Warga Batam beli beras raskin dengan sampah
Program baru pertama kali diadakan di Batam untuk membantu masyarakat kurang mampu dalam membeli Raskin.
Ratusan warga Kelurahan Taman Baloi, Kecamatan Batam Kota, Kota Batam, Kepulauan Riau, membayar beras untuk warga miskin dengan sampah yang dikumpulkan warga di bank sampah.
"Bank sampah dianjurkan, sekarang sudah banyak anggotanya, dan bank sampah ini menghasilkan dana yang lumayan," kata Wakil Wali Kota Batam Amsakar Achmad di Batam, Rabu (13/4).
Bank sampah, kata Wakil Wali Kota, tidak hanya ramah lingkungan, namun juga memberikan tambahan penghasilan kepada masyarakat.
Lurah Taman Baloi, Dwiki Septiawan mengatakan hasil penjualan bank sampah masyarakat kelurahannya digunakan untuk membayar raskin dalam program Bayar Raskin dengan Sampah.
Program baru pertama kali diadakan di Batam untuk membantu masyarakat kurang mampu dalam membeli Raskin, sekaligus memasyarakatkan program Bank Sampah.
"Program ini inisiatif kelurahan, tidak ada kerja sama khusus antar Bagian Ekonomi sebagai penyalur Raskin dan Dinas Kebersihan dan Pertamanan, pembina Bank Sampah, diserahkan melalui kelurahan," papar Dwiki.
Dwiki menambahkan, dalam satu bulan, kelurahannya berhasil mengumpulkan sampah rata-rata sekitar lebih dua ton. Kemudian dijual kembali oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan ke perusahaan-perusahaan. Dari penjualan itu, Bank Sampah berhasil mengumpulkan dana sekira Rp 9 hingga Rp 10 juta.
"24 jenis sampah yang diterima, di antaranya karton, kardus, buku LKS, kertas HVS, Botol dan galon yang dibedakan dalam kategori bersih dan kotor," ujarnya dikutip dari Antara.
Di Kelurahan Taman Baloi, terdapat sebanyak 470 kepala keluarga yang mengikuti program bank sampah, dengan volume yang berbeda-beda.
Kelurahan tidak memaksakan masyarakat untuk mempergunakan dana Bank Sampahnya untuk membayar Raskin, melainkan membebaskannya untuk ditabung demi keperluan lain.
"Ada juga yang untuk Lebaran, Natalan, Tahun Baru. Tidak hanya menerima beras," pungkasnya.