Tolak kebijakan perusahaan, driver GO-JEK di Yogya mogok massal
Mereka menolak kebijakan penurunan tarif yang ditetapkan manajemen. Imbasnya mereka mogok selama lima hari.
Ratusan pengemudi GO-JEK Yogyakarta mogok beroperasi. Aksi mogok ini merupakan bagian dari protes perubahan harga dan kebijakan dari manajemen perusahaan aplikasi tersebut.
Koordinator Grup 3 Pengemudi GO-JEK Dipo Dwi mengatakan, para pengemudi sepakat mogok selama lima hari mulai 14 sampai 19 Agustus. Pengemudi GO-JEK memberi waktu selama lima hari kepada manajemen untuk mendengarkan aspirasi mereka.
"Kami melakukan pemogokan sejak 14 sampai 19 Agustus dengan jumlah pengemudi kira-kira ada 900," ujar Dipo Dwi, Selasa (16/8).
Para pengemudi menuntut manajemen membatalkan kebijakan penurunan tarif yang semula Rp 15 ribu untuk maksimal jarak 6 kilometer menjadi Rp 8 ribu, dan tarif per kilometer yang sebelumnya Rp 2.500 turun menjadi Rp 2.000 per. Selain itu mereka juga menginginkan pembatalan program tarif gratis untuk Go-Ride dan Go-Food.
"Kami juga menolak penerapan larangan mengambil pesanan selama 30 menit setelah dua kali menolak orderan," ujarnya.
Dipo Dwi berharap agar sesama pengemudi GO-JEK kompak memperjuangkan aspirasi tersebut demi kesejahteraan bersama. Pasalnya perubahan peraturan baru tersebut mengancam pendapatan mereka.
"Kami harap agar sesama sopir gojek memperjuangkan aspirasi dengan kompak. Semakin kompak, semakin besar kekuatannya," ujarnya.
Dipo Dwi menambahkan, jika sampai tanggal 19 Agustus pihak manajemen belum memenuhi tuntutan tersebut, para pengemudi akan melakukan unjuk rasa. Selain itu, Dipo memohon agar para pelanggan memaklumi pemogokan ini demi kepentingan bersama.
"Kami akan lakukan unjuk rasa jika tuntutan ini tak dipenuhi," imbuh Dipo Dwi.