Wali Kota Bekasi diundang Vatikan untuk bicara toleransi antar agama
Wali Kota Bekasi diundang Vatikan untuk bicara toleransi antar agama. Dia akan didampingi Yenny Wahid dan seorang pengamat atau pemerhati toleransi antar agama. Rahmat akan menyampaikan toleransi antar agama di Kota Bekasi.
Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mengaku mendapat undangan dari Vatikan pada 27 Mei 2017. Dia akan berangkat ke Vatikan setelah mendapat izin dari Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan. Dia mengaku tak sendirian, ditemani putri Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid yakni Yenny Wahid dan seorang pengamat atau pemerhati toleransi antar agama.
"Undangan dalam rangka toleransi antar umat beragama. Saya sebagai Wali Kota Bekasi dengan penduduk yang heterogen, akan menyampaikan toleransi antar agama di Kota Bekasi ke Vatikan," kata Rahmat, Selasa (7/3).
-
Kapan kerangka manusia ditemukan di Bekasi? Dia menjelaskan, kerangka manusia ditemukan di lahan Kosong Grand Wisata, Kampung Bulak Jambu, Tambun Selatan Kabupaten Bekasi pada pukul 17:00 WIB pada Rabu, 4 September 2024.
-
Dimana kerangka manusia ditemukan di Bekasi? Dia menjelaskan, kerangka manusia ditemukan di lahan Kosong Grand Wisata, Kampung Bulak Jambu, Tambun Selatan Kabupaten Bekasi pada pukul 17:00 WIB pada Rabu, 4 September 2024.
-
Apa yang ditemukan di Bekasi? Warga Bekasi digegerkan temuan kerangka manusia di sebuah lahan kosong. Polisi pun melakukan penyelidikan.
-
Kenapa Ngarak Panganten dilakukan di Bekasi? Tradisi Ngarak Panganten sendiri memiliki maksud yang baik bagi kedua pengantin, yakni mengenalkan pernikahan mereka sehingga tidak timbul fitnah.Ini sekaligus untuk menjunjung budaya lokal Betawi yang kental dan agamis.
-
Apa yang terjadi di gudang peluru di Bekasi? Gudang peluru di Bantargebang, Bekasi meledak. Api membumbung tinggi. Ledakan juga terjadi berkali-kali.
-
Apa itu Ngarak Panganten di Bekasi? Ngarak Panganten sendiri merupakan salah satu prosesi dari keseluruhan rangkaian pernikahan adat di Bekasi.Biasanya warga setempat bebas menentukan akan memakai adat Sunda atau Betawi yang sama-sama kental di sana. Terpenting, prosesi Ngarak Panganten harus dimasukkan sebagai salah satu urutan rangkaian pernikahan di wilayah Bekasi.
Rahmat mengaku selalu konsisten menjaga toleransi antar agama di Kota Bekasi. Bahkan, untuk mewujudkannya, Rahmat telah membentuk majelis umat sebagai perpanjangan dari Forum Komunikasi Umat Beragama. "Majelis umat adalah motor toleransi antar agama di Kota Bekasi," kata Rahmat.
Berdasarkan data diperoleh merdeka.com, pemeluk Islam di Kota Bekasi mencapai 2 juta, umat Katolik 65.000 orang, Budha 12.000 orang, Kristen Protestan 195.000 orang, Hindu 47.000 orang, dan Konghucu 196 orang.
"Kota Bekasi harus menjadi salah satu miniatur umat beragama, tidak ada lagi kaum minoritas atau mayoritas, semua warga mempunyai hak yang sama," ujar Rahmat.
(mdk/noe)