Tingkah begal apes saat berhadapan dengan polisi
Meski kejam di jalanan, tetapi saat berhadapan dengan polisi para begal itu malah melakukan hal aneh.
Kejahatan jalanan dengan modus perampasan kendaraan bermotor, khususnya sepeda motor, timbul tenggelam. Bila sedang gencar diperangi, maka para pelaku tiarap.
Sementara bila pengawasan aparat mulai mengendur, maka mereka menggeliat lagi. Namun, banyak faktor lain memicu tindak kejahatan itu.
Himpitan ekonomi dan adanya kesempatan membuat para pelaku gelap mata. Namun, beberapa dari mereka akhirnya mesti berhadapan dengan polisi dan malah bertingkah. Sebagian malah berbuat ulah membikin apes dan mengantar mereka ke penjara. Berikut ini rangkuman beberapa kejadiannya.
-
Di mana showroom "Kerajaan Mobil" berada? Di Desa Glonggong, Kecamatan Dolopo, Madiun, terdapat sebuah showroom jual beli mobil yang cukup besar.
-
Apa yang dijual di Showroom Kerajaan Mobil Prabu Motor Ponorogo? Showroom jual beli mobil itu diyakini merupakan yang terbesar se-Pulau Jawa. Tak heran pengunjung showroom datang dari berbagai kota di Pulau Jawa, bahkan ada juga yang datang jauh-jauh dari luar pulau.
-
Apa merek motor pertama di Indonesia? Apa merek motor pertama di Indonesia? Motor pertama di Indonesia merupakan buatan Hildebrand & Wolfmüller, yang dimiliki oleh seorang berkebangsaan Inggris yang bernama John C. Potter.
-
Kapan lelang motor Omesh berakhir? Setelah nungguin sekitar 4 hari, akhirnya ada yang menang lelang dengan harga Rp 300 juta.
-
Kapan motor pertama tiba di Indonesia? Setelah menunggu satu tahun, akhirnya motor pertama tersebut tiba di Pelabuhan Semarang pada tahun 1893.
-
Motor apa yang pertama kali hadir di Indonesia? Kendaraan ini, yang merupakan produk dari Hildebrand & Wolfmüller, menjadi motor pertama yang hadir di Indonesia.
Panik dikejar polisi, buronan begal motor di Banyuasin ngompol
Meski pekerjaannya merupakan spesialis begal motor, Evan (20 tahun) ternyata ciut juga ketika berhadapan dengan polisi. Saking paniknya saat dikejar aparat, pemuda tinggal di Desa Keluang, Kecamatan Tungkal Ilir, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, itu sampai mengompol.
Peristiwa itu terjadi saat anggota Polsek Pangkalan Balai, Banyuasin, menggerebek Evan di tempat persembunyiannya, Minggu (13/9). Mengetahui kedatangan polisi, pelaku berusaha melarikan diri. Petugas pun mengejarnya. Saat itulah pelaku mengompol di celananya.
Meski ngompol, pelaku tetap lari terbirit-birit menghindari kejaran polisi. Tak ingin sasarannya kabur, polisi lantas melumpuhkan Evan dengan menembak betis kirinya. Tersangka merupakan buronan polisi itu langsung tersungkur.
Menurut Evan, dia ikut terlibat dalam membegal seorang pengendara motor pada Kamis (3/9) malam lalu. Otak kejahatan ini adalah rekannya, RB, yang saat ini masih buron. Dari aksinya, mereka berhasil membawa kabur sepeda motor Yamaha V-ixion milik korban Edi Kurniawan.
"Saya cuma ikutan saja pak, tapi sudah dua kali begal orang," kata tersangka Evan.
Saat ditanya alasan kenapa dia mengompol di celana saat dikejar polisi, Evan mengaku karena panik dan takut ditangkap.
"Panik, tidak sadar ngompol di celana," ujar Evan.
Kapolres Banyuasin, AKBP Julihan Muntaha mengatakan, Evan diciduk saat bersembunyi di rumah kerabatnya. Tersangka ditembak di kakinya karena berusaha melarikan diri saat digerebek.
"Tersangka dan barang bukti sudah kita amankan dan terancam kurungan pidana minimal tujuh tahun," kata Julihan.
5 bandit jembatan Pasupati ditembak polisi, menangis saat ditanyai
Di balik aksi keji perbuatan pelaku kejahatan jalanan, memang tak lagi berlaku ketika mereka sudah ditangkap polisi. Apalagi setelah timah panas menerjang tubuh mereka yang membuat rasa nyeri.
Jajaran Kepolisian Bandung pada Jumat (7/8) menggelar ekspose kejahatan jalanan di Bandung dengan lima pelaku. Komplotan ini kerap beraksi di jembatan layang Pasupati Bandung, yang menjadi ikon kota. Dengan kondisi betis berbalut perban, badan tegap, tato melingkar di badannya, tetap saja mereka merengek di hadapan wartawan ketika dicecar pertanyaan.
