Tuduh jurnalis gelapkan Rp 50 ribu, Kompas TV bungkam soal pemecatan
"Saya belum bisa klarifikasi, saya lagi di Ambon. Kita kan punya PR, punya legal, kita mau koordinasi itu," kata Njoman.
Kompas TV menyatakan belum bisa memberikan klarifikasi terhadap kasus pemecatan tiga karyawannya, yakni Rian Suryalibrata (produser), Muhammad Iqbal Syadzali (reporter) dan Fadhila Ramadhona (reporter).
Menurut Manager HRO Kompas TV, Njoman Trijono, pihaknya akan berkoordinasi lebih dulu dengan pihak humas dan legal sebelum memberikan keterangan kepada publik soal pemecatan itu.
"Saya belum bisa klarifikasi, saya lagi di Ambon. Kita kan punya PR, punya legal, kita mau koordinasi itu," kata Njoman saat dihubungi merdeka.com, Senin (14/12).
Ditanya soal keterangan Rian dkk bahwa Njoman telah melakukan berbagai cara untuk memaksakan pemecatan, termasuk tudingan penggelapan uang Rp 50 ribu, petinggi televisi berslogan 'Inspirasi Indonesia' itu mengelak menjawab.
"Intinya tidak ada yang bisa saya klarifikasi hari ini. Nanti kalau sudah koordinasi dengan pihak PR dan legal, apa yang saya harus jawab, pasti saya akan jawab," ujar dia.
Seperti diberitakan, Rian, Iqbal dan Fadhila dipecat oleh Kompas Media Grup lantaran dituduh menggelapkan uang perusahaan sebesar Rp 50 ribu.
Rian menceritakan bagaimana proses dirinya bisa dipecat. Menurut dia, uang Rp 50 ribu itu bukan digelapkan seperti yang dituduhkan pihak perusahaan. Uang itu, kata dia, dipinjam oleh sang sopir yang bernama Sudrajat saat mengantarkan rombongan ke Bandung untuk meliput.
"Ini kejadian udah lima bulan yang lalu. Jadi waktu itu, STNK mobil hilang, dan kita melapor ke polisi. Waktu itu yang lapor si sopir diantar sama Iqbal cuma yang menghadap ke polisinya sopir kalau Iqbal nunggu di mobil dan Iqbal kasih uang ke sopir Rp 100 ribu," kata Rian saat dihubungi merdeka.com, Jakarta, Minggu (13/12).
Setelah itu, sopir kembali mendatangi Iqbal dan memberitahukan jika uang Rp 50 ribu sudah digunakan untuk membayar laporan tersebut. Sementara, sisa uang Rp 50 ribu lagi dipinjam si sopir untuk menambah biaya makannya selama liputan di Bandung.
"Dari uang Rp 100 ribu, Rp 50 ribu dipakai buat bayar laporan (ke polisi) sementara Rp 50 ribu lagi dipinjam sama Sudrajat buat biaya makan selama di Bandung. Karena Iqbal repot juga kan ngurusin peralatan liputan di mobil, Iqbal iya-iya aja tapi dicatat sama Iqbal," ujarnya.
Setelah lima bulan berlangsung, tepatnya pada 16 November 2015, Iqbal dipanggil oleh pihak perusahaan Kompas Group Media untuk dimintai pertanggungjawaban soal Rp 50 ribu tersebut. Bahkan, pada waktu itu, Iqbal dipaksa mengundurkan diri oleh manager HRO Kompas TV, Njoman Trijono.
"Ini aneh aja, Iqbal dipanggil terus dipecat gara-gara uang Rp 50 ribu yang dipinjam sopir. Memang si sopir engga ngasih laporan soal peminjaman uang itu tapi kenapa Sudrajat engga dipecat malah sampai sekarang dia masih kerja" jelasnya.
Lebih anehnya, lanjut dia, pada saat pemeriksaan di hadapan Rian dan Iqbal, si sopir mengakui dan menjelaskan jika uang Rp 50 ribu itu memang dipinjam olehnya dan belum diganti. Namun, pihak perusahaan bersikeras dan tetap menuding jika Iqbal telah menggelapkan uang tersebut.
Bukan hanya Iqbal, Rian pun harus kehilangan pekerjaan dan jabatannya. Dengan dalil atasan Iqbal, perusahaan menganggap Rian sebagai pihak yang harus ikut bertanggungjawab atas hilangnya laporan uang Rp 50 ribu tersebut.
"Waktu pemeriksaan ada si sopir juga, si sopir ngaku kalau uang itu memang dia pinjam tapi engga dikasih sanksi. Ini malah saya ikut dipecat dengan alasan yang sederhana, karena saya atasan Iqbal," keluhnya.
Atas pemecatan itu, Rian tak tinggal diam. Dia sudah melaporkan sikap kesewenang-wenangan perusahaan kepada Dinas Ketenagakerjaan Wali kota Jakarta Pusat.
"Selasa tanggal 8 Desember kemarin kita sudah lapor ke Dinas Ketenagakerjaan Wali kota Jakarta Pusat dan kita udah lakuin mediasi pertama, mediasi berikutnya tunggu kabar dari pihak dinas," pungkasnya.
-
Kapan Wibowo Wirjodiprodjo meninggal? Di akhir hidupnya, Ari dan Ira Wibowo menceritakan bahwa sang ayah pergi dengan tenang, tanpa rasa sakit, dan dikelilingi oleh keluarga tercinta.
-
Apa yang diuji coba oleh Pemprov DKI Jakarta? Penjelasan Pemprov DKI Uji Coba TransJakarta Rute Kalideres-Bandara Soekarno Hatta Dikawal Patwal Selama uji coba dengan menggunakan Bus Metro TransJakarta dikawal dengan petugas Patwal hingga ada penutupan sementara di beberapa persimpangan Penjabat Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono bersama jajaran Pemprov DKI Jakarta menjajal langsung TransJakarta menuju Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang dimulai dari Terminal Kalideres.
-
Siapa yang membuat video Jakarta di masa depan? Seorang content creator TikTok bernama @fahmizan membuat gambaran kota Jakarta di masa depan.
-
Di mana letak permukiman terbengkalai di Jakarta yang diulas dalam video? Baru-baru ini sebuah kawasan di wilayah Jakarta Timur yang terbengkalai terungkap, dengan deretan rumah yang ditinggalkan oleh penghuninya.
-
Kapan pameran Van Gogh Alive in Jakarta dimulai? Karya Van Gogh akan hadir di Indonesia pada 7 Juli-9 Oktober 2022 di Mall Taman Anggrek, Jakarta.
-
Apa yang diresmikan oleh Jokowi di Jakarta? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kantor tetap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Asia di Menara Mandiri 2, Jakarta, Jumat (10/11).
Baca juga:
Dituduh gelapkan uang Rp 50 ribu, produser & wartawan Kompas dipecat
Tak terima dilecehkan, ratusan wartawan geruduk Kantor Gubernur Riau
Salah ketik presiden mundur, empat wartawan China kena sanksi
Wartawan geruduk Mapolda Riau kecam polisi penganiaya Zuhdy
AJI Pekanbaru kecam pemukulan wartawan saat liput kongres HMI