Usul ekstrem Hendropriyono: Buat kontainer di tiap RT untuk orang mencurigakan
Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) AM Hendropriyono menyebut, terorisme merupakan musuh bersama. Dia dapat menyasar siapa saja, tak terkecuali anak-anak yang tidak berdosa.
Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) AM Hendropriyono menyebut, terorisme merupakan musuh bersama. Dia dapat menyasar siapa saja, tak terkecuali anak-anak yang tidak berdosa.
"Karena terorisme ini sasarannya tidak terbatas. Harus dijawab juga oleh suatu kekuatan yang tidak terbatas, yaitu kekuatan seluruh masyarakat bangsa Indonesia," ujar Hendropriyono di Gedung Sekar Wijaya Kusuma, Jakarta Timur, Minggu (13/5).
-
Kapan Pertempuran Surabaya terjadi? Tanggal 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan Nasional untuk mengenang jasa-jasa para pahlawan, terutama orang-orang yang terlibat dalam peristiwa Pertempuran Surabaya pada 10 November 1945.
-
Kapan pertempuran hebat di Surabaya terjadi? Pada hari ini tepat 78 tahun yang lalu terjadi pertempuran besar di Surabaya yang menewaskan sekitar 20.000 rakyat setempat.
-
Kenapa Soetomo berpesan untuk dimakamkan di Surabaya? Ia ingin dimakamkan di Surabaya agar senantiasa dekat dengan masyarakat kota itu.
-
Kapan Bumi terbentuk? Dengan mengukur usia bebatuan di bulan, dan meteorit yang ditemukan di Bumi, para ilmuwan memperkirakan Bumi terkonsolidasi 4,54 miliar tahun lalu.
-
Kapan Prabowo tiba di Sumatera Barat? Calon Presiden (Capres) nomor urut 2 Prabowo Subianto tiba di Bandara Internasional Minangkabau (BIM) Padang Pariaman pada Sabtu (9/12) pagi.
-
Apa yang menjadi ciri khas oleh-oleh dari Surabaya? Sambal Bu Rudy menjadi salah satu ikon oleh-oleh khas Surabaya.
Hendropriyono mengajak seluruh lapisan masyarakat hingga tingkat RT ikut melawan teroris. Jika menemukan orang yang patut dicurigai sebagai teroris, segera diamankan dan serahkan kepada pihak berwajib.
"Buat di RT itu kontainer-kontainer tempat tahanan sementara. Ini situasi-situasi tidak normal, jadi tidak ada apapun hukum berlaku di keadaan normal bisa tetap merekat di keadaan tidak normal," ucapnya.
Hal itu dilakukan sebagai langkah pencegahan. Dia mengibaratkan, mengamankan orang yang dicurigai sebagai teroris bagaikan menangkap pencopet di atas bus yang melaju. Tidak ada waktu untuk menunggu polisi datang.
Bahkan pada kasus bom bunuh diri di salah satu gereja di Surabaya, Jawa Timur yang diduga dilakukan seorang ibu dan anaknya, Hendropriyono 'menghalalkan' seandainya wanita itu ditembak mati ketika gerak-geriknya sudah dicurigai kuat.
"Meskipun teroris melakukan tindak pidana yang belum selesai, kalau secara hukum ditembak mati, salah. Tapi pegangan kita pada situasi goncang seperti ini, bukan hukum lagi," kata Hendropriyono.
Menurutnya, ada hukum baru pada situasi yang dianggap tidak normal ini. Yakni moral. "Dan yang seperti ini sah, karena ini tidak melanggar hukum, tidak juga melaksanakan hukum, tapi otomatis muncul hukum baru, yaitu hukum membunuh atau dibunuh. Yang membunuh ini orang banyak, tapi yang mati ini orang sedikit."
Politisi Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) itu mengatakan, aturan apapun tidak memiliki daya rekat apabila situasi tidak normal. Dan saat ini, ketika tiga gereja di Surabaya mendapat teror bom bunuh diri secara hampir bersamaan, dianggap sebagai situasi tidak normal.
Apalagi belum sepekan berlalu kerusuhan narapidana kasus terorisme Rutan Cabang Salemba di Mako Brimob, Depok menewaskan lima anggota Polri. Dan sehari berselang, satu anggota Polri tewas ditikam terduga teroris di lokasi yang sama.
"Masa kita yang banyak ini kalah sama yang sedikit, teroris ini. Dan kita dibunuh sedikit-sedikit, satu-satu. Jangan diam saja. Karena itu, ini mau selesai cepat atau lambat tergantung masyarakat," ucap Hendropriyono.
Reporter: Nafiysul Qodar
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Tinjau lokasi ledakan, Ketua DPD kutuk aksi teror di Rusun Wonocolo Sidoarjo
SBY: Beri kesempatan kepada aparat temukan dalang serangan teroris
Aksi heroik petugas keamanan gereja, tewas saat adang laju pelaku teror
Ledakan di Rusun Sidoarjo, polisi lumpuhkan pelaku yang memegang pemicu
Ledakan di rusun Sidoarjo, korban diduga kerabat pelaku bom gereja