Warga Belitung bakar lahan, 14 titik panas terdeteksi lagi di Babel
Kabut asap baru saja mereda, tapi perilaku membuka lahan dengan cara dibakar masih dilakukan warga.
Guyuran hujan di seluruh Indonesia telah berhasil meredam kebakaran lahan dan hutan (karlahut) yang telah menyengsarakan warga sepanjang tahun 2015. Namun, kejadian itu tak serta merta membuat warga berhenti melakukan pembakaran untuk membuka lahan baru.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pangkalpinang kembali mendeteksi 14 titik panas di Bangka Belitung. Dari pantauan satelit terra dan aqua menemukan peningkatan titik panas mengalami peningkatan dua titik.
"Meningkatnya jumlah titik panas ini dikarenakan kebakaran hutan dan lahan yang kebanyakan dilakukan secara sengaja oleh masyarakat, seperti membuka lahan dengan cara dibakar," kata staf Koordinator Unit Analisis BMKG Pangkalpinang Deas Achmad Rivai di Pangkalpinang, Kamis (5/11), demikian dilansir Antara.
Dia mengatakan, jumlah titik panas terbanyak berada di Kabupaten Bangka Selatan yang terpantau sebanyak sembilan titik. Antara lain Kecamatan Toboali sebanyak tiga titik dan Kecamatan Payung yang terdeteksi ada enam titik panas. Sisanya berada di Kabupaten Bangka Tengah sebanyak tiga titik panas yang terdeteksi di Kecamatan Koba.
"Sedangkan di Kabupaten Belitung dan Belitung Timur terpantau masing-masing satu titik panas yang tersebar di Kecamatan Membalong dan Kelapa kampit," ungkapnya.
Menurut dia, saat ini curah hujan di daerah Babel relatif rendah dengan kelembapan mencapai 95 persen sehingga banyak lahan yang mengalami kekeringan. Dia mengimbau masyarakat untuk tidak memicu terjadinya kebakaran, apalagi cuaca panas disertai dengan angin.
"Lahan kering ini rentan kebakaran jika tidak hati-hati. Apalagi jika perilaku pembakaran lahan masih dilakukan oleh masyarakat," pungkasnya.