Warga di Jember Aniaya Petugas untuk Rebut Jenazah Pasien Covid-19
Saat akan kembali ke markas, petugas BPBD lagi-lagi diadang warga. Sebagian di antaranya ada yang melemparkan batu ke mobil petugas.
Kasus kekerasan terhadap petugas pemakaman pasien covid-19 kembali terjadi. Kali ini di Jember, Jawa Timur. Warga desa mengadang petugas dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember yang akan memakamkan jenazah yang sudah terkonfirmasi positif Covid.
Selain merebut jenazah, warga juga melempari mobil petugas dengan batu dan menganiaya tiga orang petugas.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Apa itu virus? Virus adalah mikroorganisme yang sangat kecil dan tidak memiliki sel. Virus merupakan parasit intraseluler obligat yang hanya dapat hidup dan berkembang biak di dalam sel organisme biologis.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
-
Kapan virus menginfeksi sel inang? Virus dapat bertindak sebagai agen penyakit dan agen pewaris sifat. Dalam kehidupan sehari-hari, virus tidak lagi terdengar asing bagi kita. Bermacam-macam virus dapat menimbulkan berbagai penyakit pada tubuh manusia yang tidak diinginkan. Jika tubuh kita dalam kondisi menurun (lemah), maka kita dapat dengan mudah terserang penyakit atau virus. Virus dapat bertindak sebagai agen penyakit dan agen pewaris sifat. Sebagai agen penyakit, virus memasuki sel dan menyebabkan perubahan-perubahan yang membahayakan bagi sel, yang akhirnya dapat merusak atau bahkan menyebabkan kematian pada sel yang diinfeksinya. Sebagai agen pewaris sifat, virus memasuki sel dan tinggal di dalam sel tersebut secara permanen.
-
Bagaimana cara mencegah Covid Pirola? CDC menyarankan masyarakat untuk melindungi diri dari virus ini karena masih belum jelas tentang seberapa pesat varian ini dapat menyebar. Untuk itu, sebagai tindakan pencegahan masyarakat diminta untuk melakukan hal berikut:• Dapatkan vaksin Covid-19.• Jalani tes Covid.• Cari pengobatan jika Anda mengidap Covid-19 dan berisiko tinggi sakit parah• Jika Anda memilih untuk memakai masker, kenakan masker berkualitas tinggi yang pas di hidung dan mulut.• Tingkatkan ventilasi udara.• Selalu mencuci tangan usai beraktivitas.
-
Apa gejala Covid Pirola? Mengenai gejala yang ditimbulkan akibat infeksi Pirola, diketahui belum ada gejala yang spesifik seperti disampaikan ahli virologi dari Johns Hopkins University, Andrew Pekosz, dilansir dari Liputan 6.Namun, tetap saja ada tanda-tanda yang patut untuk Anda waspadai terkait persebaran covid Pirola. Apabila terkena COVID-19 gejala umum yang terjadi biasanya demam, batuk, sakit tenggorokan, pilek, bersih, lelah, sakit kepala, nyeri otot serta kemampuan indera penciuman berubah, maka gejala covid Pirola adalah sakit tenggorokan, pilek atau hidung tersumbat, batuk dengan atau tanpa dahak, dan sakit kepala.
“Pasien atas nama bu Anik itu sebelumnya sudah dirawat dan meninggal di Rumah Sakit Daerah (RSD) dr Soebandi Jember, dengan status terkonfirmasi positif Covid-19,” papar Moh Djamil, Plt Kepala BPBD Jember saat menggelar konferensi pers di Markas Komando (Mako) BPBD Jember pada Jumat (23/07).
Pasien tersebut meninggal pada Minggu (17/07) malam lalu, sekitar pukul 19.00 WIB. BPBD Jember sebenarnya sudah memenuhi permintaan keluarga agar pengantaran dan pemakaman jenazah diprioritaskan.
“Jadi sudah disetujui oleh keluarga. Kami dihubungi oleh Camat Pakusari dan juga warga, meminta agar pemakaman dipercepat,” lanjut Djamil.
