Tipu 6 pasangan calon pengantin, penipu WO fiktif raup Rp 250 juta
"Uang sementara katanya sudah habis," ujar Kapolsek Pasar Minggu.
Penipu berkedok Wedding Organizer (WO) abal-abal, Nitria Danu Kusuma (29) dibekuk pihak berwajib. Kepada polisi, pelaku mengaku telah menipu 6 pasangan calon pengantin lainnya, selain Muhammad Bayu Arga dan Karina Prilianto.
Kapolsek Pasar Minggu Kompol Zaky Akazar menjelaskan pelaku berhasil raup uang sebesar Rp 250 juta dari hasil menipu ke-6 calon pengantin tersebut.
-
Kapan kata penutup pidato penting? Seperti diketahui, bahwa ragam acara seperti seminar, perpisahan, pernikahan hingga acara formal lain membutuhkan sebuah penutup pidato yang penuh kesan yang membuat seluruh rangkaian acara berkesan.
-
Siapa yang menemukan pendatang yang menjadi pemulung di Jakarta? "Ada juga yang beberapa waktu lalu ketemu ya kita pemulung segala macam. Kita kembalikan,"
-
Kenapa kata penutup pidato penting? Sangat penting untuk pembicara memperhatikan kata-kata penutup yang dituangkan dalam setiap pidatonya.
-
Kenapa Pemilu penting? Pemilu merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat untuk memilih Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Anggota Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden serta Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
-
Kenapa Pemilu di Indonesia penting? Partisipasi warga negara dalam Pemilu sangat penting, karena hal ini menunjukkan dukungan dan kepercayaan terhadap sistem demokrasi yang berlaku.
-
Apa yang diuji coba oleh Pemprov DKI Jakarta? Penjelasan Pemprov DKI Uji Coba TransJakarta Rute Kalideres-Bandara Soekarno Hatta Dikawal Patwal Selama uji coba dengan menggunakan Bus Metro TransJakarta dikawal dengan petugas Patwal hingga ada penutupan sementara di beberapa persimpangan Penjabat Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono bersama jajaran Pemprov DKI Jakarta menjajal langsung TransJakarta menuju Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang dimulai dari Terminal Kalideres.
"Uang sementara katanya sudah habis. Kedua pelaku hubungannya teman. Kalau yang perempuan hasil pengembangan kita dan ditangkap di Tanggerang," ujar Zaky kepada wartawan di Polsek Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Kamis (10/3).
Zaky tak menutup kemungkinan jika korban hasil tipu-tipu Nitria pun akan bertambah. "Kemungkinan kprban masih ada. Pelaku juga melakukan penipuan terhadap vendor-vendir yang bekerja sama dengan WO fiktif itu," tandasnya.
Kasus ini terungkap berawal dari laporan calon pasangan pengantin Muhammad Bayu Arga dan Karina Prilianto yang ditipu pelaku usai menyetorkan uang sebesar Rp 119 juta untuk persiapan pernikahan keduanya.
Arga dan Karina terpaksa membatalkan pernikahannya menjelang H-1 pelaksanaan di Balai Sarwono, Jakarta Selatan. Penyebabnya lantaran wedding organiser (WO) bernama Getar yang disewanya telah menipu dan membawa kabur seluruh biaya pernikahan tersebut.
Kakak Karina, Trido Medianto (35) mengungkapkan sang adik yang seharusnya menikah pada Minggu (6/3) kemarin telah ditipu Rp. 119 Juta oleh pemilik Getar yang bukan lain teman sekolah semasa SMK, yakni Tia.
"Terungkapnya kasus itu ketika hari sebelum pelaksaan pernikahan, sekitar pukul 17.00 mendadak fotografer dan penata rias datang ke kami. Mereka memilih mengundurkan diri karena belum mendapat pembayaran. Usai dari laporan itu, kami langsung usut dan ternyata memang belum ada satupun yang dibayar oleh pihak WO," kata Trido di Polda Metro Jaya, Senin (7/3).
Menurut Trido, perjanjian dengan WO sudah dilakukan sejak November 2015. Usai membayar dengan biaya yang dijanjikan yakni Rp. 119 Juta, kedua calon mempelai selanjutnya tak berhubungan lagi dengan Tia, tetapi hanya dengan Anggota WO yakni Devries. Anggota WO juga lah yang selanjutnya berhubungan dengan pengelola gedung, fotografer perkawinan, katering makanan dan lainnya.
"Dan ternyata mereka bukan WO. Mereka ini anak-anak kuliah yang dipekerjakan oleh pelaku. Ini mereka juga ketipu. Tapi sebenarnya saya sudah melihat keanehan itu sejak lama," ujarnya.
"Atas kasus itu, kami langsung lapor Ke Polsek Pasar Minggu, dan salah satu WO yang terlibat bernama Devries pun ditahan. Kini kami mau coba lapor ke Polda Metro, sebab katanya korban bukan hanya kami saja, pelaku sudah 6 kali infonya melakukan perbuatan ini dengan nama WO yang berbeda-beda," tutupnya.
(mdk/rhm)