Mengenal Vasektomi, Apakah Pria Masih Bisa Ereksi dan Ejakulasi Setelahnya?
Kontrasepsi vasektomi yang dikenal sebagai KB pria tidak memengaruhi ejakulasi dan ereksi.
Jumlah pria yang memilih kontrasepsi vasektomi masih lebih rendah dibandingkan wanita. Ada beberapa faktor yang menyebabkan hal ini, salah satunya adalah ketakutan akan dampak negatif terhadap kemampuan ereksi dan ejakulasi setelah prosedur.
Deputi Bidang Advokasi Penggerakan dan Informasi (Adpin) Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sukaryo Teguh Santoso menjelaskan bahwa anggapan tersebut tidak benar. Ia menegaskan bahwa vasektomi tidak akan mempengaruhi fungsi seksual.
-
Bagaimana vasektomi mempengaruhi fungsi seksual? Vasektomi tidak memengaruhi kinerja seksual atau libido pria.
-
Kenapa vasektomi tidak mempengaruhi libido pria? Mekanisme vasektomi tidak memengaruhi produksi hormon testosteron, libido, maupun kemampuan ereksi pria.
-
Bagaimana cara kerja vasektomi? Prosedur ini dilakukan dengan cara memotong dan mengikat saluran sperma (vas deferens), sehingga sperma tidak dapat keluar dari tubuh saat ejakulasi.
-
Apa itu vasektomi? Vasektomi adalah prosedur medis yang dilakukan pada pria untuk mencegah kehamilan secara permanen. Prosedur ini melibatkan pemotongan atau pengikatan saluran sperma (vas deferens) yang membawa sperma dari testis ke uretra. Dengan cara ini, sperma tidak dapat bercampur dengan cairan semen, sehingga ketika seorang pria ejakulasi, cairan yang keluar dari pria tidak mengandung sperma dan tidak dapat membuahi sel telur wanita.
-
Bagaimana vasektomi bekerja? Prosedur ini secara permanen menghentikan aliran sperma dari testis ke saluran reproduksi pria.
"Masih bisa ereksi dan ejakulasi, tidak perlu khawatir," tegas Teguh saat hadir dalam perayaan Hari Kontrasepsi Sedunia di Temanggung, Jawa Tengah, pada Kamis (26/9/2024) seperti dilansir dari Liputan6.com.
Selain adanya kesalahpahaman, rendahnya angka vasektomi di kalangan pria juga disebabkan oleh kurangnya pengetahuan mengenai prosedur ini. "Memang benar, kurangnya pemahaman tentang fungsi vasektomi menjadi salah satu penyebab. Banyak yang tidak mendapatkan dukungan dari pasangan. Ini juga menjadi tanggung jawab kita untuk terus melakukan KIE (komunikasi, informasi, dan edukasi)," tambah Teguh.
"Kami sudah mulai bergerak, strategi KIE ini dimanfaatkan oleh para akseptor untuk memotivasi diri mereka. Di Jawa Tengah, terdapat kelompok Lanang Sejati yang terdiri dari para akseptor laki-laki untuk melakukan KIE," imbuhnya.
Selain itu, kader juga dilibatkan dalam menyebarkan informasi mengenai kontrasepsi vasektomi. "Tentu saja, kader memiliki peran penting dalam melakukan KIE dan itu harus terus dilakukan."
Apa Saja Kendala dalam Pendidikan Mengenai Vasektomi?
Seperti yang telah diungkapkan oleh Teguh sebelumnya, pendidikan mengenai kontrasepsi pria, khususnya vasektomi, masih menghadapi berbagai tantangan akibat pemahaman yang salah mengenai manfaatnya.
"Ada anggapan bahwa jika pria ikut program KB, mereka tidak akan bisa ereksi, padahal itu tidak benar. Selain itu, ada juga anggapan bahwa pria bisa bebas beraktivitas tanpa risiko kehamilan, sementara istri mereka yang akan marah," ujarnya.
Terdapat juga informasi bahwa pria yang bersedia menjalani vasektomi akan menerima kompensasi setelah prosedur dilakukan. "Ya, itu adalah bentuk jaminan hidup. Pemerintah memang menyiapkan hal tersebut." imbuhnya.
Ia menambahkan bahwa ini merupakan bentuk dukungan hidup karena setelah menjalani vasektomi, pria disarankan untuk beristirahat sekitar tiga hari dan tidak bisa bekerja.
"Selama tiga hari itu, mereka tidak bisa melakukan aktivitas apapun, sehingga ada kompensasi yang disediakan dari dana alokasi khusus yang diterima oleh kabupaten dan kota. Mengingat target vasektomi yang terbatas dan tingginya minat, ada kemungkinan tidak semua peserta akan mendapatkan bagian." tambah Teguh.
Apakah Vasektomi Memerlukan Biaya?
Mengenai biaya vasektomi, Teguh menjelaskan bahwa prosedur ini tidak dikenakan biaya, alias gratis. "Pelaksanaannya sepenuhnya gratis di setiap fasilitas kesehatan (faskes)."
Kemudian, apakah vasektomi itu menyakitkan? "Tidak juga, tetapi sebaiknya beristirahat setelah operasi untuk mencegah infeksi dan hal-hal lainnya. Proses pemulihannya pun tidak lama, hanya sekitar tiga hari sudah bisa pulih."
Selain itu, Teguh menjelaskan bahwa vasektomi berbeda dengan khitan. Pada khitan, yang dipotong adalah kulit yang menutupi penis, sedangkan pada vasektomi, yang dipotong atau dihambat adalah saluran vas deferens, yaitu saluran yang menghubungkan testis ke penis untuk menyalurkan sperma.
"Ini berbeda (dari khitan), karena khitan berkaitan dengan (kulit) penis, sedangkan yang dihambat di sini adalah saluran vas deferens." ungkapnya.
Apakah Terdapat Kondisi Tertentu di mana Pria Sebaiknya Tidak Menjalani Vasektomi?
Menurut Teguh, terdapat beberapa keadaan di mana seorang pria sebaiknya tidak menjalani prosedur kontrasepsi vasektomi. Pertama-tama, jika istrinya sudah tidak subur, maka tidak ada alasan untuk menjalani vasektomi. "Tentu saja, jika istri sudah tidak subur lagi, untuk apa melakukan KB?"
Namun, dari segi kesehatan fisik, tidak ada kondisi khusus yang membuat vasektomi harus dihindari. "Tidak ada, secara fisik vasektomi aman. Hanya saja, ada batasan waktu, selama istri masih subur, suami sebaiknya menggunakan kontrasepsi. Tapi jika istri sudah menopause, untuk apa juga melakukan vasektomi?" tambah Teguh.
Ia juga menekankan bahwa vasektomi merupakan tindakan permanen dan sangat efektif dalam mencegah kehamilan.