Namun naas, saat baru tiba di pemakaman yang ada di Desa Jatian, petugas justru disambut oleh adangan warga.
“Saat petugas kami tiba, warga sudah ramai dan kondisi sudah memanas. Mereka meminta agar jenazah diserahkan kepada mereka untuk dimandikan ulang,” tutur Djamil.
Permintaan warga itu sempat ditolak petugas. Mereka menjelaskan, bahwa niat warga itu berbahaya bagi mereka sendiri karena bisa menularkan virus. Selain itu, jenazah sebelumnya sudah dimandikan sesuai ajaran agama, oleh petugas khusus menggunakan APD yang telah terlatih sesuai fatwa MUI terkait pemulasaraan jenazah pasien Covid-19.
Namun, warga tetap ngotot ingin merebut jenazah. Karena kalah jumlah, petugas akhirnya mengalah dengan menyerahkan jenazah kepada warga. “Setelah jenazah diberikan, kami tidak tahu lagi seperti apa. Kalau dibuka, memang bisa berbahaya untuk menularkan virus,” ujar Djamil.
Saat akan kembali ke markas, petugas BPBD lagi-lagi diadang warga. Sebagian di antaranya ada yang melemparkan batu ke mobil petugas. “Kami sulit memahami, mengapa warga memiliki pemahaman seperti ini. Petugas kami hanya menjalankan tugas sesuai persetujuan keluarga. Kalaupun tidak setuju, mestinya dibicarakan baik-baik,” papar Djamil.
Suasana malam itu semakin panas. Sebagian warga ada yang menghadang menggunakan motor, ada juga yang berjalan kaki. “Karena suasana malam tidak tahu siapa yang membawa alat pemukul dan petugas kami ada yang dilempar batu," ujar Djamil.
Tim pemakaman jenazah Covid-19 BPBD Jember yang bertugas di Desa Jatian malam itu berjumlah 9 orang. Terdiri dari petugas organik BPBD dan dibantu relawan. Salah satu relawan adalah Nawawi yang merupakan aktivis senior Gerakan Pramuka di Jember.
“Ada dua petugas kami yang kena lemparan batu, satu lagi dianiaya. Yakni Pak Nawawi yang sebenarnya berniat baik-baik untuk memberi penjelasan kepada warga. Pak Nawawi ini hubungannya selama ini baik dengan kami, sehingga bersedia membantu pemakaman,” jelas Djamil.
Warga yang emosi, menarik tangan Nawawi yang sudah berusia paruh paya. Lalu Nawawi didorong hingga jatuh ke tanah
Insiden itu sangat disesalkan oleh BPBD Jember. Menurut Djamil, petugasnya selama masa pandemi ini sudah bekerja keras untuk melaksanakan protokol kesehatan, termasuk pemakaman jenazah. Tujuannya agar memutus mata rantai penyebaran covid-19.
“Sampai dini hari pun, petugas kami masih bekerja ke pelosok desa. Kita tidak minta rasa belas kasihan kepada siapapun. Tetapi masyarakat mohon memahami bahwa kami hanya menjalankan tugas. Petugas kami tidak punya niat jelek. Bahkan mereka membantu keluarga. Tidak apa-apa tidak menyampaikan terima kasih, tapi jangan sampai melakukan upaya yang tidak lazim seperti penganiayaan,” pungkas Djamil.
Baca juga:
VIDEO: Pasutri Dihajar Satpol PP Dilaporkan ke Polisi, Dianggap Bohong Soal Kehamilan
Dituding Sebar Hoaks Kehamilan, Pasutri Korban Pemukulan Satpol PP Gowa Dipolisikan
Dipukul Pengamen saat Razia, Anggota Satpol PP Depok Lapor Polisi
Penganiaya Perawat RS Siloam Palembang Dituntut 2 Tahun Penjara
Kasus Penganiayaan Pelayan kafe, Pengusaha Travel di Riau Laporkan Balik ke Polisi
Momen Satpol PP Arogan Digiring ke Tahanan, Tertunduk Lesu