Tingalan Jumenengan, KGPAA Mangkunegaran X Berbagi Gelar Kehormatan
Dalam acara jumenengan tersebut juga ditampilkan tarian sakral dari Pura Mangkunegaran Solo, Bedaya Anglir Mendhung.
Dalam acara jumenengan tersebut juga ditampilkan tarian sakral dari Pura Mangkunegaran Solo, Bedaya Anglir Mendhung.
- Penampilan Necis Gibran saat Pembekalan Calon Menteri, Kemeja Putih Dimasukkan ke Dalam Rambutnya Klimis
- Mantan Panglima TNI Menangis di Depan Artis Cantik, Ternyata Gara-Gara Ditanya Soal ini
- Melihat Keakraban Gibran dan Didit Anak Prabowo di Acara Kenaikan Tahta ke Dua KGPAA Mangkunegara X
- Pedagang Gorengan Jadi Perwira, Langsung Bersalaman dengan Jenderal Bintang 4 TNI
Tingalan Jumenengan, KGPAA Mangkunegaran X Berbagi Gelar Kehormatan
Tingalan Jumenengan atau ulang tahun naik tahta Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo (KGPAA) Mangkunagara X diperingati hari ini, Senin (19/2). Sejumlah tokoh seniman, politisi hingga pegiat sepakbola mendapat kekancingan atau gelar kehormatan dari penguasa Pura Mangkunegaran Solo.
Pemberian gelar kehornatan itu diberikan KGPAA Mangkunegara X atau yang dikenal Gusti Bhre saat upacara Wilujengan Tingalan Jumenengan Dalem KGPAA Mangkunegara X atau peringatan naik tahta, di Pendopo Pura Mangkunegaran.
Sejumlah tokoh yang mendapat gelar kekancingan tersebut antara lain, politisi senior PDI Perjuangan Aria Bima, seniman Eko Supriyanto atau Eko Pece, Endah Laras, Peni Candra Rini, Woro Mustiko, serta bos Persis Solo Kevin Nugroho.
Wilujengan juga dihadiri sejunlah tokoh, termasuk Wali Kota Solo yang juga Calon Wakil Presiden (Cawapres) Gibran Rakabuming Raka, Didiet Prabowo yang juga putra Capres Prabowo Subianto, putri Ketua DPR RI yang juga Caleg PDIP Pinka Hapsari, serta aktor Nicholas Saputra.
Raja Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat Sri Susuhunan Paku Buwono (PB) XIII, bersama permaisuri dan Putra Mahkota KGPH Purbaya, Permaisuri Paku Alam X Gusti Kanjeng Bendara Raden Ayu (GKBRAy) Adipati Paku Alam X bersama Putra Mahkota BPH Kusumo Bimantoro, putri dan mantu Raja Keraton Kasultanan Yogyakarta, GKR Hayu dan KPH Notonegoro.
Sementara itu, dalam acara jumenengan tersebut juga ditampilkan tarian sakral dari Pura Mangkunegaran Solo, Bedaya Anglir Mendhung. Tahun ini peringatan naik tahta tersebut tidak ada kirab seperti sebelumnya.
"Sebenarnya seniman yang kita berikan kekancingan ini seniman yang selama ini sudah sering kolaborasi. Ada karya dari Mas Eko di Mangkunegaran, ada juga sempat ada misi budaya dengan mas Eko di Perancis," jelas Gusti Bhre, kepada wartawan usai acara.
Begitu juga dengan seniman lainnya seperti Endah Laras dan juga Peni Candra Rini yang juga telah membuat karya terkait Pura Mangkunegaran.
"Kalau mbak Woro kami melihat sebagai masa depan, masih muda masih semangat. Kalau semakin banyak seniman yang berkolaborasi , kita percaya untuk nguri-uri (melestarikan) kebudayaan semakin kuat," ungkapnya.
Ihwal tak adanya kirab, KGPAA Mangkunegara X mengatakan untuk tahun ini difokuskan acara di dalam internal Pura Mangkunegaran.
Meski sederhana, namun acara jumenengan tersebut berjalan sakral dan lancar. Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka mengapresiasi acara budaya itu.
"Lancar dan luar biasa sekali, didatangi banyak tokoh yang luar biasa juga. Saya mohon maaf pesawatnya baru landing tapi masih mengejar (alasan datang terlambat)," ucap Gibran.
Putra sulung Presiden Joko Widodo juga menyampaikan pesan khusus untuk Gusti Bhre. Namun ia enggan menjelaskan.
"Ada, tapi biar disampaikan beliau sendiri," pungkas Gibran.