Usai ledakan di Jakarta, polisi Surabaya tingkatkan keamanan
Polisi langsung melakukan pengamanan di sejumlah alat vital, termasuk mal-mal yang ada di Kota Pahlawan.
Ledakan bom di Jakarta dan baku tembak menyebabkan beberapa orang tewas membuat beberapa daerah langsung melakukan antisipasi pengamanan, Kamis (14/1). Di Surabaya, Jawa Timur, polisi langsung melakukan pengamanan di sejumlah alat vital, termasuk mal-mal yang ada di Kota Pahlawan.
Kasubag Humas Polrestabes Surabaya, Kompol Lily Djafar mengatakan, pengamanan yang dilakukan merupakan instruksi dari Kapolrestabes Surabaya, Kombes Imam Sumantri.
"Usai terjadi ledakan bom dan baku tembak di Jakarta pagi tadi, Bapak Kapolres (Kapolrestabes Surabaya) langsung memerintahkan seluruh anggota dan jajaran untuk meningkatkan pengamanan di sejumlah tempat, seperti pusat keramaian serta obyek vital lainnya," terang Lily di Mapolrestabes Surabaya.
Jadi, lanjut Lily, kita lebih perketat lagi penjagaan, terutama pos polisi. "Ini dalam rangka antisipasi kejadian di Jakarta. Tujuannya agar Kota Surabaya bisa tetap kondusif."
Mantan Kasubag Humas Polres Tanjung Perak Surabaya ini menambahkan, giat patroli kali ini, seluruh personel polisi dilengkapi senjata. "Untuk pengamanan di pos-pos polisi serta obyek vital, akan ditambah pengamanannya dari personel Sabhara dan anggota Reskrim. Peningkatan pengamanan juga dilakukan di kantor kedutaan asing yang ada di Surabaya," tuturnya.
Terpisah, Pangdam V Brawijaya, Mayjen TNI Sumardi juga mengaku, pihaknya telah siap bergerak melakukan pengamanan di seluruh daerah di Jawa Timur. "Kita tinggal menunggu perintah KSAD dan Panglima TNI untuk bergerak. Semua personel TNI selalu siap membantu pengamanan pihak kepolisian," tegasnya.
Gubernur Jawa Timur, Soekarwo instruksikan siaga satu di wilayahnya. Orang nomor satu di provinsi timur Pulau Jawa ini, meminta aparat kepolisian dan TNI untuk meningkatkan kewaspadaan.
Menurut Soekarwo, cegah dini (waspada) juga harus dilakukan hingga tingkat desa. Kata dia, kewaspadaan dini, harus melibatkan elemen Trisula Desa, yaitu Kepala Desa, Babinsa dan Babinkamtibmas.
"Jakarta seperti ini (ada ledakan bom dan baku tembak). Kita naikkan status siaga. Siga semua. Fungsi intelejen, baik unsur Kodam V Brawijaya maupun Polda Jatim, harus lebih ditingkatkan," tegas Soekarwo.
Gubernur dua periode yang akrab disapa Pakde Karwo ini menjelaskan, intelenjen, sesuai fungsinya, harus mengamati dan tidak melewatkan apapun. "Karena kondisi Jakarta seperti itu. Kepada warga Jawa Timur juga harus ikut meningkatkan kewaspaadaan. Silahkan melapor jika mengetahu prilaku dan gerak-gerik mencurigakan," imbaunya.
Ketua Komando Garda Bangsa (KGB) Jawa Timur, Chusainuddin mengatakan, pihaknya akan terus berkoordinasi dengan TNI dan Polri, untuk ikut melakukan pengamanan di Jawa Timur.
"Pola pengamanannya nanti, akan mengikuti kondisi di masing-masing daerah yang ada di Jawa Timur. Kami sudah siap menghadapai situasi sulit. Pembinaan yang telah kami lakukan, menjadi bekal pengamanan kewilayahan," terangnya, Kamis (14/1).
Pria yang juga menjabat sebagai anggota Komisi B DPRD Jawa Timur ini juga menegaskan, meski aksi teror bom terjadi di Jakarta, kewaspadaan juga menjadi skala prioritas di Jawa Timur. "Jatim, bukan tidak mungkin juga menjadi sasaran teror. Untuk itu, TNI, Polri dan KGB diharaapkan bisa memberi rasa aman bagi masyarakat Jatim."
"Lebih baik siaga dan waspada. Kita sudah sering berkomunikasi dengan aparat keamanan, terkait kamtibmas di Jawa Timur. Sehinggaa kita siap, kapan-pun ikut melakukan pengamanan," tandasnya.