Tradisi Tumpeng Sewu Banyuwangi, Makan Tumpeng Pecel Pitik Sembari Rajut Kerukunan
"Penasaran saja bagaimana selametan desa digelar di pinggir jalan. Semua warga keluar menghidangkan makanan sambil menyapa tamu untuk menikmati kulinernya, pecel pitik. Tradisinya dapat banget," ujar Niken Saras, wisatawan asal Semarang yang sedang berlibur di Banyuwangi.
Masyarakat Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Banyuwangi punya gawe besar tadi malam, Minggu (4/8/2019). Sekitar seribu tumpeng disajikan warga di jalanan halaman depan rumah untuk dimakan beramai-ramai. Tradisi ini dikenal dengan Tumpeng Sewu, yang digelar setiap memasuki bulan Dzulhijjah, atau yang biasa disebut dengan bulan haji.
Ribuan orang tumplek blek memadati jalan utama desa adat Kemiren. Para tamu pengunjung memasuki jalanan desa sambil berjalan kaki untuk menghormati ritual tersebut. Mereka yang melintasi jalan, disapa warga setempat untuk diajak menikmati tumpeng yang mereka suguhkan.
-
Apa yang diserahkan oleh Presiden Jokowi di Banyuwangi? Total sertifikat tanah yang diserahkan mencapai 10.323 sertipikat dengan jumlah penerima sebanyak 8.633 kepala keluarga (KK).
-
Apa yang dibangun di Banyuwangi? Pabrik kereta api terbesar se-Asia Tenggara, PT Steadler INKA Indonesia (SII) di Banyuwangi mulai beroperasi.
-
Di mana Bandara Banyuwangi berlokasi? Bandara Banyuwangi menjadi bandara pertama di Indonesia yang berkonsep ramah lingkungan.
-
Bagaimana cara Banyuwangi memanfaatkan insentif tersebut? “Sesuai arahan Bapak Wakil Presiden, kami pergunakan insentif ini secara optimal untuk memperkuat program dan strategi penghapusan kemiskinan di daerah. Kami juga akan intensifkan sinergi dan kolaborasi antara pemkab dan dunia usaha. Dana ini juga akan kami optimalkan untuk kegiatan yang manfaatnya langsung diterima oleh masyarakat,” kata Ipuk.
-
Kenapa Banyuwangi mendapatkan insentif lagi? Ini merupakan kali kedua mereka mendapatkan insentif karena dinilai sukses menekan laju inflasi serta mendongkrak kesejahteraan masyarakat.
-
Dimana insentif diserahkan kepada Banyuwangi? Insentif tersebut diserahkan langsung Menteri Keuangan, Sri Mulyani, kepada Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, di Jakarta, Senin (6/11).
Sekitar pukul 18.00 WIB atau usai salat Maghrib, ritual ini mulai dilangsungkan. Di bawah temaram api obor, semua orang duduk dengan tertib bersila di atas tikar maupun karpet yang tergelar di depan rumah. Di hadapan warga, tersedia tumpeng yang ditutup daun pisang. Dilengkapi lauk khas warga Kemiren, pecel pitik dan sayur lalapan sebagai pelengkapnya.
©2019 Merdeka.com
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas yang hadir dalam tradisi Tumpeng Sewu mengatakan pihaknya bersyukur tradisi dan budaya di Banyuwangi terus tumbuh dan berkembang. "Inilah kekayaan festival kita, yang banyak berakar dari tradisi warga yang telah dijalankan turun temurun. Jadi, festival di Banyuwangi bukan hanya untuk wisatawan, tetapi juga untuk menopang pelestarian budaya," ujar Anas.
Anas menambahkan, lewat Festival Tumpeng Sewu kali ini, masyarakat bertemu, berkumpul, dan bersilaturahmi. "Semua warga, termasuk anak-anak muda berkumpul dan bergotong royong mengemas acara ini, sehingga warga menjadi guyub. Ini menjadi modal penting untuk terus membangun daerah," pungkas Anas.
©2019 Merdeka.com
Tumpeng Sewu merupakan tradisi adat warga Desa Kemiren. Sebelum makan tumpeng sewu warga berdoa agar desanya dijauhkan dari segala bencana, dan sumber penyakit karena ritual tumpeng sewu diyakini merupakan selamatan tolak bala. Usai kumandang do’a yang yang dibacakan sesepuh dari masjid di desa setempat, masyarakat mulai makan tumpeng bersama.
©2019 Merdeka.com
Tradisi ini menjadi salah satu atraksi yang dinanti wisatawan. Mereka ingin melihat dari dekat bagaimana warga Kemiren ramai-ramai menggelar kenduri masal di pinggir jalan desa.
"Penasaran saja bagaimana selametan desa digelar di pinggir jalan. Semua warga keluar menghidangkan makanan sambil menyapa tamu untuk menikmati kulinernya, pecel pitik. Tradisinya dapat banget," ujar Niken Saras, wisatawan asal Semarang yang sedang berlibur di Banyuwangi.
Tak hanya itu, terlihat sejumlah wisatawan asing juga ikut menikmati tradisi Tumpeng Sewu ini. Mereka berbaur dengan warga menikmati Pecel Pitik.
(mdk/paw)