmen mengawal setiap perkembangan penanganan kasus kematian dua mahasiswa Universitas Halu Oleo (UHO). Tim investigasi Mabes Polri dan Polda Sultra bersedia menyampaikan perkembangan penyelidikan ke ORI," kata Mastri di Kendari, Senin (30/9).
Tim investigasi yang telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) sebagai tahap penyelidikan menemukan tiga selongsong peluru sebagai bahan uji balistik Mabes Polri maupun laboratorium forensik.
Dalam tugas pengawasan, menurut Mastri Ombudsman akan bekerja profesional dengan mengawasi seluruh tahapan yang dilakukan tim investigasi Mabes Polri untuk disampaikan ke publik secara periodik.
"Bila adik-adik mahasiswa yang ikut dalam aksi unjuk rasa memiliki bukti, baik itu melalui foto maupun video, hendaknya memberikan ke Ombudsman sebagai barang bukti lainnya," ujarnya.
Unjuk rasa ribuan orang dari sejumlah perguruan tinggi serta pelajar di Kota Kendari, Kamis (26/9), menyebabkan dua orang meninggal dunia.
Pengunjuk rasa Randi (21), mahasiswa Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Halu Oleo (UHO), dinyatakan meninggal dunia akibat luka tembak di dada sebelah kanan pada hari Kamis (26/9) sekitar pukul 15.30 Wita.
Korban lainnya bernama Muh Yusuf Kardawi (19) meninggal dunia setelah menjalani operasi akibat luka serius di bagian kepala di RSUD Bahteramas, Jumat (27/9) sekitar 04.00 Wita.
Korban penembakan bukan hanya pengunjuk rasa, melainkan juga seorang ibu hamil 6 bulan yang sedang tertidur lelap di rumahnya, Jalan Syeh Yusuf, Kecamatan Mandonga, Kota Kendari, Kamis (26/9) sekitar pukul 16.00 Wita.
Identifikasi sementara disebutkan bahwa peluru yang diangkat dari betis ibu hamil berkaliber 9 milimeter.
Rumah korban yang berkonstruksi permanen berjarak sekitar 2 kilometer dari Gedung DPRD Provinsi Sultra yang menjadi konsentrasi pengamanan unjuk rasa oleh aparat kepolisian.
Tim gabungan Mabes Polri dan Polda Sultra sedang melakukan investigasi untuk mengungkap dugaan salah prosedur penanganan ujuk rasa yang menyebabkan jatuhnya korban jiwa.
Baca juga:
Paripurna Terakhir, Ketua DPR Doakan Dua Mahasiswa Kendari yang Tewas
Mahasiswa Surabaya Desak Polisi Tuntaskan Kasus Penembakan Demonstran di Kendari
Jaga Aksi Demontrasi, Kapolda Sultra Baru Pastikan Tak Ada Peluru Tajam dan Karet
Kapolda Sultra Tegaskan Penyelidikan Kematian 2 Mahasiswa di Kendari Terbuka
TNI-Polri Patroli Pascaunjuk Rasa yang Tewaskan 2 Mahasiswa di Kendari