TNI Pastikan Kondisi Anggota TGPF Intan Jaya Korban Penembakan KKB Stabil
Suriastawa menambahkan, masih bersarangnya peluru di kaki Bambang dikarenakan tim medis kekurangan peralatan.
Kapen Kogabwilhan III Kolonel Czi IGN Suriastawa menyatakan, kondisi Dosen Universitas Gadjah Mada (UGM), Bambang Purwoko, yang tergabung dalam Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) Intan Jaya, sudah keadaan stabil. Namun, peluru di atas pergelangan kakinya belum dapat dikeluarkan.
"Kondisi Bapak Bambang Purwoko stabil. Tapi peluru masih bersarang," tulis Suriastawa dalam siaran pers diterima, Sabtu (10/10/2020).
-
Apa yang terjadi di video yang viral tentang Brimob dan TNI di Papua? Sebuah video memperlihatkan anggota Brimob dan TNI yang sedang baku tembak dengan KKB OPM Papua dan membuat situasi memanas.
-
Di mana TNI dibentuk? Dahulu TNI dibentuk dan dikembangkan dari sebuah organisasi bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR).
-
Siapa yang kagum dengan kekuatan TNI? Gamal Abdul Nasser Adalah Sahabat Dekat Presiden Sukarno Keduanya menjadi pelopor gerakan Non Blok. Karena dekat, Nasser bicara terus terang pada Presiden Sukarno.
-
Siapa menantu Panglima TNI? Kini Jadi Menantu Panglima TNI, Intip Deretan Potret Cantik Natasya Regina Ini potret cantik Natasya Regina, menantu panglima TNI.
-
Apa yang dilakukan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo di Papua? Pak Kapolri beliau jam 5 sudah berada di Papua, dengan Panglima TNI. Jadi beliau tidak bisa hadir, karena beliau tidak bisa hadir tentunya kita tidak mengikutsertakan para pejabat lainnya. Sehingga murni kita adalah PP Polri pada acara hari ini ya.
-
Apa yang berhasil diamankan oleh prajurit TNI? Menariknya, penyusup yang diamankan ini bukanlah sosok manusia. Salah satu tugas prajurit TNI adalah menjaga segala macam bentuk ancaman demi kedaulatan dan keselamatan bangsa Indonesia.
Suriastawa menambahkan, masih bersarangnya peluru di kaki Bambang dikarenakan tim medis kekurangan peralatan. Menurut dia, alat medis di UPTD RSUD Kabupaten Intan Jaya kondisinya terbatas.
Selain Bambang, lanjut Suriastawa, korban lain yakni Sertu Faisal Akbar, juga sudah dalam kondisi stabil. Diketahui, Faisal mengalami luka tembak di pinggang kiri yang tembus ke pinggang kiri belakang.
"Kondisinya Faisal juga stabil dan sudah tidak terjadi pendarahan," yakin Suriastawa.
Pastikan Keamanan, Anggota TGPF Dibekali Rompi Anti Peluru
Sementara itu, Ketua Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) Intan Jaya, Benny J. Mamoto menegaskan pengungkapan sejumlah peristiwa penembakan di Intan Jaya bulan September lalu terus dilanjutkan. Walaupun sempat terjadi insiden penembakan oleh KKB terhadap timnya di Mamba Bawah, Distrik Sugapa, Jumat (9/10) kemarin.
“Kami di TGPF sama sekali tidak gentar karena peristiwa penembakan kemarin yang menyebabkan salah satu anggota tim, pak Bambang Purwoko tertembak. Kami terus bekerja untuk menuntaskan tugas yang diberikan oleh pemerintah kepada tim ini," kata dari Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Papua, pada Sabtu (10/10).
Benny menyampaikan bahwa saat ini tim masih berada di Sugapa dan sedang melanjutkan investigasi dengan memeriksa sejumlah saksi, termasuk beberapa orang yang kemarin dijadwalkan ulang.
