Tujuh Saksi Diperiksa Terkait Kasus Pengeroyokan Kasatreskrim Wonogiri
Sampai saat ini, Dokter dari RS Bhayangkara, Biddokkes Polda Jateng kerjasama dengan RS Kramat Djati Jakarta dan medis dari Singapura akan melihat kondisi korban yang mengalami gegar otak akibat dikeroyok pada 8 Mei 2019 lalu.
Kepolisian Daerah Jawa Tengah memeriksa tujuh saksi terkait aksi pengeroyokan yang dialami Kasatreskrim Polres Wonogiri, AKP Aditia Mulya oleh kelompok perguruan silat.
"Tujuh saksi dari satu pihak sudah kita periksa. Mudah-mudahan untuk segera ada harapan penyelidikan lebih lanjut," kata Kapolda Jateng, Irjen Pol Rycko Amelza Dahniel di Polda Jateng, Selasa (14/5).
-
Apa yang dimaksud dengan pangkat polisi? Mengutip dari laman polisi.com, tanda kepangkatan Polri adalah daftar tanda pangkat yang dipakai oleh Kepolisian Negara Indonesia.
-
Kapan Polri mengatur pangkat polisi? Hal itu sesuai dengan peraturan Kapolri Nomor 3 Tahun 2016 tentang Administrasi Kepangkatan Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia.
-
Kenapa pangkat polisi penting? Selain itu pangkat juga merupakan syarat mutlak yang perlu dimiliki oleh anggota Polri jika hendak mendapatkan amanat untuk mengemban jabatan tertentu.
-
Bagaimana polisi tersebut disekap? Saat aksi percobaan pembunuhan itu dilakukan, korban memberontak sehingga pisau badik yang dipegang pelaku N mengenai jari korban dan mengeluarkan darah. "Selanjutnya tersangka N melakban kedua kaki agar korban tidak berontak.
-
Apa yang dilakukan penerus para jenderal polisi? Penerus Sang Jenderal Putra para Jenderal Polisi ini mengikuti jejak sang ayah.
-
Di mana polisi tersebut disekap? Kasat Reskrim Polrestro Tangerang, Kompol Rio Mikael Tobing, menjelaskan percobaan pembunuhan terhadap korban anggota Polri terjadi di Jalan Tol Tanah Tinggi, Batu Ceper, Kota Tangerang, terjadi pada Rabu (18/10) silam.
Terkait pemeriksaan saksi dari kelompok mana, kata Rycko, tidak menjelaskan secara detail. "Semua kita serahkan penyidik yang menangani kasus tersebut," ungkapnya.
Sampai saat ini, Rycko bersama Dokter dari RS Bhayangkara, Biddokkes Polda Jateng kerjasama dengan RS Kramat Djati Jakarta dan medis dari Singapura akan melihat kondisi korban yang mengalami gegar otak akibat dikeroyok pada 8 Mei 2019 lalu.
"Tim kesehatan masih mengecek kesehatan AKP Aditia yang terbilang stabil. Terapi terus dilakukan, untuk mengetahui apakah perlu ambil tindakan selanjutnya," jelasnya.
Seperti diketahui, Kasatreskrim Polres Wonogiri, AKP Aditia Mulya Ramdhani menjadi korban pengeroyokan saat mengamankan bentrokan antar warga di Sidoharjo, Wonogiri, Jawa Tengah, Rabu (8/5). Mantan Kapolsek Pasarkliwon, Solo tersebut terluka cukup parah di bagian tangan, kaki dan kepala. Saat ini Aditia masih mendapatkan perawatan intensif di Rumah Sakit Dr Oen Solo Baru, Sukoharjo.
Informasi yang dihimpun menyebutkan, saat terjadi pengeroyokan ratusan anggota Polres Wonogiri tengah melakukan pengamanan terhadap sekelompok massa perguruan beladiri yang saling berhadapan. Namun Aditia yang berpakaian preman terpisah dari anggota yang berseragam polisi. Diduga salah sasaran, Aditia mendapatkan pukulan dari salah satu kelompok massa.
Baca juga:
Dikeroyok, Kasatreskrim Polres Wonogiri Batal Sertijab Kapolsek Semarang Tengah
Polisi Belum Temukan Titik Terang Pelaku Pengeroyokan Kasatreskrim Wonogiri
Jadi Korban Pengeroyokan, Kasatreskrim Polres Wonogiri Belum Sadar
Kapolda Jateng Kejar Pelaku Pengeroyokan Kasatreskrim Wonogiri
Polisi Minta Pengeroyok Kasatreskrim Wonogiri Menyerahkan Diri
Belum Sadar Usai Dikeroyok, Kasatreskrim Wonogiri akan Dibawa ke Singapura
Masih Koma, Kasatreskrim Polres Wonogiri Batal Dibawa ke Singapura