Warga Malaysia Rela Bolak-Balik ke Singapura Tiap Hari Demi Bekerja dengan Gaji Rp34 Juta per Bulan
Pelemahan nilai tukar Ringgit dan perekonomian Malaysia mendorong warganya mencari pekerjaan di Singapura.
Pelemahan nilai tukar Ringgit dan perekonomian Malaysia mendorong warganya mencari pekerjaan di Singapura.
Warga Malaysia Rela Bolak-Balik ke Singapura Tiap Hari Demi Bekerja dengan Gaji Rp34 Juta per Bulan
Warga Malaysia Rela Bolak-Balik ke Singapura Tiap Hari Demi Bekerja dengan Gaji Rp34 Juta per Bulan
Sejak November 2023 hingga februari 2024 nilai Ringgit Malaysia berada dalam tren penurunan. Bahkan nilai tukar terhadap dolar Singapura sudah mencapai level terendah sejak Krisis Keuangan Asia pada akhir tahun 1990-an.
Tak hanya itu, inflasi Malaysia meningkat dari 1,5 persen menjadi 1,8 persen pada bulan februari lalu.
Melansir dari Channel News Asia (CNA) pada, Rabu (17/4), per tanggal 15 April mata uang Malaysia berada di level MYR4.778 terhadap dolar Singapura.
Situasi ekonomi negara membuat banyak warga Malaysia terutama daerah Johor Bahru yang memilih mencari pekerjaan di Singapura tahun 2024 ini.
Direktur agen perekrutan, Nala Employment, Jim Wee mengamati ada sekitar 50 persen peningkatan panggilan ke hotline dari warga Malaysia yang mencari pekerjaan.
Dari pengamatannya, ada peningkatan sekitar 30 persen lamaran pekerjaan dari warga Malaysia ke Singapura dalam 3 bulan terakhir.
Hal ini meningkat dibandingkan periode tahun lalu.
“Kami berpendapat bahwa daripada bekerja di pekerjaan yang sama dengan bayaran RM3.000 (Rp10.156.992) hingga RM6.000 (RP20.313.984), mereka mungkin juga bekerja di Singapura dengan gaji sekitar SGD3.000 (Rp35.707.424) hingga SGD6.000 (Rp71.414.794)”
kata Direktur Pelaksana, Zac Ng dikutip dari CMA pada Rabu (17/4).
Salah satu warga malaysia, Gunavathi Chinasamy, bekerja sebagai eksekutif admin di salah satu perusahaan Singapura.
Dia bahkan rela pulang-pergi dari Johor, Malaysia ke Singapura untuk bekerja.
merdeka.com
Setiap hari dia harus berada di Bea Cukai Johor Bahru 2 jam sebelum jam 10 pagi agar tepat waktu sampai ke kantornya di Singapura.
Untuk waktu pulang wanita berusia 29 tahun ini menghabiskan waktu 4 jam untuk sampai ke rumah. Jam 6 sore dari kantor lalu sampai rumahnya di Malaysia pukul 10 malam.
Gunavathi yang bekerja di agen tenaga kerja saat ini digaji sebesar SGD2.500 dan SGD2.800 setara dengan Rp29.772.075 hingga Rp33.344.724 per bulan.
Sedangkan di Malaysia untuk posisi serupa dia ditawari sekitar RM3.000 setara dengan Rp10.157.304
“Jika saya dibayar (lebih banyak) untuk jumlah energi dan upaya yang sama dengan yang saya lakukan saat bekerja hanya dengan melintasi suatu negara dua jam sebelumnya, saya rasa saya akan mengambil opsi itu,” kata Gunavathi kepada CNA.
Menurut para perekrut, banyaknya warga Malaysia yang mencari pekerjaan ke Singapura karena nilai tukar mata uangnya dan situasi ekonomi di negara asal.
Para pencari kerja dari malaysia biasanya menjelajahi banyak sektor di Singapura seperti ritel dan jasa makanan, manufaktur, teknik, industri dan teknologi serta kesehatan.
Selain itu alasan Singapura sering menjadi 'pilihan pertama' warga Malaysia untuk bekerja di luar negeri karena kemudahan perjalanan lintas negara.
Tak hanya itu perekonomian Singapura yang kuat, gaji yang lebih baik, peluang kerja dan peluang kerja yang lebih baik dan lingkungan kerja yang lebih menguntungkan.
Menurut laporan pasar tenaga kerja terbaru Kementerian Tenaga Kerja (MOM) yang dirilis pada bulan Maret menyatakan lapangan kerja di Singapura tumbuh sebesar 88.400 peluang.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 83.500 pekerjaan tersebut diberikan kepada non-penduduk dan khususnya di sektor konstruksi dan manufaktur.
Peningkatan terbesar dalam jumlah lapangan kerja asing terjadi karena jenis pekerjaan tersebut tidak masuk dalam jenis pekerjaan yang diinginkan warga Singapura.
Menanggapi pertanyaan dari CNA, MOM mengatakan bukan hal yang tidak terduga kalau Singapura akan terus mengalami mobilitas tenaga kerja yang tinggi antara kedua negara.
Mengingat lokasi geografis yang dekat, kemitraan perdagangan yang kuat, dan kesamaan budaya yang tinggi.
“Singapura berkomitmen untuk terbuka dan menyambut orang asing yang membawa keterampilan yang terbatas, untuk melengkapi tenaga kerja lokal kami,” kata seorang juru bicara.