Unik, Ada Tradisi Merias Hewan Kurban di Banyuwangi
Hewan kurban diberi bedak, diberi lipstik hingga disisir bagian bulunya. Bagian tubuhnya juga diselimuti kain kafan dan diberi kalung bunga.
Masyarakat Lingkungan Papring, Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi memiliki tradisi unik saat perayaan Hari Raya Idul Adha. Usai salat Idul Adha, warga merias hewan kurbannya sapi maupun kambing sebelum disembelih.
Hewan kurban diberi bedak, diberi lipstik hingga disisir bagian bulunya. Bagian tubuhnya juga diselimuti kain kafan dan diberi kalung bunga.
-
Apa yang dilakukan saat Idul Adha? Idul Adha termasuk salah satu hari raya besar yang diperingati oleh masyarakat Muslim di seluruh dunia. Ini disebut juga dengan hari raya haji atau hari raya kurban. Sebab, Idul Adha bertepatan dengan momentum ibadah haji dan ritual penyembelihan kurban yang dilakukan umat Muslim.
-
Apa yang dilakukan oleh orang Betawi dalam merayakan Idul Adha? Biasanya orang Betawi merayakan Iduladha dengan memasak menu tradisional atau menjadi “Haji Gusuran”.
-
Apa yang Diwan lakukan di hari raya Idul Adha? Diwan membeli sapi kurban hasil dari menjadi seorang YouTuber dan ini adalah potretnya untuk Hari Raya Idul Adha.
-
Apa yang dimaksud dengan sidang isbat Idul Adha? Sidang isbat Idul Adha adalah proses menentukan atau menetapkan awal bulan Zulhijah dalam kalender Hijriyah.
-
Idul Adha itu apa? Idul Adha juga dikenal dengan sebutan Hari Raya Kurban, di mana umat muslim melaksanakan ibadah penyembelihan hewan di setiap perayaan ini.
-
Mengapa ucapan selamat Idul Adha penting? Di mana umat muslim saling mendoakan agar bisa mendapatkan ampunan dan keberkahan di hari yang penuh keutamaan.
"Ini tradisi sudah ada sejak nenek saya dulu, biar tambah semangat, yang berkurban jadi tambah gembira," ujar Ketua Panitia Kurban di Lingkungan Papring, Asnoto, Jumat (31/7).
Asnoto mengatakan, simbol kain kafan dimaksudkan agar pemilik hewan bisa menggunakan kain tersebut sebagai alas duduk saat di akhirat nanti.
©2020 Merdeka.com
"Kalau tali lawe buat pegangan, dan bunga melambangkan biar harum seterusnya," ujarnya.
Sapi yang dikurbankan juga diberi nama. Harapannya hewan kurban tersebut bakal mudah diketahui oleh pemilik saat di akhirat. Kali ini sapi betina yang dikurbankan diberi nama Mawar.
"Ini namanya Mawar, dikasih nama kalau yang berkorban meninggal dunia di akhirat nanti si Mawar dipanggil bisa datang," katanya.
Tidak hanya merias, masyarakat juga menyiapkan aneka rempah lengkap untuk memasak yang ditaruh di dalam wadah ember.
Ada kelapa, bawang merah, ketumbar, lengkuas, kemiri, merica, telur, bawang putih, penyedap, gula merah, cabe, minyak goreng, dan garam.
©2020 Merdeka.com
Rempah tersebut bakal digunakan untuk memasak daging kurban untuk selamatan bersama masyarakat.
"Dibacakan Alquran dulu, surat At-taubah, setelah itu syukuran ambil beras, bumbu bumbu rempah yang berkurban, itu digunakan untuk masak. Mendoakan yang berkorban dan ahli kubur pulang ke Rahmatullah," katanya.
Usai dirias, masyarakat berkumpul sambil mengumandangkan takbir dan kemudian gotong royong menyembelih hewan kurban. Daging hewan kurban kemudian dibagikan merata ke masyarakat menggunakan wadah besek dari anyaman bambu.
"Sudah saya data, daging ini akan dibagikan ke 110 warga untuk satu ekor sapi. Dagingnya agar bisa dirasakan merata banyak orang," jelasnya.
"Kalau wadah besek untuk tempat daging agar lebih ramah lingkungan. Di sini kan juga sentra kerajinan besek," jelasnya.
(mdk/hhw)