"Pemeriksaan ini sebagai lanjutan atas wawancara terhadap sejumlah saksi di lokasi penembakan pendeta Yeremias Zambani di Hitadipa hari Jumat," terangnya.
Menurutnya, para saksi menceritakan apa yang dilihat dan didengar di lokasi dan sekitar lokasi saat peristiwa penembakan itu terjadi. Sementara tim yang berada di Jayapura hari ini juga melanjutkan tugas dengan bertemu sejumlah pihak, termasuk tokoh gereja.
“Mohon doanya agar rencana-rencana selanjutnya berjalan lancar, hingga kami menyelesaikan tugas ini dengan baik” ujar Benny.
Benny menyampaikan seluruh anggota TGPF yang bertugas di Intan Jaya telah diharuskan menggunakan rompi dan helm anti peluru. Tujuannya untuk memastikan agar semua anggota tim selamat dari serangan yang bisa mengancam jiwa mereka.
“Kami menggunakan rompi dan helm anti peluru karena ini daerah berbahaya. Kita tidak pernah tahu kapan dan dari mana serangan akan datang, dan itu sudah menjadi SOP di daerah konflik seperti ini” ujar Benny.
Pernyataan Benny tersebut sebagai bentuk tanggapan terhadap pihak-pihak tertentu yang menyamakan tim investigasi dengan kombatan.
“Kalau tim ini bagian dari kombatan, buktinya yang tertembak adalah adalah Pak Bambang, anggota TGPF yang adalah warga sipil, dosen dan peneliti dari UGM Yogyakarta” tuturnya.
Selama berada di Sugapa, Intan Jaya-Papua, anggota TGPF dijaga secara ketat untuk menghindari berbagai kemungkinan yang bisa mengancam keselamatan jiwa mereka. Setelah peristiwa penembakan terhadap Bambang Purwoko dan dua anggota TNI yang mendampingi mereka hari Jumat kemarin, pengawalan terhadap anggota tim juga semakin diperketat.
Kronologo Kejadian Penembakan Tim TGPF
Sebelumnya, Kepala Penerangan (Kapen) Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan) III, Kolonel Czi IGN Suriastawa, serangan itu berawal saat rombongan TGPF melintas di Kampung Mamba, Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Papua, Jumat (9/10). Usai melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di Hitadipa dan hendak kembali ke Sugapa.
Namun, Penembakan terjadi tepat saat rombongan dalam perjalanan pulang berada di tanjakan Wabogopone, sekitar pukul 15.30 WIT. Rombongan dipimpin Ketua TGPF Benny Mamoto diadang dan ditembaki KKB dari kanan dan kiri jalan di Kampung Mamba tersebut.
"Saat ini korban masih dirawat di RSUD Sugapa dikawal oleh personel TNI dpp Asintel Dam Cendrawasih Kol Inf Ardian Triwasana. Untuk rombongan TGPF lain sudah berada di rumah dinas Wabup Intan Jaya," ujar Suriastawa dalam keterangan tertulis.
Suriastawa mengatakan, saat ini pihaknya memburu KKB tersebut. Pengejaran dilakukan hingga ke hutan diduga menjadi lokasi KKB melarikan diri.
"Saat ini, TNI sedang melakukan pengejaran terhadap gerombolan KKSB yang kabur kedalam hutan disekitar lokasi kejadian pasca penembakan terhadap rombongan TGPF," kata Suriastawa.
Menurutnya, insiden yang menimpa keduanya itu membuktikan kepada masyarakat jika KKB selalu bertindak secara brutal.
"Kejadian penembakan ini membuktikan kepada masyarakat bahwa selama ini KKSB selalu bertindak brutal dan dengan sengaja menghalangi kinerja TGPF yang dibentuk oleh pemerintah dengan melibatkan tokoh-tokoh kredibel untuk mengungkap kebenaran yang terjadi pasca kematian pendeta Yeremia beberapa waktu lalu," kata dia.
(mdk/ded)