Warga Lereng Merapi Dievakuasi di TPPS Tlogolele Boyolali Antisipasi Erupsi
Kepala Desa Tlogolele, Sungadi, menjelaskan permukiman warga Dukuh Stabelan dan Takeran masuk Kawasan Rawan Bencana (KRB) III atau jaraknya sekitar 3 hingga 3,5 kilometer dari puncak.
Puluhan warga lereng Gunung Merapi yang rentan dan balita dievakuasi ke tempat penampungan pengungsian sementara (TPPS) di Desa Tlogolele Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Evakuasi ini dilakukan sebagai antisipasi jika Merapi mengalami erupsi sewaktu-waktu.
Menurut Solekan, salah satu tokoh masyarakat juga sukarelawan Desa Tlogolele Boyolali, mengatakan ada 50 jiwa, baik lansia, ibu hamil, maupun balita dievakuasi.
-
Kapan Gunung Merapi meletus? Awan panas guguran itu terjadi pukul 20.26 WIB yang mengarah ke barat daya (Kali Bebeng) arah angin ke timur.
-
Kapan Agro Wisata Bhumi Merapi buka? Tempat ini buka mulai pukul 09.00 hingga pukul 17.00 WIB setiap hari.
-
Di mana letak Agrowisata Bhumi Merapi? Ini merupakan tempat wisata edukasi yang terletak di lereng Gunung Merapi.
-
Kapan Gunung Semeru meletus? Gunung Semeru terus bergejolak dalam beberapa pekan terakhir. Terbaru gunung tertinggi di Pulau Jawa itu kembali erupsi pada Minggu (31/12) dini hari. Letusannya disertai lontaran abu yang mengarah ke arah selatan dan barat daya.
-
Apa yang terlihat meluncur dari kawah Gunung Merapi? Semakin dekat ke puncak, terlihat sebuah guguran lava meluncur dari kawah dengan batu-batunya yang masih merah memancarkan nyala api.
-
Apa yang diyakini sebagai pusat kerajaan makhluk halus Gunung Merapi? Mitos Keraton di Gunung Merapi menggambarkan adanya sebuah istana gaib yang terletak di kawah gunung. Menurut kepercayaan masyarakat setempat, tempat ini sangat sakral dan angker, dianggap sebagai pusat kerajaan makhluk halus Gunung Merapi.
"Jumlah warga Stabelan dan Takeran Desa Tlogolele yang dievakuasi masih dapat bertambah karena kegiatan masih berlangsung hingga sekarang. Kami berharap Merapi tetap aman," katanya. Demikian dikutip dari Antara, Senin (9/11).
Solekan memastikan proses evakuasi warga ke TPPS Tlogolele tetap menerapkan protokol kesehatan. Tim relawan desa dan petugas gabungan baik dari BPBD, TNI dan polisi terus memberikan pendampingan.
Bahkan, tim sukarelawan desa sebelumnya telah melakukan pembenahan di gedung TPPS Tlogolele dengan membuat sekat-sekat sesuai protokol kesehatan kesehatan untuk mengantisipasi pencegahan penyebaran Covid-19.
"Penyekatan ruangan tempat pengungsian sementara dengan papan tiplek sehingga warga bisa menjaga jaran antara satu keluarga dengan yang lainnya," kata Solekan.
Kepala Desa Tlogolele, Sungadi, menjelaskan permukiman warga Dukuh Stabelan dan Takeran masuk Kawasan Rawan Bencana (KRB) III atau jaraknya sekitar 3 hingga 3,5 kilometer dari puncak.
Oleh karena itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Boyolali memerintahkan agar warga yang rentan di daerah KRB III termasuk Stabelan dan Takeran untuk dievakuasikan ke bawah atau di TPPS Tlogolele.
"Jumlah data yang dievakuasi masih sekitar 50 orang dan ini masih bisa bertambah karena masih ada warga yang diturunkan ke TPPS hingga sekarang," kata Sungadi.
Tim gabungan baik dari BPBD Pemkab Boyolali, PMI, Dinkes, TNI, polisi, sukarelawan desa dan kecamatan telah menyiapkan semuanya termasuk dapur umum untuk para pengungsi.
Komandan Kodim 0724/Boyolali, Letkol (Inf) Aris Prasetyo, di lokasi pengungsian Desa Tlogolele mengatakan pihaknya telah menurunkan anggotanya dan mengirim bantuan sembako.
"Kegiatan evakuasi bagi warga yang rentan dan balita terutama di daerah KRB III erupsi Merapi yakni Dukuh Stabelan dan Takeran," kata Dandim.
Warga sudah mengetahui bagaimana yang harus dilakukan dan menuju ke mana jika terjadi erupsi Merapi ke tempat penampungan pengungsian sementara (TPPS) Desa Tlogolele Kecamatan Selo Boyolali.
Baca juga:
Penuh Keceriaan, Ini yang Dilakukan Ganjar Pranowo di Lokasi Pengungsian Merapi
Warga Lereng Merapi Mengungsi di Bilik Kayu
Merapi Siaga, Pemkab Boyolali Siapkan Tempat Pengungsian dan 100 Ribu Masker
Memantau Aktivitas Vulkanik Gunung Merapi
Kepala BNPB Tak Ingin Ada Klaster Baru di Pengungsian Korban Erupsi Merapi
Cegah Covid-19, Barak Pengungsi Gunung Merapi di Glagaharjo Dipisah Sekat Kayu