Adalah TRU, ARM, CPI, FHM, dan AS kawanan penjahat jalanan belakangan membuat resah masyarakat kota kembang. Di balik topeng dengan baju tahanan Polrestabes Bandung, mereka cuma bisa menunduk. Bahkan tak sedikit mata mereka berkaca.
"Jangan pura-pura kamu, kamu itu sudah buat resah masyarakat," kata Kapolrestabes Bandung, Kombes Pol AR Yoyol, di sela-sela ekspos, di Mapolrestabes Bandung.
Pantauan merdeka.com, tersangka ARM bahkan tidak ingin memperlihatkan wajahnya. Dia hanya terisak sesekali. Yoyol mengatakan, selama dua bulan terakhir mereka sering mendapat laporan terkait aksi penjambretan dan perampasan sepeda motor di sekitar jembatan layang Pasupati.
"Dua bulan terakhir terjadi beberapa penjambretan dan perampasan sepeda motor. Maraknya setelah lebaran, setiap hari pasti kejadian di pagi hari," ujar Yoyol.
Polisi lantas memburu komplotan itu dengan membuat tim khusus. Akhirnya mereka mampu menangkap lima pelaku yang semuanya adalah pria bertato. Penangkapan terhadap pelaku tidak mudah. Apalagi mereka mempersenjatai diri dengan senjata tajam buat melukai korban. Alhasil, polisi terpaksa memberi mereka hadiah timah panas.
"Terpaksa ditembak lantaran membahayakan," ucap Yoyol.
Modus dipakai pelaku yakni menyebar dengan tiga sepeda motor. Satu sepeda motor mengintai di bagian belakang, satu memepet dari sisi samping, dan satu lagi berhenti tepat di depan motor korban.
"Pelaku ini bertindak tergantung kesempatan. Kalau kesempatan mereka hanya bisa menjambret, ya menjambret. Kalau sedang leluasa, mereka melakukan perampasan motor," sambung Yoyol.
Polisi menyebut dua pelaku berinisial TRU dan ARM adalah residivis. Selain menangkap pelaku, polisi juga menyita 34 ponsel, beberapa dompet, beberapa senjata tajam, dan 20 unit sepeda motor milik pelaku dan korban.
Kini pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan mencari kemungkinan pelaku dan mencari barang bukti lain. Kelimanya telah ditahan di Rutan Satreskrim Polrestabes Bandung, dan dijerat dengan Pasal 365 KUHPidana mengenai pencurian dengan kekerasan.
Galing, si residivis begal motor ditangkap gara-gara lawan arus
Galing alias Brendel (32) harus merasakan dinginnya jeruji besi untuk ketiga kalinya. Galing dibedil lantaran melawan polisi saat hendak ditangkap. Pria kurus itu merupakan pelaku pencurian dengan kekerasan (curas).
Galing berkisah, aksi nekat itu dilakukan beberapa waktu lalu di kawasan Gang Ijan Kota Bandung. Saat itu Galing yang tidak punya ongkos nebeng pada pengendara motor yang baru saja membeli batu akik di ITC Kebon Kalapa.
"Saya saat itu lagi mabuk terus minta pengendara motor untuk diantar. Pas udah sampai saya nawarin handphone untuk dibeli, tapi malah engga mau," katanya yang merupakan residivis kasus sama tersebut, di Mapolsekta Regol Bandung, Senin (1/6).
Di bawah pengaruh alkohol lantas Galing menodongkan sebilah pisau kepada korban dan meminta motornya. "Saya paksa saja dan saya bawa lari motornya," ungkapnya yang baru saja bebas dari penjara delapan bulan lalu. Dia membawanya ke kawasan Rancaekek.
Korban kemudian melaporkan kasus tersebut ke Polsek Regol. Beberapa hari berselang atau tepatnya Minggu (31/5), Galing melintas kawasan Tegalega dengan cara melawan arus. Saat itu dirinya tengah berada di bawah pengaruh alkohol.
"Anggota langsung menangkap pelaku. Dia sempat melawan. Kemudian petugas bertindak tegas melumpuhkan pelaku dengan menembak betis kaki kanannya," kata Wakapolsek Regol AKP M.Soleh didampingi Kanitreskrim Polsek Regol AKP Deden Achmad Yani.
Polisi menyita barang bukti berupa satu unit motor curian, satu pasang pelat nomor palsu dan pisau. Soleh menyebut tersangka Brendel dijerat Pasal 365 KUHPidana yang ancaman hukumannya di atas lima tahun penjara.
"Pengakuan tersangka ini memang bolak-bolak penjara," ungkapnya.