Tragis! Pelajar di Nias Selatan Tewas Usai Dianiaya Kepala Sekolah, Saraf di Kening Sampai Tak Berfungsi
Ketujuh pelajar itu dibariskan kepala sekolah lantaran mereka membuat masalah saat magang di kantor camat.
Peristiwa itu terjadi pada Sabtu 23 Maret 2024 sekitar pukul 09.00 WIB. Pada hari itu, YN bersama enam pelajar lainnya dipanggil Kepsek SZ.
- Keroyok Anak Madrasah Kelas 2 di Tasik sampai Tewas, 9 Pelaku Diamankan
- Tragis! Seorang Pelajar di Garut Diperkosa Lima Pemuda Secara Bergiliran
- Fakta-Fakta Tragedi Pelajar Nias Selatan Dianiaya Kepsek Hingga Saraf di Kening Tak Berfungsi & Tewas
- Tak Mau Diajak Bolos Sekolah hingga Kerap Diejek Temannya, Alasan Pelajar Ini Tuai Pujian Warganet
Tragis! Pelajar di Nias Selatan Tewas Usai Dianiaya Kepala Sekolah, Saraf di Kening Sampai Tak Berfungsi
YN (17), pelajar SMK Negeri 1 Nias Selatan di Sumatera Utara tewas usai menjadi korban penganiayaan. Dia tewas diduga dianiaya oleh kepala sekolahnya. Sebelum tewas YN sempat dirawat di rumah sakit.
Juru bicara Polres Nias Selatan, Bripka Dian Octo Tobing mengatakan, kepala sekolah yang diduga menjadi pelaku penganiayaan itu adalah SZ.
"Keluarga korban mendatangi Polres Nias Selatan dan membuat laporan polisi pada Kamis (11/4/2024)."
Kata Jubir Polres Nias.
Kronologi Penganiayaan
Polisi membeberkan kronologi penganiayaan itu yang berawal pada Sabtu 23 Maret 2024 sekitar pukul 09.00 WIB. Pada hari itu, YN bersama enam pelajar lainnya dipanggil oleh SZ.
Kemudian, ketujuh pelajar itu dibariskan kepala sekolah lantaran mereka membuat masalah saat magang di kantor camat.
“Pengakuan saksi mereka magang di kantor camat. Saat sekretaris camat minta tolong, mereka ini tidak mau. Lalu sekretaris camat melapor ke kepala sekolah. Kepala sekolah menghukum mereka."
Kata Jubir Polres.
@merdeka.com
Ketujuh pelajar itu lalu dipukul SZ tepat di bagian kepala sebanyak lima kali. Tak terima atas perbuatan SZ, ketujuh pelajar itu mengadu ke orang tuanya. Bahkan, YN mengeluh kepalanya sakit pascakejadian.
"Pada Rabu 27 Maret 2024 korban (YN) mengatakan kepada ibunya bahwa sakit kepalanya semakin parah dan dia tidak sanggup lagi sekolah, " ujar Dian.
Selanjutnya, pada Jumat 29 Maret 2024, YN terus mengerang kesakitan di bagian kepalanya yang menyebabkan korban demam tinggi.
"Ibu korban curiga dan mencari tahu apa penyebab dari penyakit anaknya. Kemudian keluarga korban menanyakan kepada teman sekolahnya. Teman korban menyebutkan bahwa korban dipukul kepala sekolahnya," jelas Dian.
Pada Selasa 9 April 2024, YN dibawa oleh keluarganya ke RSUD dr Thomsen Gunung Sitoli untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut. Esoknya, keluarga korban menerima hasil pemeriksaan dari rumah sakit yang menyatakan ada bekas pukulan di bagian kening dan salah satu saraf tidak berfungsi di bagian kening YN.
Akhirnya keluarga korban melaporkan penganiayaan itu ke Polres Nias Selatan pada Kamis 11 April 2024. Saat itu YN masih dirawat di RSUD dr. Thomsen.
"Kami datang ke rumah sakit untuk melakukan wawancara terhadap korban serta melihat keadaan korban pada Senin 15 April 2024 sekira pkl 17.00 WIB. Namun korban tidak dapat memberikan keterangan karena dalam keadaan kritis."
Ujar Jubir Polres.
@merdeka.com
Nahas, beberapa jam kemudian YN dinyatakan meninggal dunia. Saat ini kasus penganiayaan itu masih dalam penyelidikan polisi.
Jenazah YN juga direncanakan diautopsi dalam waktu dekat.
"Kasusnya masih dalam penyelidikan. Nantinya jenazah korban akan di otopsi, " bebernya.