Usai merdeka, pejuang Rusmina kerja di bioskop hingga jual kemplang
Pada tahun 2009, Rusmina bertemu dengan seseorang dan mengajaknya tinggal di panti jompo milik Dinas Sosial Palembang.
Kisah hidup Rusmina (99) memang mengharukan. Bukannya menikmati hasil perjuangan dan pengorbanannya, dia harus menjalani kehidupan yang pahit usai kemerdekaan Indonesia.
Kepada merdeka.com, Rusmina mengaku tidak menyesal menjadi pejuang. Bahkan, dia bangga memiliki pengalaman yang bisa dibagi dengan generasi penerus meski nasibnya tak sesuai harapan.
-
Apa pasal yang menjerat pelaku pembunuhan siswi di Palembang? Para pelaku terjerat pasal penganiayaan dan pencabulan anak yakni pasal 76 C dan Pasal 80 ayat 3 UU No. 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara dan denda Rp3 miliar.
-
Apa itu pindang tulang iga sapi khas Palembang? Pindang tulang iga sapi dapat menjadi menu alternatif dalam acara makan Anda bersama keluarga.
-
Apa yang dibangun oleh PLN di IKN Nusantara? PT PLN (Persero) siap memenuhi kebutuhan listrik hijau di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara dengan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas 50 Megawatt (MW).
-
Siapa yang diangkat menjadi Pahlawan Nasional? Setelah kematiannya yang tragis, nama Amir Hamzah semakin semerbak di telinga masyarakat Indonesia. Ia juga diakui dan dianugerahi Satya Lencana Kebudayaan dan Piagam Anugerah Seni. Sampai puncaknya, pada tahun 1975, nama Amir Hamzah ditetapkan sebagai salah satu Pahlawan Nasional Indonesia.
-
Apa yang Prabowo pantau di IKN? Dalam kunjungan itu, Prabowo turut memantau langsung perkembangan pembangunan Istana Negara dan mendengarkan paparan oleh Tim Kontruksi IKN di lapangan yang berkaitan dengan lokasi dilaksanakannya upacara HUT RI mendatang.
-
Kapan Abdurrahman Baswedan mendapatkan gelar Pahlawan Nasional? Atas jasa-jasanya semasa hidup, ia diberi gelar Pahlawan Nasional oleh Presiden Joko Widodo pada 8 November 2018 di Istana Kepresidenan Jakarta.
"Alhamdulillah senang. Ngapain nyesel, malah bangga jadi pejuang," ujar nenek Rusmina di Panti Jompo Tresna Werdha Teratai Palembang, Kamis (13/8).
Rusmina mengatakan, dia mendapatkan suami orang Palembang dan tinggal di kota itu. Namun, di tahun 1962, suami tercinta meninggal dunia disusul anak semata wayangnya yang keburu dipanggil tuhan tahun 1965. Sejak itu, dia hidup sebatang kara tanpa arah.
Terlebih semua harta benda dan surat-surat tentang statusnya sebagai pejuang kemerdekaan hilang dicuri orang.
Untuk menyambung hidup, Rusmina berusaha mencari pekerjaan. Beruntung, ada seorang tentara berpangkat perwira menawarkan pekerjaan di salah satu bioskop di kawasan Jalan Letkol Iskandar Palembang. Di sana, dia bertugas sebagai tukang karcis masuk.
Tak lama, Rusmina di-PHK. Kemudian, dia bekerja lagi di bioskop yang lain di Jalan Jenderal Sudirman Palembang. Lagi-lagi, wanita kelahiran 22 Agustus 1916 itu harus menelan pil pahit karena masuk dalam daftar karyawan yang diberhentikan.
"Enak juga kerja di bioskop, bisa nonton film sepuasnya gratis pula. Lumayan dapat kerjaan," kata dia.
Pusing mencari pekerjaan, pejuang Rusmina memilih berdagang. Dia berjualan kemplang, makanan khas Palembang, di Pasar Cinde Palembang. Jarak tempat dagangannya itu dekat dengan tempat tinggalnya di sebuah gubuk reot di belakang pasar.
"Walaupun jelek, saya mengontrak. Uangnya dari hasil jualan kemplang," tuturnya.
Pada tahun 2009, Rusmina bertemu dengan seseorang dan mengajaknya tinggal di panti jompo milik Dinas Sosial Palembang. Sejak itu, dia tinggal bersama 63 penghuni panti. Dia ditempatkan di kamar berukuran 3x5 meter dengan satu tempat tidur.
"Orang di panti dulu manggil saya Mak Kemplang karena saya pernah jualan kemplang. Sekarang tidak lagi," pungkasnya.
(mdk/hhw)