26.415 Kontainer Tertahan di Pelabuhan, Begini Penjelasan Bea Cukai
Bea Cukai meminta Kemenperin bertanya langsung mengenai kejelasan container tertahan, ketimbang dijadikan pembahasan forum.
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) memberikan tanggapan terkait pernyataan Juru Bicara Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Febri Hendri Antoni Arif, yang mengkritik transparansi Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengenai 26.415 kontainer yang tertahan pada Mei 2024.
Direktur Komunikasi dan Bimbingan Pengguna Jasa Bea Cukai, Nirwala Dwi Heriyanto, merasa bingung atas pernyataan tersebut. Menurutnya, DJBC telah memberikan penjelasan lengkap mengenai isi kontainer melalui surat resmi.
Namun jika dirasa belum jelas atas isi kontainer itu, Nirwala pun mengundang pihak Kemenperin untuk mengajukan pertanyaan langsung jika ada yang kurang jelas.
"Kan awalnya beliau nanya isinya apa, yah kita jelasin dong, gitu aja. Yang ditanya isinya apa ya sudah kita kasih tahu berdasarkan port ekonomi kategori yang dipakai di kode HS supaya datanya sama ya sudah," kata Nirwala kepada media, Cikarang, Jawa Barat, Selasa (6/8).
Nirwala menegaskan apabila Kemenperin ingin melakukan pendalaman lebih lanjut terkait isi kontainer, seharusnya bisa saling berkomunikasi secara langsung. Dia menilai pentingnya komunikasi langsung antara DJBC dan Kemenperin untuk pendalaman isu terkait, alih-alih melalui forum publik.
"Kalau mau pendalaman ya sudah kita bicara, kenapa mesti bicara di forum," tegas Nirwala.
Sebagai informasi, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati belum transparan terkait isi 26.415 kontainer yang tertahan dan kemudian diloloskan dari pelabuhan pada bulan Mei 2024.
Febri menjelaskan padahal pihaknya membutuhkan informasi data tersebut secara detail untuk memitigasi dampak pelolosan 26 ribu kontainer tertahan tersebut pada industri.
"Sampai saat ini, kami belum bisa menyusun kebijakan atau langkah-langkah antisipatif pelolosan isi kontainer tersebut dari pelabuhan meski kinerja industri manufaktur dalam negeri telah turun pada bulan Juli 2024 berdasarkan IKI (Indeks Kepercayaan Industri) dan kontraksi berdasarkan Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur S&P Global," kata Febri dalam keterangannya, Selasa (6/8).
Febri menuturkan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang telah menerima surat balasan Menteri Keuangan yang disampaikan dan ditandatangani oleh Dirjen Bea dan Cukai.
Surat dari Dirjen Bea dan Cukai tersebut diterima tanggal 2 Agustus 2024, dua pekan sejak surat tersebut ditandatangani, tanggal 17 Juli 2024.
Namun, sayangnya data yang disampaikan pada surat tersebut tidak bisa kami gunakan untuk memitigasi dampak pelolosan puluhan ribu kontainer tersebut pada industri karena terlalu makro, tidak detail dan hanya sebagian.
"Kesannya ada data isi dari puluhan ribu kontainer tersebut yang disembunyikan," tegas dia.