Ucapan Freddy Budiman, psikolog anggap pecandu narkoba sering bohong
Dia menilai, bahkan pecandu narkoba sulit membedakan mana yang benar dan mana yang tidak.
Ucapan Freddy Budiman yang disampaikan koordinator KontraS menjelang eksekusi mati menjadi sorotan banyak pihak. Betapa tidak, dalam tulisan itu, terdapat testimoni Freddy yang menyebutkan keterlibatan oknum Polri dan TNI dalam penyebaran narkoba.
Psikolog Kasandra Putrantro mengatakan bahwa pada umumnya pecandu narkoba sering berbohong. Hal ini dilihat lantaran pecandu sulit untuk jujur karena dihadapkan dengan sisi keburukannya. Karenanya, dibutuhkan pendekatan secara akademik untuk menelaah bagaimana psikologi pecandu narkoba.
"Pada umumnya para pecandu itu sering berbohong, sulit untuk dipercaya. Karena bagian dari karakternya itu,tidak menyampaikan hal yang sebenarnya. Secara umum seperti itu," kata Kasandra saat dihubungi, Senin (8/1).
Kasandra menerangkan, pada umumnya pecandu narkoba, apalagi pengguna berat sering kali memberikan pernyataan tidak sesuai faktanya. Dia menilai, bahkan pecandu narkoba sulit membedakan mana yang benar dan mana yang tidak.
Di sisi lain, lanjut Kasandra, prilaku pecandu narkoba bisa menunjukkan sikap yang berbeda-beda tergantung dari jenis narkoba yang dikonsumsinya. Pertama, pengguna sabu-sabu bisa mengakibatkan penggunanya berhalusinasi dan meningkatkan aktivitas.
Kedua, pengguna ganja bisa menyebabkan melambatnya respon otak dan halusinasi. Ketiga, ekstasi bisa meningkatkan imajinasi dan juga berhalusinasi. Menurut dia, jika ingin disandingkan bagaimana keadaan jiwa Freddy, maka perlu dipelajari narkoba jenis apa yang digunakannya. Sehingga bisa disimpulkan cenderung ke mana arah psikologi Freddy.
"Kemudian bisa dilakukan analisis terhadap prilaku yang bersangkutan selama masih hidup. Karena sudah meninggal, bisa dilakukan metode amnamnesis. Interview terhadap orang-orang yang dekat kepada dia, kemudian menginterview ke beberapa orang yang sering diajak ngomong sama dia beberapa waktu sebelumnya," jelas Kasandra.
Setelah pendekatan itu, kata Kasandra, bisa disimpulkan, apakah seseorang itu cenderung berbohong apa tidak. Dari situ juga bisa dipetakan, Freddy termasuk orang yang sering berhalusinasi atau tidak.
"Karena ada juga dalam psikolog itu, ada juga disorientasi ruang dan waktu. Misalnya seseorang itu tidak pernah berada di Tiongkok, tapi mengaku pernah ke sana," terang Kasandra.
Namun terlepas dari itu, Kasandra mengaku, agar analisis kejiwaan Freddy bisa dipertanyakan kepada psikolog di Lapas Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah. Karena, psikolog yang menangani Freddy lebih tahu bagaimana kejiwaan yang bersangkutan.
"Tentunya penilaian harus dilakukan oleh psikolog yang pernah menangani yang bersangkutan. Saya tidak bisa berbicara banyak mengenai kasus Freddy, tapi gambaran umumnya untuk pecandu narkoba seperti itu," pungkas Kasandra.