Warga temukan lempengan batu diduga peninggalan Kerajaan Kahuripan
Struktur lempengan batu dipercaya sebuah situs, ditemukan sepanjang aliran sungai batu piring, perbukitan Asmoro, Lereng Gunung Anjasmoro, Desa Begagan Limo, Mojokerto, Jawa Timur. Masyarakat Desa setempat memercayai, batuan andesit ini, merupakan situs peninggalan zaman Kerajaan Kahuripan, Prabu Airlangga.
Struktur lempengan batu dipercaya sebuah situs, ditemukan sepanjang aliran sungai batu piring, perbukitan Asmoro, Lereng Gunung Anjasmoro, Desa Begagan Limo, Mojokerto, Jawa Timur. Masyarakat Desa setempat memercayai, batuan andesit ini, merupakan situs peninggalan Kerajaan Kahuripan, Prabu Airlangga, sebelum Zaman Majapahit.
Batu dengan struktur tumpukan lempengan setebal 5 cm, ini terletak di sisi selatan Dusun Begagan, Desa Begagan Limo. Tumpukan lempengan batu tertata di sepanjang aliran sungai batu piring mengalir dari timur ke barat, di perbukitan lereng Gunung Anjasmoro. Sisi utara terdapat tebing batu membentang sepanjang sekitar 30 meter dengan ketinggian sekitar 5 meter. Tebing batu ini, tampak seperti tumpukan lempengan batu yang tertata rapi.
Sementara di sisi selatan aliran sungai, di kaki Bukit Asmoro, terdapat tumpukan lempengan batu menyerupai candi. Tampak tanah bukit terkikis longsoran, terlihat tupukan lempengan batu setinggi 30 meter dengan kemiringan 45 derajat. Struktur batu ini, berada di bawah permukaan tanah bukit sedalam 2 meter.
Di sepanjang aliran sungai batu piring yang mengalir dari atas bukit asmoro menuju perkampungan warga, sepanjang sekitar 100 meter banyak air terjun dengan ketinggian 1 meter hingga 5 meter. struktur bebatuan di beberapa air terjun tumpukan lempengan batu.
-
Apa yang dulunya disebut Begraafplaatsen Mojokerto? Mengutip Instagram @ceritamojokerto, bangunan ini dulunya dikenal dengan nama Begraafplaatsen Mojokerto atau gerbang pemakaman di Mojokerto. Nama lain dari gapura ini adalah Sekar Putih.
-
Apa saja peninggalan sejarah yang ditemukan di situs Marroquíes Bajos? Situs ini seluas 75 hektar, di mana terdapat sisa-sisa dari periode Kalkolitik hingga Iberia, Romawi, Visigoth, dan Islam.
-
Bagaimana sejarah Museum di Puro Mangkunegaran? Museum ini terletak tak jauh dari Balai Kota Solo, berdasarkan sejarahnya, museum ini sudah dibangun sejak tahun 1867 dan dulunya digunakan sebagai kantor untuk De Javasche Bank Agentschap Soerakarta.
-
Kenapa Candi Jolotundo di Mojokerto menjadi tempat wisata yang menarik untuk penggemar sejarah? Candi ini diketahui menjadi saksi bisu dari sejarah Kerajaan Majapahit dan Mojokerto.Wisata ini sangat cocok bagi Anda yang menggemari wisata edukasi dan sejarah nusantara.
-
Apa yang ditemukan di hutan jati Mojokerto? Di kawasan hutan jati tersebut ditemukan sejumlah benda yang diduga peninggalan era kerajaan, seperti pecahan cangkir gerabah, bata merah, hingga cerupak (lampu ublik kuno).
-
Di mana sejarah terasi dapat ditelusuri? Sejarah terasi di kawasan Cirebon dapat ditelusuri hingga masa kekuasaan Pangeran Cakrabuana, yang memainkan peran penting dalam perkembangan kawasan tersebut.
Menurut Sauji, tokoh masyarakat Dusun Begagan, Desa Begagan Limo, mengatakan, tebing batu yang berada di sisi utara sungai sebelumnya dikira masyarakat batu biasa yang retak karena faktor alam. Sebab bebatuan sebagian tertutup tanah dan semak semak. Namun setelah banjir dua pecan lalu, terlihat banyak lempengan batu seperti ditata.
"Warga belum tau batu apa itu, tapi diyakini situs peninggalan zaman Raja Airlangga sebelum Kerajaan Majapahit," kata Sauji, Sabtu (8/4).
Keyakinan warga ini karena di sebelah sungai batu piring terdapat situs Watu Banjik, sebelumnya sudah ditetapkan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur menjadi cagar budaya. Situs Watu Banjik ini bentuknya seperti umpak, lumping dan batu lonjong. Puluhan batu situs ini terdapat di lahan berukuran 4 x4 meter di pinggir Sungai Begagan.
"Kami yakin, batu piring ini merupakan situs purbakala, karena disebelah selatan sekitar 100 meter ada situs Watu Banjik," terang Sauji.
Menurut Sauji, warga membersihkan tatanan lempengan batu piring yang tertutup tanah dan semak belukar. Pihak Desa juga sudah berkoordinasi dengan BPCB jawa Timur yang ada di Trowulan, supaya segera mengecek temuan ini, apakah benar situs atau hanya batu biasa.
"Kalau itu memang benar sebuah situs purbakala, warga ingin mengelola sebagai wisata budaya yang bisa dipakai sara belajar sejarah bagi generasi muda sekarang ini," terang Sauji.
Baca juga:
Warga temukan lempengan batu diduga peninggalan Kerajaan Kahuripan
Benda kuno hilang di Museum Sang Nila harganya tak ternilai
Arkeolog Irak temukan sarkofagus peninggalan Kekaisaran Asyur
Arkeolog Irak temukan sarkofagus peninggalan Kekaisaran Asyur
Naskah kuno Yahudi dari abad ke-16 dipamerkan di museum Meksiko
Kisah muram di balik 7 kota dan desa mati paling tragis sedunia