Vasektomi Ganggu Performa Seks Pria, Mitos atau Fakta?
Layanan vasektomi dapat diakses oleh seluruh masyarakat secara gratis di semua fasilitas kesehatan (faskes).
Deputi Bidang Advokasi, Penggerakan, dan Informasi (Adpin) Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sukaryo Teguh Santoso menjawab anggapan program kontrasepsi atau keluarga berencana (KB) vasektomi mengganggu fungsi reproduksi pria.
Dia menegaskan, anggapan itu hanya mitos belaka. Faktanya, fungsi reproduksi pria tidak akan terganggu usai melakukan program kontrasepsi vasektomi.
"Ya masih ada anggapan di masyarakat kalau laki-laki ikut KB vasektomi jadi enggak bisa ereksi atau ejakulasi misalnya, padahal masih bisa, masih tulen, jos, enggak usah khawatir," kata Teguh usai puncak acara Hari Kontrasepsi Sedunia di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, Kamis (26/9).
Dia menjelaskan, tantangan meningkatkan kepesertaan KB vasektomi selama ini karena pemahaman masyarakat yang masih kurang, sehingga diperlukan komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) yang masif dan berkelanjutan oleh para kader dan tenaga kesehatan di lapangan.
"Memang karena kurangnya pemahaman juga tentang fungsi vasektomi, banyak juga yang tidak disetujui oleh pasangannya dan ini juga bagian dari kita untuk terus melakukan KIE. Namun, itu sudah bergerak dan strategi KIE ini digunakan akseptor KB sendiri agar lebih termotivasi," ujar dia.
Dia mencontohkan salah satu inovasi di Jawa Tengah yaitu 'Lanang Sejati’, di mana kelompok akseptor vasektomi laki-laki melakukan edukasi kepada rekan-rekannya yang lain untuk ikut ber-KB.
Teguh menegaskan, layanan vasektomi dapat diakses oleh seluruh masyarakat secara gratis di semua fasilitas kesehatan (faskes), bahkan disiapkan dana alokasi khusus untuk istirahat bagi suami selama tiga hari.
"Ya ada itu, jaminan hidup namanya, memang sudah disiapkan oleh pemerintah dan pelaksanaannya 100 persen gratis di setiap faskes. Setelah vasektomi, kan tidak melakukan apa-apa ya (istirahat) sehari sampai tiga hari dan ada kompensasi, itu disiapkan dari dana alokasi khusus yg diterima oleh kabupaten atau kota," paparnya.
Dia juga mengemukakan, proses vasektomi cenderung tidak menimbulkan rasa sakit dan pemulihannya relatif cepat.
"Namun memang sebaiknya istirahat, tetapi pemulihannya juga enggak lama, tiga hari juga sudah selesai," ucapnya, dikutip dari Antara.
Teguh juga menegaskan, proses vasektomi berbeda dengan khitan.
"Kalau khitan itu kan ujung penutup penisnya yang dibuang, sedangkan vasektomi, selama prosedur, vas deferens (saluran yang membawa sperma dari testis ke penis), dipotong atau disumbat," katanya.
Selain itu, menurut dia, tingkat perawatan vasektomi juga lebih mudah dan efektif untuk menekan angka kelahiran dalam jangka waktu yang lama.
"Tingkat operasinya lebih mudah meskipun seperti mini laparoskopi (operasi pada organ perut atau panggul), tetapi jauh lebih praktis laki-laki, dan laki-laki tingkat kesuburannya panjang, artinya sampai tua juga masih fertil, tetapi kalau perempuan kan dibatasi usia, 49 tahun rata-rata sudah menopause. Lebih efektif vasektomi sebenarnya," ucap Teguh.